Membonceng Laba dari Usaha Boncengan Anak
 
KONTAN
Boncengan Anak

Senin, 14 Juli 2008 | 07:07 WIB
Mengantar jemput anak ke sekolah dengan sepeda motor? Sebagian orang tua 
mungkin was-was lantaran khawatir anak akan jatuh dan celaka. Apalagi, jika si 
buyung masih kecil dan belum terbiasa menbonceng di sadel sepeda motor. Belum 
lagi, si anak merasa tak nyaman karena sering tergoncang laju sepeda motor.

Nah, ada orang yang jeli melihat keresahan orang tua itu, dan mengubahnya 
menjadi ladang usaha. Dia adalah Roihatul Jannah, seorang produsen boncengan 
anak di sepeda motor.

Gagasan mengawali bisnis ini tak lepas dari pengalamannya mengantar jemput anak 
dengan sepeda motor. Sebagai seorang ibu yang anaknya masih bersekolah di taman 
kanak-kanak dan biasa mengantar ke sekolah, kekhawatiran terhadap keselamatan 
anak saat mengendarai sepeda motor selalu muncul. Ia memang sudah lumayan mahir 
mengendarai motor. Tapi, it.u tak menjamin bisa membonceng anak dengan aman.

Berdasar kebutuhan ini, Iat, begitu Roihatul biasa disapa, terpikir membuat 
alat yang lebih bisa menjamin anak duduk nyaman dan aman selama membonceng 
dengan motor. "Itu alasan mengapa saya memproduksi tempat boncengan khusus 
anak-anak," katanya.

Semula, Iat menggunakan cara konvensional, yakni menggunakan gendongan bayi 
yang ia modifikasi. Meski masih darurat dan sementara, setidaknya cara ini jauh 
lebih aman ketimbang anak diikat pada pinggang pengendara motor.

Ternyata, alat modifikasi gendongan yang ditaruh di motor buatan Iat menarik 
minat. para tetangga. "Banyak yang tertarik memilik alat itu. Saya pikir, ini 
merupakan sebuah peluang," katanya.

Dari sekadar modifikasi, Iat mulai mencari cara agar alat pelindung anak saat 
berboncengan itu bisa lebih kuat dan aman. la mengaku melakukan beberapa 
percobaan sebelum akhirnya menemukan bentuk yang cocok.

Laku 50 unit per bulan

Setelah yakin dengan hasil temuannya, akhirnya Iat mantap memproduksi boncengan 
anak untuk kendaraan motor. Targetnya adalah orang tua yang biasa mengantar 
anak ke sekolah atau mereka yang biasa mobile dengan membawa anak. Ia menamai 
produknya Helmiat Bonceng Bocah (HBB).

Nama Helmiat diambil dari perpaduan nama Helmi, suami Roihatul dan namanya 
sendiri. Sedangkan Bonceng Bocah berasal dari fungsi produk ini yang berguna 
untuk membonceng anak di sepeda motor.

Bentuk dari HBB yang sudah dimutakhirkan Roihatul ini cukup simpel. Kerangkanya 
terbuat dari bahan baja stainless steel. Sandaran punggung dan bantalan tangan 
dilapisi dengan busa. Sedang bantalan pantat menggunakan langsung jok motor. 
Dengan alat ini, anak kecil bisa duduk dengan nyaman meski harus menempuh 
perjalanan jauh.

Untuk menjamin keamanan, Iat juga melengkapi HBB dengan sabuk pengaman yang 
mudah dipasang dan dilepas. Dengan cara ini, orang tua Tdak perlu khawatir anak 
kesayangannya jatuh ketika motor sedang meliuk-liuk di jalanan macet.

HBB ini juga mudah dipasang dan dilepas sesuai kebutuhan. Tidak perlu tenaga 
khusus saat memasang atau melepasnya. Prinsipnya, alat itu cuma dikaitkan 
dengan besi pegangan jok belakangan.

Iat membanderol HBB Rp 250.000 per unit. Sementara, kalau membeli dengan jumlah 
banyak, Roihatul berjanji memberikan diskon harga spesial. Meskipun sudah 
mengantongi hak paten atas produknya dari Direktorat Jenderal Hak Atas Kekayaan 
Intelektual Departemen Hukum dan HAM sejak Mei 2008, sampai sekarang Roihatul 
belum mampu memproduksi HBB dalam partai besar. Dalam satu bulan, ia hanya 
mampu membuat 50 unit. Sebab, ia tak mempunyai bengkel sendiri. "Selama ini, 
saya masih bergantung pada bengkel las langganan," katanya.

Impian Iat yang merijadi salah satu finalis Shell Livewire Business Start-Up 
Awards 2008 itu memiliki bengkel sendiri. "Saya mau buka bengkel sendiri dengan 
mesin-mesin yang lebih lengkap. Kalau kerjasama dengan bengkel, pesanannya 
harus secara borongan. Lagipula jumlah tenaga kerja di bengkel itu cuma tiga 
orang. Akibatnya, rata-rata produksinya selama ini hanya berdasarkan order, 
yaitu paling banyak cuma bisa 50 unit," katanya.

Kalau sudah memiliki bengkel sendiri, Roihatul optimistis mampu memproduksi 
lebih banyak HBB sehingga bisa memenuhi pesanan pelanggan yang tak terlayani. 
(Gentur Putro Jati)

<<030914p.jpg>>

Kirim email ke