masyumi bukannya terlibat pemberontakan / kegiatan separatis yah ? PRRI Permesta bukannya, makanya masyumi dibekukan. saat itu, mereka sampai sewa penerbang amerika buat ngebom presiden di istana negara di bogor.
2010/8/11 istiaji sutopo <issut...@yahoo.com> > > > > > " KETIKA BUYA > DITANGKAP " - ANTARA DUA BUYA HAMKA DAN BASYIR > > ISMAIL 100811 - > Assalaamualaikum Wr. Wb. > > > > FORUM WANITA > MUSLIMAH YANG BUDIMAN, > > > > Bismillahir > Rahmaanir Rahiim, > > Allahumma Shalli wa > salim alaa Sayyidina Muhammad. > > > > MARHABAN YAA > RAMADHAN . > > > > ADA KEMIRIPAN ISU > POLITIS DAN REKAYASA DALAM PENANGKAPAN HAMKA DIZAMAN SOEKARNO DAN > PENANGKAPAN > BASYIR DIZAMAN SOESILO > > Berikut ini tulisan seorang sarjana teknik > - *Akmal Sjafril, ST, MPdI* yang dapat kita baca sbb ini > > BAGAIMANA PENDAPAT ANDA ? > KALAU BA'SYIR PERNAH DISUNDUT ROKOK OLEH POLISI - HAMKA " HAMPIR SAJA " > DISETRUM " POLISI KALAU ALLAH SWT. TIDAK MELINDUNGINYA .. > KESAMAANNYA ADALAH HAMKA DAN BA'SYIR TIDAK PERNAH MENARUH DENDAM PADA > PERLAKUAN POLISI ... ITULAH SIFAT2 IMAN ISLAM YANG SEJATI ... > > Kejadian ini lebih dari empat puluh tahun > yang lalu. Ketika itu, pertentangan antara kubu Islam dan komunis telah > hampir mencapai klimaksnya. Partai Komunis Indonesia (PKI) yang membawa > ideologi komunis (sekaligus atheis) bergandengan rapat dengan Presiden > Soekarno. Golongan Islam telah benar-benar dipinggirkan. Mohammad > Natsir, yang pernah menjadi kartu truf bagi Soekarno dalam menghadapi > persoalan-persoalan dalam negeri, telah > diasingkan dari panggung politik. Partai Masyumi telah dibubarkan > beberapa tahun sebelumnya, bahkan PKI menggunakan nama "Masyumi" > untuk konotasi buruk, sebagaimana media Barat kini mengasosiasikan jihad > dengan terorisme. Tuduhan > 'ingin menghidupkan kembali Masyumi' pada masa itu dipersepsikan sama > buruknya > dengan tuduhan 'ingin menghidupkan kembali PKI' di masa kini. > > Antara Buya Hamka dan Soekarno telah > terjadi benturan yang sangat keras dan nampaknya sudah tak bisa diperbaiki > lagi. Buya, yang tadinya memandang Soekarno sebagai anak muda penuh > kharisma dan semangat, kini memandangnya telah kebablasan. Pernah suatu > ketika Soekarno menyatakan pandangannya dalam sebuah sidang, kemudian ia > mengatakan, "Inilah ash-shiraath al-mustaqiim! (jalan yang benar)". Buya > menimpali, "Bukan, itu > adalah ash-shiraat ila al-jahiim! (jalan menuju Neraka Jahim)." Sudah > barang tentu, > Buya tidak pernah bisa menerima pemikiran Soekarno pada masa itu yang sudah > terlalu terkontaminasi dengan pemikiran-pemikiran sekuler dan komunis. > Itulah sebabnya Buya marah besar ketika Muhammadiyah > enganugerahinya suatu gelar kehormatan yang belum pernah diberikan > sebelumnya kepada orang lain. > > Pada tahun 1964 itu, sudah beredar kabar bahwa para ulama dan pemuka umat > Islam, terutama tokoh-tokoh Masyumi, akan segera ditangkap. Buya Hamka > sendiri merasa dirinya bukan tokoh politik, karena memang ia kurang > tertarik > pada politik. Dalam urusan politik, beliau mempercayakan pandangannya > pada sahabatnya, Natsir. Meskipun tidak punya jabatan tinggi di Masyumi, > namun beliau dikenal luas sebagai juru kampanye dan orator andalan partai > itu. > > Ketika beredar kabar bahwa tokoh-tokoh eks Masyumi dan para 'penentang > pemerintah' akan ditangkap, sikap Buya relatif tenang, karena tidak merasa > sebagai tokoh penting di Masyumi, dan juga tidak merasa sebagai penentang > pemerintah. > > Yang diisukan itu akhirnya terjadi juga. Pagi itu, Buya Hamka baru saja > pulang sehabis mengisi pengajian ibu-ibu. Sesampainya di rumah, beliau > beristirahat sejenak, sementara Ummi Siti Raham, istrinya, tidur di kamar > karena sedang tidak sehat. Sekonyong-konyong datanglah beberapa orang > polisi berpakaian preman yang menunjukkan surat > perintah penangkapan terhadap dirinya. "Jadi saya ditangkap?", ujar Buya > yang masih > diliputi keheranan, berkata pelan-pelan agar tidak mengejutkan istrinya. > Rusydi, anak beliau, membereskan pakaian secukupnya untuk beliau bawa. > > Suara gaduh akhirnya membangunkan sang istri yang juga tidak tahu mesti > berkomentar apa menanggapi penangkapan itu. Buya hanya merangkul bahunya, > menghiburnya agar tetap tegar. Kepada istri dan anak-anaknya, Buya Hamka > berpesan bahwa insya Allah penangkapannya takkan lama, karena ia sendiri > merasa > tak pernah berbuat salah. Tidak ada informasi ke mana beliau dibawa, > hanya ada pesan bahwa keluarganya boleh menghubungi Mabes Polri untuk > informasi > lebih lanjut. Maka dibawalah Buya ke dalam sebuah mobil yang segera > melesat, entah ke mana. Setelah mobil menghilang dari pandangan, > pingsanlah Ummi Siti Raham. > > Selama beberapa waktu lamanya, tidak ada kabar sama sekali tentang Buya. > > Tidak ada yang tahu di mana beliau ditahan, apa tuduhannya, bahkan masih > hidup > atau tidaknya pun entah. Sampai akhirnya ada berita bahwa keluarga boleh > mengunjunginya di Sukabumi, barulah > istri dan kesepuluh anaknya dapat bertemu. Di bawah pengawasan para > penjaga yang berwajah sangar, Buya sempat menyelundupkan pesan ke salah > satu > anak laki-lakinya, "Para penjaga ini sama > dengan Gestapo Nazi!" Secarik surat > juga sempat disisipkan untuk dibaca oleh keluarganya di rumah. > > Terkejutlah keluarganya membaca pesan Buya, sebagaimana Buya juga terkejut > ketika pertama kali interogatornya memberi tahu tuduhan-tuduhan yang > ditimpakan > kepada dirinya. Terlibat dalam rapat rahasia menggulingkan Presiden, > menerima uang empat juta (tidak jelas mata uangnya) dari Perdana Menteri > Malaysia, memberikan kuliah > yang bersifat subversif, dan berbagai kejahatan lainnya. > > Dalam penahanan, sudah tak ada lagi gelar ulama, bahkan para interogator > tidak > ada yang memanggilnya Buya, meskipun seluruh warga Indonesia sudah biasa > dengan > sebutan itu. Dari hari ke hari, beliau diinterogasi dengan kata-kata > kasar dan penuh hinaan, hingga suatu hari pernah beliau tergoda untuk > melakukan > perlawanan, namun dibatalkannya setelah menyadari bahwa hal itu hanya akan > membuat keadaan menjadi lebih buruk. Tuduhan-tuduhan yang ditimpakan > padanya murni dibuat-buat, karena pada tanggal terjadinya rapat gelap > tersebut > (jika memang rapat itu ada) beliau tengah menghadiri sebuah acara besar > yang > dihadiri banyak orang, dan beliau pun berbicara pada acara itu, disaksikan > semua orang. Dalam kuliah yang diberikannya itu, sama sekali tak ada > unsur subversif. Bahkan dalam kuliah itu Hamka mengatakan bahwa cara-cara > yang telah ditempuh Daud Beureueh telah gagal, karena itu jangan gunakan > lagi > cara yang sama. Tempuhlah cara-cara damai untuk menyebarkan ajaran Islam > di negeri ini. Satu dari mahasiswa yang menghadiri kuliah tersebut > ternyata menjadi mata-mata dan melaporkan ucapan Buya dengan tidak utuh. > > Para interogator tak mau tahu apa pun alasan > yang diberikan, karena tujuan mereka memang untuk membuat Buya mengaku, > bukan > untuk mengorek kebenaran. > > Kata mereka, sudah banyak saksi yang mengatakan bahwa Buya memang hadir > dalam > rapat gelap, diantaranya si fulan dan si fulan. Dalam suatu kesempatan, > akhirnya permohonan Buya untuk dipertemukan dengan salah seorang yang > bersaksi > demikian dikabulkan. Orang itu baru ditemuinya dua kali. > > Akan tetapi, di hadapan penyidik, ia bilang Hamka memang melakukan ini dan > itu. Ketika ditinggal berdua dengannya, tahulah Buya bahwa orang ini > hanya mengaku-ngaku saja lantaran tak berani menerima siksaan. Selain > dia, sudah ada orang lain yang disiksa karena tak mau mengakui skenario > bikinan > pemerintah. Siksaan yang diterima Buya rupanya masih jauh dari maksimal, > karena yang lain sudah dipukul dan disetrum. > > Pada suatu hari, kelelahan Buya telah memuncak. Ketika itu, tim > interogator datang seperti biasa, dengan wajah yang sangarnya tidak > dibuat-buat. Salah seorang diantaranya membawa sebuah bungkusan yang > isinya tak terlihat. > > Buya, yang sudah terlalu capek, meminta agar para penyidik itu menuliskan > saja > apa-apa yang telah dituduhkan kepadanya, dan ia akan menandatanganinya, > jika > memang itu yang mereka inginkan. Para > penyidik pun senang, kemudian Buya dapat istirahat beberapa lama sementara > mereka menyusun konsep yang akan ditandatanganinya. > > Kejadian terjadi susul-menyusul. Terungkaplah nama orang yang telah > memfitnah Buya Hamka, dan orang itu pun telah berada di tahanan polisi (dan > disiksa > juga). Tidak banyak informasi yang bisa didapatkan perihal sebab-musabab > dihembuskannya fitnah itu. Yang jelas, sejak itu, sikap para penyidik > menjadi lunak. Beberapa yang tadinya kejam dan sangar bahkan mulai > memanggilnya Buya, membawakan makanan. Seorang diantaranya, yang pernah > membawa bungkusan, meminta diajari doa-doa yang biasa dibaca Buya. Buya > pun mengajarinya beberapa doa, sambil berpesan bahwa doa-doa tersebut > hanyalah tambahan saja, sedangkan yang paling utama dan tak boleh > ditinggalkan adalah > shalat lima > waktu. Setelah ia pergi, seorang polisi muda datang dan menitikkan air > mata di hadapan Buya. Katanya, ia menangis dan berdoa di luar ruangan > tempat Buya diinterogasi dahulu, karena penyidik yang tadi baru saja minta > diajarkan doa-doa itu sebenarnya membawa alat untuk menyetrum Buya, yang > disembunyikannya dalam sebuah bungkusan. Syukur alhamdulillaah, tubuh > Buya tak perlu mengalami siksaan itu. > > Pada tahun 1966, bersamaan dengan hancurnya kekuasaan PKI dan pemerintahan > Soekarno, Buya Hamka dibebaskan. Semua tuduhan pada dirinya dihapuskan. > > Setelah peristiwa itu, tak pernah > terdengar Buya menuntut balas atas kezaliman yang telah dialaminya. Dalam > pendahuluannya untuk Tafsir Al-Azhar, Buya mengatakan bahwa kejadian itu > sangat > besar hikmahnya, karena tafsir yang hanya selesai sedikit setelah > dikerjakan > bertahun-tahun ternyata bisa tuntas dalam masa dua tahun di penjara. Di > penjara itu pula Buya mendapat banyak waktu untuk melahap buku-buku yang > ingin > dibacanya, dan larut dalam ibadah shalat malam dan tilawah. > > Buya hidup > seperti biasa, tanpa memendam dendam, bahkan sampai membuat anaknya, > Rusydi, > merasa gemas bukan kepalang ketika beliau menitikkan air mata ketika > mendengar > Soekarno telah wafat. Banyak orang memintanya agar tidak menshalatkan > Soekarno, akan tetapi beliau pergi juga, bahkan menjadi imam shalat > jenazahnya. Begitulah Buya Hamka. > > Dari masa ke masa, gerakan Islam memang seringkali dipandang sebagai > ancaman > oleh penguasa. Alasannya adalah tauhid itu sendiri, karena ajaran tauhid > menghendaki setiap manusia diberi kemerdekaan dan tidak tunduk pada siapa > dan > apa pun, kecuali kepada Allah. Sebaliknya, rejim penguasa yang lupa > daratan biasanya ingin terus berkuasa secara absolut. Ironisnya, ketika > negara dalam keadaan bahaya, misalnya > ketika mengusir penjajah, sentimen keislaman itulah yang paling efektif > untuk > dimanfaatkan. Sebab orang Islam tak perlu diberi alasan panjang lebar > untuk membela negeri tumpah darahnya sendiri. Tak perlu diceramahi, tak > perlu dipaksa-paksa, bahkan tak diberi senjata pun ia akan melawan, sebab > jiwanya telah dimerdekakan oleh tauhid. > > Apa yang pernah terjadi pada Buya Hamka perlu menjadi renungan kita > bersama. Banyak orang, baik yang sejalan atau berbeda pandangan dengan > beliau, yang sangat terkejut mendengar kisah pengalaman beliau di penjara. > > Betapa ganjilnya tuduhan-tuduhan yang dialamatkan kepadanya, dan betapa > tidak > pantas siksaan-siksaan yang telah (dan nyaris) dialaminya. Hamka bukan > tipe provokator, bahkan beliau tak pernah punya reputasi bertemperamen > tinggi sebagaimana ayahnya dulu. Semua orang mengenalnya sebagai pribadi > lembut yang tidak suka membesar-besarkan masalah, lebih suka bekerja sama > daripada berdebat, dan lebih suka mengalah daripada memperpanjang masalah. > > Sudah barang tentu semua orang pun paham bahwa tuduhan subversif kepada > Hamka > adalah dagelan belaka. > > Bagaimanapun lembutnya Buya, hal itu terjadi juga padanya. Betapa pun > lembutnya ajaran beliau, tetap saja dituduh subversif. Tentu saja ini > bukan berarti bahwa kita harus meninggalkan cara-cara kelembutan dengan > mengatakan bahwa cara-cara tersebut telah terbukti gagal dalam kasus Buya > Hamka. > > Memang jalan kelembutan itulah yang dikehendaki Islam, dan gerakan Islam > harus > terus waspada atas fitnah yang dihembuskan orang kepadanya. Jika kepada > orang tua seperti Buya Hamka pun mereka tega menyiksa dengan setruman > (walaupun > tidak jadi dilakukan), bisa dibayangkan hal kejam semacam apa yang bisa > mereka > lakukan kepada para pemuda. > > Sejarah telah membuktikan bahwa seringkali penegak keadilan itulah yang > membengkokkan keadilan. Kalau sudah demikian, rumit sekali masalahnya. > > Kini, reputasi kepolisian sudah semakin memprihatinkan. Ketika orang > disuruh menghentikan kendaraannya, misalnya, banyak yang tidak lagi merasa > bersalah dan pantas ditilang, melainkan hanya memaklumi bahwa polisi yang > menghentikannya sedang mencari tambahan penghasilan. Benar-tidaknya > pandangan ini memang kasuistik sifatnya, namun stigma negatif semacam itu > memang telah melekat pada kepolisian. > > Tidak > heran jika banyak yang curiga bahwa yang dialami oleh Buya Hamka dulu > itulah > yang kini sedang dialami oleh sebagian aktifis Muslim yang dituduh > teroris. Aksi-aksi terorisme di Indonesia, > menurut sebagian rakyat Indonesia, > tidak lebih dari rekayasa intelijen. Tidak jauh beda dengan fitnah yang > dialami Buya dahulu. > > Di sisi lain, sebagian media massa pun telah bertindak > tidak adil. > > Sementara peradilan belum dijalankan, label teroris telah diberikan. > Sungguh > menarik, betapa cepatnya media percaya pada keterangan polisi (padahal > keterangan penyidik bukanlah vonis hukum) dalam kasus-kasus terorisme, > sedangkan dalam kasus-kasus lain seperti skandal Bank Century, mereka > cenderung > berkeyakinan bahwa kepolisian telah bertindak tidak jujur. > > Kita, sebagai umat Islam, harus pandai > memetik hikmah dari sejarah panjang ini. > > *wassalaamu�alaikum wr. wb.* > > http://akmal. multiply. com > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > -- salam, Ari <http://papabonbon.wordpress.com/> [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------------------ ======================= Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: wanita-muslimah-dig...@yahoogroups.com wanita-muslimah-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/