----- Original Message ----- 
From: "stSabri" <x1...@gmx.com>
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Sent: Tuesday, July 13, 2010 16:16
Subject: [wanita-muslimah] KEKHALIFAHAN UTOPIS DAN PROBLEM BESARNYA

wm-ers,

Meskipun hampir tidak mungkin meminta kaum Islam Utopis (demikain saja saya 
sebut) untuk menghentikan impian mereka tentang konsep utopis kekhalifahan 
####################################################################################
HMNA:
Lepas dari realitas di lapangan yang kurang menggembirakan, di mana umat Islam 
saat in menjadi budak barat, pemuda mereka dirusak, perempuan mereka menjadi 
hamba syahwat, bahkan masih ditambah lagi dengan gerombolan "Islam" liberal dan 
sebagainya, namun masih ada harapan. Kita masih menemukan satu hadits dari 
Rasulullah SAW yang cukup melegakan, yaitu kabar gembira dari beliau bahwa 
suatu saat, khilafah ini akan kembali terbentuk, bahkan dengan kualitasnya yang 
rasyidah. Sabda Rasulullah saw, Tsumma takuwnu khilaafah 'ala minhaaj 
an-nubuwwah (HR Ahmad), artinya:  "Kemudian akan tegak Khilafah yang sesuai 
dengan manhaj (metode) Nabi".
##############################################################################################




Tunggal untuk seluruh dunia, tapi mungkin bisa dihimbau agar tidak melakukan 
upaya mewjudkan mimpi tsb dengan melakukan perusakan di masa kini. Problem 
utama imperium utopis ini pada pemilihan pemimpin 
#################################################################################
HMNA:
Bukan mimpi. HT pernah mendekati FIS Aljazair untuk mendirikan Khilafah pada 
waktu FIS memenangkan Pemilu, tetapi sudah lebih dahulu dihancurkan oleh rezim 
militer. Juga telah mendekati Mullah Umar waktu masih memimpin Afghanistan 
untuk maksud yang sama, tetapi Mullah Umar menolak, cukup jadi Amir Afghanistan 
saja. Terakhir mendekati Iran juga untuk maksud yang sama, tetapi Iran 
menyatakan BELUM sanggup sebab belum punya kekuatan untuk IRHAB (penggentar) 
menghadapi negara-negara super power yang punya senjata nuklir. Jadi itu bukan 
mimpi, yaitu dengan pernyataan BELUM dari Iran tsb. Iran bukankah ngotot untuk 
memrkaya Uranium untuk keperluan BUKAN untuk perang. Maksudnya bukankah dapat 
diterka. Iran BELUM siap mendirikan Khilafah karena BELUM punya kekuatan nuklir 
untuk IRHAB sehingga musuh-musuh Islam menjadi segan (ru'ba), sehingga tidak 
terjadi peperangan bila sudah menyatakan kesediaan mendirikan Khilafah. Tidak 
seperti FIS Aljazair yang diperangi oleh rejim militer. Bila sudah terbentuk 
Khilafah maka negeri-negeri Islam lain tentu satu demi satu mengeluarkan 
maklumat bergabung dengan Khilafah yang terbentuk itu.

Ada juga alternatif lain cara mula terbentuknya Khilafah.
Mshari Al-Zaydi menulis: the reasons behind the recent Turkish behaviour, and 
the behaviour of Turkish Prime Minister Recep Tayyip Erdogan. For example, 
there was Erdogan's walk-out at the World Economic Forum in Davos more than a 
year ago following an angry exchange with Israeli President Shimon Peres, and 
he has also made repeated references to Turkey's greatness and its new regional 
role. Erdogan has also publicly acknowledged his country's relationship with 
the Hamas organization and others, opposed international sanctions against 
Iran, and cooperated - along with Brazilian President [Luiz Inacio Lula da 
Silva] - with Iran to this effect, not to mention the Freedom Flotilla and 
Erdogan's - carefully planned. 

Macan tidak bakal mau jadí ayam, ini pepatah kuno asal dari Yemen. Pernah ente 
melihat manusia mengejar-ngejar MACAN untuk dipotong dan dimakan dagingnya?, 
kalau AYAM sih,,,  banyak .
 
Erdogan berpolitk sangat hati-hati dgn sekulerisme Kemalis yg ketat (seperti 
diketahui militer Turki dikontrol/dikuasai oleh Kemalis) , sehingga Erdogan  
tidak bisa secara frontal berbalik  ke Syari'at Islam .Dia berusaha menghapus 
sekulerisme yg kuat di Turki secara bertahap , saat ini mulai kelihatan ,, 
jajaran militer mereka sangatlah kuat bercokolnya sekulerisme ini yg harus di 
hapus bertahap terlebih dahulu. Di depan Turki adalah Eropa dan persatuan NATO 
sudah mulai kropos karena komunisme sudah tidak ada lagi , musuh baru dibuat 
yaitu Islam menurut doktrin Huntington. Erdogan sudah mencium aroma  
''penolakan'', sebelum Eroupa menolak masuknya Turki ke Kominitas Eropa 
Bersama, bahwa Turki tidak bakal dikasih masuk Eropa karena ada Islamnya yg 
tidak bisa ''bobol'' walaupun sudah puluhan tahun dbawah kekuasaan ATATURK asal 
keturunan Yahudi dunamah, Islmanya di Turki tertutup kabut tipis sekulerismenya 
sendiri , tapi baru berhasil setelah Erdogan naik dan dengan sangat hati hati 
setapak demi setapak ,'' macan'' kalau merindik bukankah pelan dulu.
 
Pemipin-pemimpin negara Islam yg di dunia lainnya sudah ''dikebiri''. Kalau 
Indonesia masih banyak yang gampang di ''beli'' atau di-''sewa'' aparat 
negaranya dengan alat bayar "neo-lib" , untuk memuaskan si pembeli Indonesia 
menjual bangsanya , sedang rakyatnya sebagian banyak tidak setuju , tetapi 
belum berdaya karena keteguhan ''iman'' dan taqwa belum menyeluruh di 
masyarakat. Kalau Tunnsia yang juga diuasai oleh sekularist, gerakan Islam 
belum kelihatan, masih aktif dibawah tanah, untuk mengembalikan ''daulah 
islamiyah. Di Aljazair FIS(#) telah dipatahkan oleh rezim militer yang 
disupport Amerika Serikat.

Partainya Erdogan bisa menang dalam Pemilu, karena sudah puluhan tahun 
membangun keimanan didalam dada pengikut-pengikutnya dgn madrasah-madrasah yg 
tersebar diseluruh Turki tanpa disadari oleh  sekuleris Kemalis. . Dengan 
pengalaman-pengalaman saudaranya di negeri-negeri Islam itu, Erdogan mengambil 
langkah lain , sabar. setahap  demi setahap, hingga merasa cukup kekuatannya 
untuk melumpuhkan Kemalis. Dan waktu itulah dimungkinkan Turki memaklumkan 
berdirinya Khilafah.


################################################################################





; SIAPA YANG BERHAK MENJADI KHALIFAH (setelah imperium ini terwujud), bagaimana 
cara memilih sang khalifah, 
#####################################################################################
HMNA:
Khilafah bukan imperium. Dalam sejarah umat Islam, khususnya sejak masa 
Al-Khulafa Al-Rasyidun sepeninggalan sistem Nubuwah di bawah kepemimpinan Nabi 
Muhammad Saw. sampai jatuhnya Khilafah Utsmaniyah di bawah kepemimpinan 
Khalifah Abdul Hamid II yang berpusat di Istambul, Turkey tahun 1924, maka 
terdapat tiga sistem pemilihan Khalifah.

1. Dipilh langsung oleh majelis yang terdiri wakil-wakil Muhajirin dan Anshar. 
Ini terjadi pada pemilihan Khalifah yang pertama Abu Bakar As Sdddiq RA 
2. Dengan sistem Wilayatul 'Ahd (penunjukan Khalifah sebelumnya), seperti yang 
terjadi pada Umar Ibnul Khattab yang ditunjuk oleh Abu Bakar.
3.. Dengan pengembangan cara (1) yaitu sistem syura, sebagaimana yang terjadi 
pada Khalifah Utsman dan Ali. Kedua beliau dipilih dan diangkat oleh Majlis 
Syura. Sedangkan anggota Majlis Syura itu haruslah orang-orang yang shaleh, 
faqih, wara' (menjaga diri dari syubhat) dan berbagai sifat mulia lainnya. Oleh 
sebab itu, pemilihan Khalifah itu tidak dibenarkan dengan cara demokrasi yang 
memberikan hak suara yang sama antara seorang ulama dan orang jahil, yang 
shaleh dengan penjahat dan seterusnya. 
4. Dengan sistem kudeta (kekuatan) atau warisan, seperti yang terjadi pada 
sebagian Khalifah di zaman Umayayah dan Abbasiyah
################################################################################################

apakah dengan pemilu, apakah sang khalifah akan memerintah seumur hidup, lalu 
bagaimana jalan suksesi, apakah secara keturunan seperti Imperium Roma dengan 
konsep Putra/Putri Mahkota, kemudian menjadi Raja. Selain itu setelah Islam 
memiliki sedemikain bayak tafsir (Mazhab), apakah kekhalifahan akan 
mengakomodir seluruh Mazhab (Termasuk Ahmadiyah), atau memilih-milih saja 
(misal sesuai selera HMNA -kadang aku menganggap HMNA ini seperti merasa 
mewakili selera Gusti Allah- ). 



Lalu bagaimana konsep antar penduduk antar wilayah, apakah perlu pasport atau 
semua manusia boleh lalu lalang kemana saja pergi, bagaimana pembagian wilayah 
(Gubernuran/ ke-Emiran) apa dasar pembagian wilayahnya. 
#####################################################################################
HMNA:
Itu Uni Eropa tidak perlu pakai pasport bagi warga Eropa untuk berlalu lalang 
dalam wilayah Uni Eropah.
###################################################################################

Itu saja sudah tidak mungkin di-formulasikan (karena bagiku sulit = bisa), 
memilih khalifah demikian bukan saja sulit, tapi tidak bisa dalam arti tanpa 
perang/perseteruan, apalagi orang indonesia, lha wong milih Bupati/Walikota 
saja siap mati gontok-gontok'an. Terus ras mana yang patut memimpin, apa mau 
ras Arab di Pimpin orang Bugis/Makassar (Walapaun Hafidz al-Qur'an).

Monggo didiskusikan daripada mumet menelusuri nenek moyang Turki dan membahas 
Jongos Harem. 

Bukankah lebih baik kita diskusi hal-hal nyata, bagaimana biar di sekian 
pesantren di Indonesia ini tidak kekurangan Buku, Guru, Makanan. Supaya mereka 
bisa belajar dengan baik, mempelajari teknologi, menciptakan lulusan 
berkarakter sehingga jadi sdm yang berkualitas tanpa hasrat korupsi membara. 
Cinta  sesama dan tidak cinta BANKSAKU (Rekening BANK dan SAKU nya sendiri).

salam

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke