Wah Bapake Ravi....
emang kalo ttg lantas...
Gak ade duenya....
Sesuai protap.... he..
he...


  ----- Original Message ----- 
  From: BapakeRavi 
  To: wismamas@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, July 14, 2008 10:15 AM
  Subject: Re: [Wismamas] Membonceng Laba dari Usaha Boncengan Anak


        Boleh juga idenya...

        Tapi ada yang kurang....

        Harus tetep pake helm, untuk keselamatan, bukan karna takut pak pulis.



        Betul opo betul pakdhe Aan..hehhehhehe






        --- On Sun, 7/13/08, 44N <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

          From: 44N <[EMAIL PROTECTED]>
          Subject: [Wismamas] Membonceng Laba dari Usaha Boncengan Anak
          To: wismamas@yahoogroups.com
          Date: Sunday, July 13, 2008, 9:11 PM




          Membonceng Laba dari Usaha Boncengan Anak
           
          KONTAN
          Boncengan Anak

          Senin, 14 Juli 2008 | 07:07 WIB
          Mengantar jemput anak ke sekolah dengan sepeda motor? Sebagian orang 
tua mungkin was-was lantaran khawatir anak akan jatuh dan celaka. Apalagi, jika 
si buyung masih kecil dan belum terbiasa menbonceng di sadel sepeda motor. 
Belum lagi, si anak merasa tak nyaman karena sering tergoncang laju sepeda 
motor.

          Nah, ada orang yang jeli melihat keresahan orang tua itu, dan 
mengubahnya menjadi ladang usaha. Dia adalah Roihatul Jannah, seorang produsen 
boncengan anak di sepeda motor.

          Gagasan mengawali bisnis ini tak lepas dari pengalamannya mengantar 
jemput anak dengan sepeda motor. Sebagai seorang ibu yang anaknya masih 
bersekolah di taman kanak-kanak dan biasa mengantar ke sekolah, kekhawatiran 
terhadap keselamatan anak saat mengendarai sepeda motor selalu muncul. Ia 
memang sudah lumayan mahir mengendarai motor. Tapi, it.u tak menjamin bisa 
membonceng anak dengan aman.

          Berdasar kebutuhan ini, Iat, begitu Roihatul biasa disapa, terpikir 
membuat alat yang lebih bisa menjamin anak duduk nyaman dan aman selama 
membonceng dengan motor. "Itu alasan mengapa saya memproduksi tempat boncengan 
khusus anak-anak," katanya.

          Semula, Iat menggunakan cara konvensional, yakni menggunakan 
gendongan bayi yang ia modifikasi. Meski masih darurat dan sementara, 
setidaknya cara ini jauh lebih aman ketimbang anak diikat pada pinggang 
pengendara motor.

          Ternyata, alat modifikasi gendongan yang ditaruh di motor buatan Iat 
menarik minat. para tetangga. "Banyak yang tertarik memilik alat itu. Saya 
pikir, ini merupakan sebuah peluang," katanya.

          Dari sekadar modifikasi, Iat mulai mencari cara agar alat pelindung 
anak saat berboncengan itu bisa lebih kuat dan aman. la mengaku melakukan 
beberapa percobaan sebelum akhirnya menemukan bentuk yang cocok.

          Laku 50 unit per bulan

          Setelah yakin dengan hasil temuannya, akhirnya Iat mantap memproduksi 
boncengan anak untuk kendaraan motor. Targetnya adalah orang tua yang biasa 
mengantar anak ke sekolah atau mereka yang biasa mobile dengan membawa anak. Ia 
menamai produknya Helmiat Bonceng Bocah (HBB).

          Nama Helmiat diambil dari perpaduan nama Helmi, suami Roihatul dan 
namanya sendiri. Sedangkan Bonceng Bocah berasal dari fungsi produk ini yang 
berguna untuk membonceng anak di sepeda motor.

          Bentuk dari HBB yang sudah dimutakhirkan Roihatul ini cukup simpel. 
Kerangkanya terbuat dari bahan baja stainless steel. Sandaran punggung dan 
bantalan tangan dilapisi dengan busa. Sedang bantalan pantat menggunakan 
langsung jok motor. Dengan alat ini, anak kecil bisa duduk dengan nyaman meski 
harus menempuh perjalanan jauh.

          Untuk menjamin keamanan, Iat juga melengkapi HBB dengan sabuk 
pengaman yang mudah dipasang dan dilepas. Dengan cara ini, orang tua Tdak perlu 
khawatir anak kesayangannya jatuh ketika motor sedang meliuk-liuk di jalanan 
macet.

          HBB ini juga mudah dipasang dan dilepas sesuai kebutuhan. Tidak perlu 
tenaga khusus saat memasang atau melepasnya. Prinsipnya, alat itu cuma 
dikaitkan dengan besi pegangan jok belakangan.

          Iat membanderol HBB Rp 250.000 per unit. Sementara, kalau membeli 
dengan jumlah banyak, Roihatul berjanji memberikan diskon harga spesial. 
Meskipun sudah mengantongi hak paten atas produknya dari Direktorat Jenderal 
Hak Atas Kekayaan Intelektual Departemen Hukum dan HAM sejak Mei 2008, sampai 
sekarang Roihatul belum mampu memproduksi HBB dalam partai besar. Dalam satu 
bulan, ia hanya mampu membuat 50 unit. Sebab, ia tak mempunyai bengkel sendiri. 
"Selama ini, saya masih bergantung pada bengkel las langganan," katanya.

          Impian Iat yang merijadi salah satu finalis Shell Livewire Business 
Start-Up Awards 2008 itu memiliki bengkel sendiri. "Saya mau buka bengkel 
sendiri dengan mesin-mesin yang lebih lengkap. Kalau kerjasama dengan bengkel, 
pesanannya harus secara borongan. Lagipula jumlah tenaga kerja di bengkel itu 
cuma tiga orang. Akibatnya, rata-rata produksinya selama ini hanya berdasarkan 
order, yaitu paling banyak cuma bisa 50 unit," katanya.

          Kalau sudah memiliki bengkel sendiri, Roihatul optimistis mampu 
memproduksi lebih banyak HBB sehingga bisa memenuhi pesanan pelanggan yang tak 
terlayani. (Gentur Putro Jati)
       



   

Kirim email ke