ada anekdote :
suatu ketika sang kyahi ponpes tanya kepada santriwati sehubungan dengan fatwa 
haramnya MUI tentang Rebonding. Apa sih rebonding itu ??, santriwatinya 
menjawab, "rebonding itu meluruskan rambut, pak Kyahi". Maka esoknya ketika 
sang Kyahi memimpin shalat berjamaah, berkata, "isthawwu dan was taqimuu, para 
jamaah shaf-shaf supaya direbonding".............................

Wassalam
Abdul Mu'iz

--- Pada Rab, 3/2/10, aldiy <al...@yahoo.com> menulis:

Dari: aldiy <al...@yahoo.com>
Judul: [wanita-muslimah] Re: Pakar: Indonesia Tak Memerlukan Pluralisme
Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 3 Februari, 2010, 12:26 PM







 



  


    
      
      
      Untuk ke arah itu MUI kan mestinya membuka pintu dialog, nggak main 
haramin saja.  Pertanyaan selanjutnya, apakah MUI maupun ulama2 kita yang 
kebanyakannya tradisional, mempunyai kecenderungan sikap untuk berdialog?  
Kayaknya kurang deh, padahal mengeluarkan fatwa seperti itu berbahaya, yaitu 
mendorong kita ke arah bipolar, dimana gawang masing2 dijaga ketat oleh mbah 
HMNA dan mbah Dulatif..:-(



salam

Mia



--- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, Abdul Muiz <mui...@...> wrote:

>

> Mas Dwi,

> 

> Diana L Eck menyampaikan empat point pluralism :

> - Pertama, pluralisme adalah keberagaman tidak sendirian, tapi energik 
> keterlibatan dengan keanekaragaman

> - Kedua, pluralisme bukan hanya sekedar toleransi, tetapi aktif mencari 
> pemahaman melintasi garis perbedaan.

> - Ketiga, pluralisme bukan relativisme, tetapi komitmen perjumpaan.

> - Keempat, pluralisme didasarkan pada dialog.

> (cek sumbernya di http://pluralism. org/pages/ pluralism/ what_is_pluralis m)

> 

> Mungkin kalau MUI menyepakati konsep pluralism yang ditawarkan Diana L Eck, 
> fatwanya akan lain :)

> 

> Wassalam

> Abdul Mu'iz

> 

> --- Pada Rab, 3/2/10, Dwi Soegardi <soega...@.. .> menulis:

> 

> > Dari: Dwi Soegardi <soega...@.. .>

> > Judul: Re: [wanita-muslimah] Pakar: Indonesia Tak Memerlukan Pluralisme

> > Kepada: wanita-muslimah@ yahoogroups. com

> > Tanggal: Rabu, 3 Februari, 2010, 11:37 AM

> > Mas Muiz,

> > 

> > kalo tidak salah Diana L Eck merumuskan tiga poin penting

> > ttg pluralisme:

> > - pluralisme bukan (sekedar) toleransi ataupun pluralitas

> > pasif,

> > - pluralisme bukan relativisme ataupun sinkretisme,

> > - satu lagi apa ya, lupa hehehe

> > 

> > maksudnya pluralis bukan berarti membenarkan semua agama,

> > mencampuradukkan

> > praktek ibadah,

> > bukan pula sekedar toleransi menghormati keyakinan

> > masing-masing,

> > tetapi harus ada "interaksi," upaya saling memahami satu

> > sama lain.

> > 

> > pokoke susah deh mengungkapkan dengan kata-kata ilmiah,

> > tapi kalo rajin diskusi di WM ini jadi lebih cepet

> > ngertinya :-)

> > Dua uraian tentang pluralisme yang paling mudah dimengerti,

> > yang pernah saya

> > baca di milis WM ini

> > pertama oleh ustadzah Anita Tamara, (ke mana ya

> > sekarang?),

> > kedua oleh ustadz Ary SP.

> > Silakan dicari di arsip milis ini.

> > Saya malah belum pernah menemukan uraian yang bagus di

> > milis JIL, maupun

> > milis pluralisme ICRP.

> > Apalagi di milisnya Abah HMNA :-), meskipun menjejerkan

> > puluhan istilah

> > keren: modernisme, posmo, positivisme, ...., mboh apa pula

> > itu.

> > 

> > salam,

> > 

> > 





    
     

    
    


 



  






      Terhubung langsung dengan banyak teman di blog dan situs pribadi Anda? 
Buat Pingbox terbaru Anda sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke