Kasus Pelecehan Seksual Berbekal Rp 50.000, Paskibra Kabur Laporan wartawan KOMPAS.com Laksono Hari Wiwoho Jumat, 3 September 2010 | 08:49 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Begitu beratnya beban psikologis yang harus ditanggung oleh calon Paskibra 2010 asal Jakarta yang diduga menjadi korban pelecehan seksual. Akibatnya, salah satu calon paskibra (capaska) putri kabur dari rumah tanpa tujuan jelas hanya berbekal uang Rp 50.000. Ia akhirnya ditemukan di Lampung dan dijemput kembali ke rumah dengan selamat. Saya malu. Muka saya tampil di televisi, saya diceritakan terus. Peristiwa itu terjadi sesaat setelah orangtua capaska asal Jakarta Timur itu pulang dari Markas Kepolisian Daerah Metro Jaya, Selasa (31/8/2010) malam, untuk memenuhi panggilan sebagai saksi atas kasus yang sama, yang dilaporkan oleh orangtua capaska lain. Capaska dari keluarga berkecukupan tersebut meninggalkan rumah kira-kira pukul 20.30 WIB. Ia diduga tak kuasa mendengarkan pembicaraan kedua orangtuanya mengenai kelanjutan kasus pelecehan seksual yang menimpanya. "Waktu pergi, kami (orangtua) sedang bicara soal kasus itu di kamar. Sempat ada perdebatan kecil dan ternyata dia mendengar dan tidak nyaman dengan itu," ungkap ibu capaska tersebut kepada Kompas.com, Kamis (2/9/2010) jelang tengah malam. "Setelah kami selesai, kami panggil dia. Ternyata kami cari tidak ada. Hanya ada satu surat dari dia dan dia bilang, 'Mama, papa, aku pergi untuk introspeksi. Tidak usah dicari'," tuturnya. Betapa paniknya keluarga capaska putri tersebut. Selama ini capaska tersebut tidak pernah keluar rumah sendirian, apalagi tanpa terencana dan tujuan jelas. "Anaknya lugu. Sampai sekarang belum pernah pacaran," kata sang ibu seraya menahan tangis. Orangtuanya panik dan menanyakannya kepada teman-temannya serta mencarinya hingga ke sekolah. Sang ibu mengatakan, selama beberapa hari sebelum meninggalkan rumah, putrinya sempat merasa malu dengan pemberitaan soal dugaan pelecehan seksual terhadap capaska asal Jakarta. "Saya malu. Muka saya tampil di televisi, saya diceritakan terus," ujar si ibu menirukan keluhan putrinya. Menrut ibunya, ketika pergi, putrinya mengenakan daster dan hanya membawa bekal uang Rp 50.000. Daster itu kemudian dibuang di depan rumah dan capaska tersebut mengenakan kaus, celana panjang, dan sepatu sekolah sambil membawa tas. "Dia jalan dari rumah ke halte busway yang jaraknya sekitar 1 km. Habis itu dia naik busway ke terminal Kalideres. Dalam kondisi (pikiran) kosong, dia naik bus jurusan Merak. Tahu-tahu dia sadar sudah ada di atas kapal," kata sang ibu yang sangat panik karena putrinya sama sekali tak mau menjawab panggilan telepon ataupun SMS dari orangtuanya. Selama kabur, capaska tersebut sempat menumpang truk dari Bakauheni menuju Way Halim. Ia juga sempat tidur sebentar di sebuah masjid sebelum berjalan mondar-mandir kebingungan. Ketika akhirnya ia sampai di sekitar rumah pamannya, ia pun tak langsung menuju rumah pamannya. Ia baru masuk rumah pamannya ketika sepupunya tak sengaja melihat dan memanggilnya. "Waktu itu keponakan saya kaget melihat anak saya, terus memanggil anak saya. Katanya anak saya lusuh, badannya penuh keringat," kisah sang ibu capaska. Rabu (1/9/2010) pagi setelah capaska itu ditemukan, ayahnya segera menjemput ke Lampung. Keduanya baru kembali ke Jakarta pada Rabu malam dan sampai di rumah kira-kira pukul 10.00 WIB. "Anak murung, tidak ceria seperti sebelumnya. Saya berharap kasus ini dapat diselesaikan secara damai dan menyenangkan semua pihak," kata sang ibu. Hingga saat ini, kasus dugaan kekerasan dan pelecehan seksual terhadap capaska 2010 asal Jakarta masih ditangani Polda Metro Jaya. Hari ini rencananya orangtua salah satu capaska putra akan melaporkan kasus yang sama ke Polda Metro Jaya. http://megapolitan.kompas.com/read/2010/09/03/08495178/Berbekal.Rp.50.000..Paskibra.Kabur.-4 -- http://herilatief.wordpress.com/ http://akarrumputliar.wordpress.com/ http://sastrapembebasan.wordpress.com/ [Non-text portions of this message have been removed]