dari milis flp banten:

Mengungkap Dibalik Kejadian Sebenarnya Kekerasan di 
Monas

Artikel panjang ini saya peroleh dari salah satu milis yang 
disebarkan oleh Kang Robi Sugara yang beralamat email di [EMAIL PROTECTED] 
Karena menarik dan memberikan penjelasan mengenai bentrok Monas beberapa waktu 
lalu, maka saya berinisiatif untuk mempostingnya di sini. Bagi yang mau 
mengambil artikel ini silakan..!!!!



berikut ini tulisan dari 
seseorang bernama Nong Darol Mahmada…!!!

Untuk menyakinkan tulisan ini, 
saya perlu memperkenalkan diri dulu, nama Saya adalah Nong Darol Mahmada, saya 
salah seorang aktivis Jaringan Islam Liberal dan saya aktif di JIL sejak 
berdirinya JIL.
Dalam kesempatan sekarang izinkan saya memberikan kesaksian 
kepada kawan-kawan sebangsa dan setanah air melalui milis ini kejadian 
sebenarnya dibalik kejadian yang terjadi di Monas pada tanggal 1 Juni yang 
lalu.

Perlu kawan-kawan ketahui bersama bahwa aksi ini merupakan aksi 
yang telah di skenariokan oleh pihak pemerintah untuk mengalihkan isu BBM yang 
sedang marak ditengah masyarakat. Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama 
dan Beryakinan (AKK BB) hanya dijadikan kedok saja untuk mencegah agar ajaran 
Ahmadiyah tidak dibubarkan.
Setelah presiden SBY menaikan harga BBM, kalangan 
kontributor JIL Goenawan Mohammad, Hamid Basyaib, Rizal Mallarangeng, Denny JA, 
Nasaruddin Umar melakukan pertemuan secara diam-diam di kediaman SBY di Cikeas, 
Bogor. Hal ini mereka bisa akses langsung kedalam berkat orang dalam yaitu Andi 
Malarangeng yang notabene kakak kandung dari Rizal Mallarangeng.
Dalam 
pertemuan ini membahas isu yang berkembang di tengah masyarakat mengenai aksi 
demo-demo yang dilakukan adek-adek mahasiswa. Lalu SBY selaku presiden dan 
kepala pemerintah meminta kalangan JIL mengalihkan isu yang sedang berkembang 
di 
masyarakat dengan isu lain. Rizal M, yang merupakan pemuda JIL yang cerdas 
memberikan usul bagaimana isu kenaikan BBM yang sekarang ini diupayakan diganti 
dengan isu membubarkan Front Pembela Islam (FPI) dengan mengangkat isu 
pembubaran ajaran Ahmadiyah. Karena selama ini JIL selalu mendapatkan perlakuan 
keras dari FPI.

Lalu setelah mendapatkan ‘restu’ dari presiden Goenawan 
Mohammad, Hamid Basyaib dan Rizal Mallarangeng datang ke markas JIL di Jl. Utan 
Kayu No. 68 H Utan Kayu. Di Kedai Tempo mereka membahas bagaimana membuat 
skenario agar anggota FPI bisa melakukan tindakan anarkis dan perusakan yang 
membuat masyarakat tidak simpati lagi dengan FPI. Lalu setelah melakukan 
diskusi 
selama 3 jam, ketiga kontributor JIL itu akhirnya berhasil membuat skenario 
yang 
bagus, dengan memanfaatkan momentum kelahiran Pancasila pada tanggal 1 Juni, 
mereka akan membuat semacam aksi simpatik (damai) dalam kebebasan beragama dan 
berkeyakinan. Aksi ini dilakukan di Monas, yang mana para peserta yang hadir 
sudah disetting sedemikian rupa agar anggota FPI turut datang dan membubarkan 
asyik tersebut. Mereka sangat paham betul, bahwa massa FPI sangat mudah sekali 
untuk dipancing agar melakukan kekerasan dan pengerusakan.

Setelah 
membuat skenario tersebut lalu Goenawan Mohammad, menghubungi SBY melalui 
ponselnya, setelah mendengar penjelasan dari Goenawan Mohammad secara 
terperinci, akhirnya presiden menyetujui aksi tersebut dan akan mentrasferkan 
dananya sebesar 10 miliard rupiah untuk melancarkan aksi tersebut.
Malam 
sebelum kejadian, beberapa pentolan JIL berkumpul di markas JIL, termasuk saya 
sendiri. Waktu itu yang hadir sangat ramai sekali dan sedang membahas persiapan 
untuk aksi besok pagi. Dari beberapa kawan-kawan yang diberikan tugas juga 
sudah 
selesai menjalankan tugasnya seperti mengundang kalangan pers media cetak dan 
media elektronik untuk hadir di acara tersebut. Orang-orang Ahmadiyah pun 
bersedia mengerahkan beberapa massanya untuk menghadiri aksi damai besok. 
Begitu 
juga dengan FPI, sudah dikontak melalui SMS membuat isu kalau besok jamaah 
Ahmadiyah, akan menggelar aksi damai di silang damai.
Saya tidak tahu 
bagaimana persiapan dari FPI untuk merespon isue tersebut, tetapi nyatanya 
besok 
pagi ketika aksi damai itu sedang berlangsung dengan membawa nama AKKBB FPI 
datang dengan belasan truk dan ratusan anggotanya melakukan pemukulan kepada 
anggota aksi tersebut. Yang akhirnya terjadi aksi kekerasan tersebut. Hal ini 
yang diketahui dikalangan anggota FPI adalah aksi tersebut adalah aksi yang 
dilakukan umat Ahmadiyah sehingga secara kasar dan memaksa membubarkan aksi 
tersebut.
Dari pemaparan dalam tulisan saya disini harus kawan-kawan milis 
ketahui bahwa,
1. Bahwa aksi kekerasan yang terjadi di Monas itu merupakan 
suatu skenario yang dilakukan pemerintah dan pihak JIL untuk mengalihkan isu 
BBM.
2. Aksi yang terjadi di Monas itu, JIL ingin FPI dibubarkan karena 
selama ini FPI merupakan yang menjadi sandungan kalau JIL melakukan aksi.
3. 
Dari jamaah Ahmadiyah dengan aksi ini, diharapkan mendapatkan simpati dari 
masyarakat Indonesia agar organisasi ini tidak jadi dibubarkan.
4. Kalangan 
petinggi JIL telah sekian kalinya, mendapatkan keuntungan untuk memanfaatkan 
situasi dan kondisi yang ada.

Demikian tulisan ini saya buat dengan 
sebenarnya, karena hal ini yang membuat saya selalu merasa bersalah dan berdosa 
telah bersama-sama dengan kawan-kawan JIL melakukan pemutaran balikan fakta. 
Saya harap kawan-kawan setanah air dan sebangsa mau menyebarkan email 
kekawan-kawan sekalian. Terima kasih.

Salam

Nong Darol 
Mahmada
[EMAIL PROTECTED] id 




      

Kirim email ke