http://www.ambonekspres.com/index.php?act=news&newsid=28740

      Jumat, 05 Mar 2010, | 11 

      Kapolda : Sudah Diseting untuk Menjatuhkan Saya
      Wisma HMI dan Kantor Polsek Rusak Parah 
     
     
      Makasar, AE.- Imbas penyerangan oleh oknum anggota Densus 88 dan 
pemukulan terhadap belasan pengurus HMI Cabang Makassar, menyebabkan aksi 
demonstrasi besar-besaran mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi Kamis, 4 
Maret. Ada dua titik demo yang berujung bentrok.

      Dua titik bentrokan melibatkan mahasiswa dengan polisi yang dibantu 
masyarakat, terjadi di depan Wisma HMI Jalan Botolempangan dan depan kampus 
Universitas Islam Negeri (UIN) Jalan Sultan Alauddin. Khusus di Jalan 
Botolempangan, aksi demonstrasi berakhir dengan dirusaknya Wisma Himpunan 
Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Makassar.

      Pengrusakan dilakukan polisi berpakaian preman dibantu masyarakat 
menggunakan batu, sekira pukul 13.45 Wita. Selain merusak wisma berikut 
inventarisnya seperti komputer, 27 unit motor milik pengurus HMI yang terparkir 
di depan dan gudang wisma dirusak massa menggunakan parang. 

      Pemicu pengrusakan Wisma HMI, dipicu oleh ulah sekira 50-an orang 
pengurus HMI Cabang Makassar merusak kantor Polsekta Ujungpandang yang letaknya 
tak jauh dari Wisma HMI. Lemparan batu mahasiswa menyebabkan kaca kantor 
polsekta pecah.

      Tak terima kantornya dirusak, anggota Polsekta Ujungpandang dibantu 
masyarakat sekitar lalu mengejar mahasiswa dan melemparinya dengan batu. Aksi 
saling lempar pun berlangsung sekira 15 menit. Bantuan personel dari 
Polwiltabes Makassar, membuat mahasiswa semakin terdesak dan memilih mundur.

      Serangan polisi dan masyarakat membuat mahasiswa dari berbagai perguruan 
tinggi yang tergabung di HMI Cabang Makassar langsung kocar-kacir. Melihat 
Wisma HMI kosong melompong, massa pun langsung melemparinya dengan batu. Tak 
lama berselang, sebanyak 15 pengurus HMI ditemukan bersembunyi di belakang 
wisma dan langsung didata.

      Setelah didata, ke-15 pengurus HMI tersebut pun langsung dibawa ke 
Polwiltabes Makassar menggunakan mobil taktis. Ke-15 mahasiswa yang ditahan 
adalah Muchtar, Jumadin, Idris, Firman, Handi, Rifaldi, Asri, Ramadhan, 
Jumriawan, Agus, Sarjan, Sumardi, Akbar, Reski, dan Tolib. Salah satu mahasiswa 
Tolib, mengalami luka di bagian bibir bawah.

      Sekira 30 menit setelah pengrusakan Wisma HMI Cabang Makassar, 
Koordinator Alumni HMI yang juga anggota DPRD Sulsel, Adil Patu langsung 
meninjau Wisma HMI. Adil sangat menyesalkan ulah represif aparat yang merusak 
wisma.

      "Polisi harus bertanggung jawab dan mengganti semua kerusakan di Wisma 
HMI. Mestinya polisi bisa menahan diri dan tidak melakukan pengrusakan," kecam 
Adil.

      Sesaat setelah Adil tiba di Wisma HMI, Kapolda Sulselbar Inspektur 
Jenderal Polisi Adang Rochjana dan Kapolwiltabes Makassar, Komisaris Besar 
Polisi Gatta Chairuddin, juga tiba di lokasi. Saat digelar negosiasi di ruangan 
tengah wisma, beberapa pengurus HMI terlihat emosi dan berorasi di bagian depan 
wisma sambil memukul kaca.

      Sementara itu kerusuhan dalam aksi demontrasi mahasiswa di depan Wisma 
HMI Jalan Botolempangan, dan depan kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Jalan 
Sultan Alauddin, dinilai sudah sengaja disetting atau diatur sedemikian rupa. 
Tujuannya, untuk menjatuhkan Kapolda Sulselbar Irjen Pol Adang Rochjana dari 
jabatannya. 

      Pengakuan blak-blakan ini dilontarkan Kapolda Adang Rochjana, saat 
berdialog dengan mahasiswa di Wisma HMI Cabang Makassar Jalan Botolempangan, 
sore kemarin. Kapolda mengaku sangat terpukul dengan adanya pengrusakan Wisma 
HMI dan mengaku memang ada oknum tertentu yang ingin menjatuhkannya.

      "Sejak awal saya sudah menduga, kasus penyerangan Wisma HMI Cabang 
Makassar ini sudah disetting untuk menjatuhkan saya. Buktinya, persoalan 
pribadi tapi merembet ke bentrok antara HMI dan polisi," beber Adang.

      Persoalan pribadi dimaksud menurut Adang, melibatkan salah seorang 
mahasiswa Universitas 45, Azhary Setiawan alias Kama Cappi, 35, dengan anggota 
Densus 88 Anti Teror, Aiptu Sutriman. Penyebabnya, Kama Cappi diduga 
melontarkan kata-kata kotor terhadap Sutriman saat mengamankan aksi demonstrasi 
di depan kampus Universitas 45 Jalan Urip Sumoharjo.

      Karena dikejar oleh Sutriman, Kama Cappi lalu berlari ke Wisma HMI. "Nah, 
karena mencari Kama Cappi anggota langsung masuk ke Wisma HMI. Dari sinilah 
kemudian timbul gesekan antara polisi dan mahasiswa," kata Adang.

      Meski begitu, Kapolda berjanji menindak tegas anggotanya yang terbukti 
melakukan tindakan represif dengan sanksi berat berupa pemecatan. "Anggota yang 
terbukti menyerang Wisma HMI dan memukuli mahasiswa tentu akan diberi sanksi. 
Kalau perlu dipecat," tegas Adang. (ram) 



[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke