pak Yudi Yuliardi dan kawan-kawan,

saya tidak dalam kapasitas menilai kebenaran al Qur'an dan jujur saja, saya 
tidak akan pernah meragukan Al qur'an. Saya ingin mengatakan, jauh sebelum Al 
Qur'an turun ke bumi, sejak Nabi Adam sebenarnya kitab (suci) sudah ada di 
dalam hati manusia dia bergantung di langit puncak kesadaran manusia, cuma 
kadang tidak semua manusia mampu menyelaminya, makanya Tuhan mengirim setiap 
masa itu utusan, karena kesadaran manusia sering melenceng dengan indikasi 
berbuat kerusakan alam & lingkungan dan kekejaman di muka bumi maka sang utusan 
itulah yang meluruskan. Sebenarnya firman Tuhan itu ketika turun secara verbal 
ke bumi pada tahap implementasi kan dia keluar dari mulut manusia. Diturunkan 
dengan lisan kaumnya (begitu menurut qur'an). Makanya Taurat dan zabur 
menggunakan bahasa ibrani, injil dengan bahasa aramaic, Al qur'an dengan bahasa 
arab. Sepeninggal sang utusan itu ada pewarisnya yaitu ulama'. 

Sebenarnya kalau dirunut, pola pemahaman yang dianut islam sunni (islam 
mainstrain) termasuk pak Yudi Yuliardi adalah adalah hasil pemikiran theologi 
yang dipelopori abul hasan dan maturidi dengan menyebut jamaahnya sebagai ahli 
sunnah wal jama'ah yang kemudian dipertajam oleh ibnu taymiyah. Pelopor 
pemikiran islam di bidang theologi kan tidak sendirian, ada jabariyah, 
qadariyah, muktazilah yang sempat geger dengan saling menyalahkan dan saling 
merasa benar sendiri. Di bidang politik juga memunculkan pola pemikiran 
theologi seperti khawarij, syiah dan murjiah. Belakangan di anak benua asia 
muncul Ahmadiyah. Nah masing-masing karena dibingkai oleh pemikiran sang 
pelopor yang diimaminya merasa saling benar dan saling menyalahkan, jadinya ya 
umat islam terjebak pada konflik bak lorong tiada berujung. 

Di jawa sebenarnya ada yang berpikiran lain yakni tidak mau terikat dengan 
islam yang dilukis oleh ulama' timur tengah maka muncullah islam dengan wajah 
jawa, islam dipandang sebagai jalan hidup, sebagai basis moral dalam 
berperilaku seperti yang dipelopori oleh syekh siti jenar dan (sebenarnya) 
dibenarkan oleh sunan kalijaga. Karena dianggap nyeleneh dan aneh terutama 
faham wihdatul wujud, maka dibinasakan melalui siasat politisasi oleh sunan 
kudus cs dengan backing Raden Fatah. Nah kalau al haqqu min rabbik, maka 
manusia mengapa suka berebut klaim saya yang paling benar, yang di luar saya 
salah. Orang yang bernasib seperti syekh siti jenar tidak sendirian, di sumatra 
ada Hamzah Fansuri, di tanah baghdad ada al hallaj, di andalusia ada ibnu al 
arabi.

Perihal penemuan perkamen al qur'an, biasa saja, menurut hemat saya tidak ada 
yang istimewa, karena sebenarnya qur'an yang sekarang sampai kepada kita itu 
melalui proses penulisan yang juga dilakukan oleh manusia (khalifah Utsman saat 
itu membakar semua al qur'an selain yang direkomendasikan). Jadi kalau sekarang 
ada qur'an dari situs sana'a yaman ditemukan tidak perlu dirisaukan, atau boleh 
jadi kelak akan muncul hal yang serupa. Toh kebenaran itu dari Tuhan.

Wassalam
Abdul Mu'iz

--- Pada Sel, 22/6/10, Yudi Yuliyadi <y...@geoindo.com> menulis:

Dari: Yudi Yuliyadi <y...@geoindo.com>
Judul: Bls: [wanita-muslimah] penemuan-perkamen-al-quran
Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Tanggal: Selasa, 22 Juni, 2010, 4:42 PM







 



  


    
      
      
      

Akal ya pak abdul muiz



Sekarang saya Tanya sebutkan 1 ayat al-qur`an yang pak abdul muiz ragukan

keasliannya?



Buat 1 ayat semisal dengan al-qur`an?



Apa akal saudara bisa menjakau ini



Kalau masalah arkeologis, hal diragukan kebenarannya apalgi penelitinya

tidak bisa kita pegang kejujurannya



Al-qur`an diriwayatkan secara mutawatir, dan itu qat`i



<http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/message/144914;_ylc=X3oDMTJzc

nViMW5vBF9TAzk3MzU5NzE1BGdycElkAzE4Nzc5ODgEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc2MjUwBG1zZ0lkA

zE0NDkxNARzZWMDZG1zZwRzbGsDdm1zZwRzdGltZQMxMjc3MTk3NTU2> Bls:

[wanita-muslimah] penemuan-perkamen-al-quran 



Posted by: "Abdul Muiz"

<mailto:mui...@yahoo.com?subject=%20re%3abls%3a%20%5bwanita-muslimah%5d%20pe

nemuan-perkamen-al-quran> mui...@yahoo.com

<http://profiles.yahoo.com/muizof> muizof 



Mon Jun 21, 2010 3:11 pm (PDT) 



Tidak mudah memang untuk out box of thinking, kalau diri manusia sudah

dibingkai iman, maka kadang logika tidak perlu dipakai padahal qur'an

menganjurkan "la'allakum ta'lamun/ta'qilun/tatafakarun. Apalagi kalau sudah

merasa dirinya mukmin sudah otomatis menyimpulkan telah mengoptimalkan aqal

fikirannya. Ya seperti yang dikatakan pak dr. Kartono Muhammad, kelemahan

umat islam tidak mau menelusuri fakta arkeologis.



Wassalam

Abdul Mu'iz



[Non-text portions of this message have been removed]





    
     

    
    


 



  







[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke