Untung teu nyieun pabrik meteran.
Ruksak dunia!!!

--- Iip Umar Rifai <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> 
> mungkin memang selama ini yang dia ketahui adalah
> 50cm=1M hehehe, nah
> kalo soal tahu atau tidak tahu itu menurut saya gak
> bisa dipakai untuk
> menunjukan seseorang bodoh atau tidak. Buktinya dia
> masih pandai
> mengkalikan 2,5x50cm=125cm. Mungkin dia kurang
> praktek, jadi gak
> pernah ketemu salahnya, nah prakteknya sama Kang
> Udin itu akhirnya dia
> tau kalau 1M=100cm.
> 
> :)
> 
> Thursday, May 24, 2007, 3:09:54 PM, you wrote:
> > Cerita, ini cerita bukan mengada-ada suer adanya.
> Berhubungan
> > dengan dunia pendidikan di tanah air. Entah yang
> salah kurikulumnya
> > atau pengajarnya, hingga keponakan saya gobloknya
> minta ampun. Kalau
> > unsur genetik, terus terang keturunan keluarga
> saya cukup baik
> > prestasinya di sekolah.
> > Begini ceritanya. Saya punya keponakan (anaknya
> adik ibu saya)
> > yang duduk dibangku perguruan tinggi yang cukup
> ternama di Jakarta
> > semester 7 (Manajemen Ekonomi). Keponakan saya itu
> tinggal di rumah
> > saya. Suatu hari saya minta bantuan dia untuk
> mengukur halam
> > belakang rumah, untuk membuat teras belakang. Saya
> bilang kepada dia
> > tolong kamu ukur halam belakang, lebar 2,5 meter
> dan panjang sesuai
> > dengan lebar rumah. Saya kasih dia uang Rp. 500
> ribu untuk membeli
> > kramik dan semen. dan sekalian mencarikan tukang
> untuk
> > mengerjakannya.
> 
> > Dua minggu kemudian saya cek ke belakang rumah,
> setengah
> > berteriak saya memanggil keponakan
> "Subhanallah..... Andri...Andri
> > !!! Apakah kamu tidak salah dengar apa yang Kakak
> katakan,  kamu
> > ukur lebarnya berapa meter !!?? . Jawab
> keponakanku "2,5 meter Kak,
> > emangnya ada yang salah?. "Masa 2,5 M pendek
> begini, naro kursi juga
> > gak bisa, coba kamu ambilkan meteran,
> jangan-jangan kamu salah
> > ngukurnya" saya sedikit sewot.
> > Ternyata setelah saya ukur lebarnya cuman 125 cm
> (1,25 m). "Andri
> > kamu pake meteran yang mana?" tanyaku. "Yang itu
> Kak, yang Kakak
> > pegang" jawab ponakanku. "Lho koq cuman 125 cm,
> kamu salah ngukur,
> > mangkanya kalau Kakak bicara dengerin, gini deh
> jadinya". Tidak mau
> > disalahkan itu keponakan, sambil mengambil meteran
> dan mengukurnya
> > kembali "Kak lihat tuh, mana yang salah, ini benar
> koq" Saya lihat
> > hasil ukurannya dia, ya lebarnya 125 cm. Terus
> saya tanya dia
> > "Emangnya 1 meter itu ada berapa cm". Jawab
> keponakanku "50 cm kak".
> > "Bujug buneng kalau kata orang betawi, ada cerita
> darimana 1 m itu
> > bisa jadi 50 cm, barangkali hukum pytagoras versi
> orang Baduy.
> > "Andri...Andri.....kamu mau gak balik lagi ke SD
> !!!!". 
> 
> > Dongkol bercampur prihatin, dan kasihan kepada
> keponakan. Sudah
> > duduk di bangku P.T. koq gobloknya minta ampun.
> Kelak kalau dia
> > lulus dan menyandang predikat sarjana (sarjana
> dodol), saya tidak
> > bisa menyalahkan ponakan saya. Saya akan salahkan
> dosen juga, sudah
> > tahu mahasiswa otak udang koq bisa diluluskan.
> (Komersialisasi
> > pendidikan ya, ada duit jalan gak ada duit d.o
> !!!!!!????)
> 
> 
> 
> 



 
____________________________________________________________________________________
It's here! Your new message!  
Get new email alerts with the free Yahoo! Toolbar.
http://tools.search.yahoo.com/toolbar/features/mail/

Reply via email to