http://nasional.kompas.com/read/2010/06/03/17014654/Kalla.Perkuat.Kajian.Islam.Indonesia-3
Kalla: Perkuat Kajian Islam Indonesia Kamis, 3 Juni 2010 | 17:01 WIB JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Wapres RI, Jusuf Kalla, dipercaya sebagai dewan ahli bidang ekonomi keumatan oleh pengurus International Conference of Islamic Scholars (ICIS). Dalam rapat bersama para pengurus di sekretariat ICIS, Kamis (3/6/2010), Kalla mengharapkan agar kajian Islam yang kontekstual di Indonesia diperkuat. Menurut Kalla, kemungkinan menguatnya potensi kajian Islam yang kontekstual didukung oleh sejumlah fakta di lapangan. Kalla mencuplik survei yang dirilis di majalah Times bahwa 80 persen penganut agama Islam di Indonesia melakukan shalat lima waktu dibandingkan umat Islam di Pakistan (60 persen) dan di Turki yang cuma 40 persen. Begitu pula dengan fakta bahwa di Indonesia, 40 persen buku yang diterbitkan adalah buku-buku Islami. "Bayangkan, kuat sekali," ungkapnya. Hanya, penguatan kajian melalui buku harus memikirkan pemikiran dan tulisan dari ulama-ulama nasional. "Kalau arahnya pengkajian memang kita butuh seperti itu, tukar pikiran, berarti harus kuat di background, arsip, dan perpustakaan. Baru bisa bicara pengkajian," ungkapnya. Oleh karena itu, Kalla mendorong ICIS untuk memahami terlebih dulu arah dan tujuannya sehingga tidak hanya terjebak dalam rutinitas konferensi meski bersifat internasional. ++++ http://nasional.kompas.com/read/2009/11/04/04255622/Kajian.Islam.Pecahkan.Masalah.Bangsa Konferensi Kajian Islam Pecahkan Masalah Bangsa Rabu, 4 November 2009 | 04:25 WIB Solo, Kompas - Kajian Islam harus setia kepada Indonesia dan kemanusiaan. Untuk itu, kajian Islam harus bisa menyelesaikan persoalan yang tengah menghinggapi bangsa Indonesia. Kajian Islam juga diharapkan mampu memecahkan masalah-masalah kemanusiaan, seperti mengurangi kemiskinan dan mengembangkan keadilan sehingga dapat meningkatkan martabat manusia. "Kajian Islam harus bisa membantu menyelesaikan masalah kebangsaan. Misalnya, bisa tidak IAIN di Ambon menjadi pusat penyelesaian konflik antaragama yang terjadi di sana, STAIN di Manado dan Jayapura menjadi penguat hubungan yang harmonis antara pemeluk agama yang berbeda-beda," kata Direktur Pendidikan Tinggi Islam Departemen Agama Machasin pada salah satu sesi dalam Konferensi Tahunan Kajian Islam yang diselenggarakan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Surakarta, Selasa (3/11) di Solo, Jawa Tengah. Selain Machasin, narasumber lain dalam konferensi tersebut adalah guru besar dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Masykuri Abdullah; Rektor UIN Malang Imam Suprayogo; dan mantan Pembantu Rektor Bidang Pascasarjana Universitas Al-Azhar, Mesir, ABd el Daem Nussair. Selain setia pada Indonesia dan kemanusiaan, menurut Machasin, kajian Islam juga tentu saja harus setia pada umat Islam dan tradisi keislaman serta kajian ilmiah. Menteri Agama Suryadharma Ali yang membuka konferensi berharap perguruan tinggi agama Islam bisa menjadi tempat bertemunya arus pemikiran keislaman sekaligus dapat mendamaikan perbedaan. (EKI) [Non-text portions of this message have been removed]