----- Original Message ----- 
From: "sunny" <am...@tele2.se>
To: <Undisclosed-Recipient:;>
Sent: Saturday, March 06, 2010 05:35
Subject: [wanita-muslimah] Wisma HMI dan Kantor Polsek Rusak Parah

http://www.ambonekspres.com/index.php?act=news&newsid=28740

      Jumat, 05 Mar 2010, | 11 

      Kapolda : Sudah Diseting untuk Menjatuhkan Saya
      Wisma HMI dan Kantor Polsek Rusak Parah 
     
      Makasar, AE.- Imbas penyerangan(*) oleh oknum anggota Densus 88 dan 
pemukulan terhadap belasan pengurus HMI Cabang Makassar, menyebabkan aksi 
demonstrasi besar-besaran mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi Kamis, 4 
Maret. Ada dua titik demo yang berujung bentrok.
#########################################################################################
(*)
Geromblan pengacau yang menyerang itu, yakni: seorang dari anggota Densus 88 
anti terror Aipda Sutriman, dan tiga orang dari anggota Polwiltabes Makassar 
masing-masing AKP Elyasar Kiding, Aiptu Kanafi dan Briptu Sardi. Patut diduga 
itu sebuah skenario untuk membenturkan mahasiswa vs polisi untuk mengalihkan 
focus perhatian mahasiswa dan masyarakat dalam hal mengawal keputusan DPR yang 
menetapkan memilih opsi C ttg skandal Bank Century. 
HMNA
#########################################################################################
 

      Dua titik bentrokan melibatkan mahasiswa dengan polisi yang dibantu 
masyarakat(**), terjadi di depan Wisma HMI Jalan Botolempangan dan depan kampus 
Universitas Islam Negeri (UIN) Jalan Sultan Alauddin. Khusus di Jalan 
Botolempangan, aksi demonstrasi berakhir dengan dirusaknya Wisma Himpunan 
Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Makassar.
##########################################################################################
(**)
Ini adalah preman binaan binaan oleh perancang skenario pembenturan mahasiswa 
vs polisi di kedua titik bnetrokan tsb. Preman binaan tsb berasal BUKAN dari 
pemukim di sekitar Wisma HMI dan kampus UIN, tetapi dikerahkan dari tempat 
lain. Dalam penyerangan terhadap mahasiswa di depan kampus Universitas Islam 
Negeri (UIN) Jalan Sultan Alauddin, preman binaan itu maju di depan dijadikan 
tameng polisi, dan ini juga dapat disaksikan di layar TV-One dan Metro.
HMNA
##########################################################################################


      Pengrusakan dilakukan polisi berpakaian preman dibantu masyarakat 
menggunakan batu, sekira pukul 13.45 Wita. Selain merusak wisma berikut 
inventarisnya seperti komputer, 27 unit motor milik pengurus HMI yang terparkir 
di depan dan gudang wisma dirusak massa(***) menggunakan parang. 
#######################################################################################
(***)
Massa ini terdiri dari polisi berpakaian preman dan preman binaan
HMNA
########################################################################################

      Pemicu pengrusakan Wisma HMI, dipicu oleh ulah sekira 50-an orang 
pengurus HMI Cabang Makassar merusak kantor Polsekta Ujungpandang yang letaknya 
tak jauh dari Wisma HMI. Lemparan batu mahasiswa menyebabkan kaca kantor 
polsekta pecah.

      Tak terima kantornya dirusak, anggota Polsekta Ujungpandang dibantu 
masyarakat sekitar lalu mengejar mahasiswa dan melemparinya dengan batu. Aksi 
saling lempar pun berlangsung sekira 15 menit. Bantuan personel dari 
Polwiltabes Makassar, membuat mahasiswa semakin terdesak dan memilih mundur.

      Serangan polisi dan masyarakat membuat mahasiswa dari berbagai perguruan 
tinggi yang tergabung di HMI Cabang Makassar langsung kocar-kacir. Melihat 
Wisma HMI kosong melompong, massa pun langsung melemparinya dengan batu. Tak 
lama berselang, sebanyak 15 pengurus HMI ditemukan bersembunyi di belakang 
wisma dan langsung didata.

      Setelah didata, ke-15 pengurus HMI tersebut pun langsung dibawa ke 
Polwiltabes Makassar menggunakan mobil taktis. Ke-15 mahasiswa yang ditahan 
adalah Muchtar, Jumadin, Idris, Firman, Handi, Rifaldi, Asri, Ramadhan, 
Jumriawan, Agus, Sarjan, Sumardi, Akbar, Reski, dan Tolib. Salah satu mahasiswa 
Tolib, mengalami luka di bagian bibir bawah(****).
######################################################################
(****)
Yang jadi eksekutor di Polwiltabes Makassar tsb yaitu Briptu Sardi salah 
seorang di antara gerombolan pengacau yang dikepalai oleh anggota Densus 88 
anti terror Aipda Sutriman yang menyerang Wisma HMI.
HMNA
######################################################################


      Sekira 30 menit setelah pengrusakan Wisma HMI Cabang Makassar, 
Koordinator Alumni HMI yang juga anggota DPRD Sulsel, Adil Patu langsung 
meninjau Wisma HMI. Adil sangat menyesalkan ulah represif aparat yang merusak 
wisma.

      "Polisi harus bertanggung jawab dan mengganti semua kerusakan di Wisma 
HMI. Mestinya polisi bisa menahan diri dan tidak melakukan pengrusakan," kecam 
Adil.

      Sesaat setelah Adil tiba di Wisma HMI, Kapolda Sulselbar Inspektur 
Jenderal Polisi Adang Rochjana dan Kapolwiltabes Makassar, Komisaris Besar 
Polisi Gatta Chairuddin, juga tiba di lokasi. Saat digelar negosiasi di ruangan 
tengah wisma, beberapa pengurus HMI terlihat emosi dan berorasi di bagian depan 
wisma sambil memukul kaca.

      Sementara itu kerusuhan dalam aksi demontrasi mahasiswa di depan Wisma 
HMI Jalan Botolempangan, dan depan kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Jalan 
Sultan Alauddin, dinilai sudah sengaja disetting atau diatur sedemikian rupa. 
Tujuannya, untuk menjatuhkan Kapolda Sulselbar Irjen Pol Adang Rochjana dari 
jabatannya.(*****)
##########################################################################################
(*****)
Kapolda Sulselbar Irjen Pol Adang Rochjana adalah korban setting yang 
sebenarnya, yaitu skenario pembenturan mahasiswa vs polisi untuk mengalihkan 
focus perhatian mengawal keputusan DPR ttg skandal Bank Century.
HMNA
###########################################################################################
 

      Pengakuan blak-blakan ini dilontarkan Kapolda Adang Rochjana, saat 
berdialog dengan mahasiswa di Wisma HMI Cabang Makassar Jalan Botolempangan, 
sore kemarin. Kapolda mengaku sangat terpukul dengan adanya pengrusakan Wisma 
HMI dan mengaku memang ada oknum tertentu yang ingin menjatuhkannya.

      "Sejak awal saya sudah menduga, kasus penyerangan Wisma HMI Cabang 
Makassar ini sudah disetting untuk menjatuhkan saya. Buktinya, persoalan 
pribadi tapi merembet ke bentrok antara HMI dan polisi," beber Adang.

      Persoalan pribadi dimaksud menurut Adang, melibatkan salah seorang 
mahasiswa Universitas 45, Azhary Setiawan alias Kama Cappi, 35, dengan anggota 
Densus 88 Anti Teror, Aiptu Sutriman. Penyebabnya, Kama Cappi diduga 
melontarkan kata-kata kotor terhadap Sutriman saat mengamankan aksi demonstrasi 
di depan kampus Universitas 45 Jalan Urip Sumoharjo.

      Karena dikejar oleh Sutriman, Kama Cappi lalu berlari ke Wisma HMI. "Nah, 
karena mencari Kama Cappi anggota langsung masuk ke Wisma HMI. Dari sinilah 
kemudian timbul gesekan antara polisi dan mahasiswa," kata Adang.

      Meski begitu, Kapolda berjanji menindak tegas anggotanya yang terbukti 
melakukan tindakan represif dengan sanksi berat berupa pemecatan. "Anggota yang 
terbukti menyerang Wisma HMI dan memukuli mahasiswa tentu akan diberi sanksi. 
Kalau perlu dipecat," tegas Adang. (ram) 

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke