salam,, A Ujay ..thank atas informasinya. Insyallah Sabtu aku tampilin keduanya di BantenTV dalam Banten PAGI untuk menginspirasi anak-anak Banten yang lain..
thanks ajie --- On Tue, 10/28/08, siuzi m.w.fauzi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: siuzi m.w.fauzi <[EMAIL PROTECTED]> Subject: [WongBanten] KONFERENSI ANAK BAG 2 To: wongbanten@yahoogroups.com Cc: [EMAIL PROTECTED] Date: Tuesday, October 28, 2008, 1:51 AM Dari Konferensi Anak Majalah Bobo 2008 (2-habis) Kita Merusak Alam, Anak-Anak Menyelamatkannya Setelah hari pertama Minggu (26/10) lalu hanya diisi perkenalan, pembagian kelompok, dan belajar berdiskusi, dalam 4 hari ke depan, ke 36 anak dari berbagai daerah di Nusantara ini bersiap mengikuti padatnya jadwal konferensi. MW FAUZI – CILEGON Dimulai dengan mengikuti upacara pembukaan Konferensi Anak Majalah Bobo 2008, Senin (27/10), para peserta lantas berdialog dengan mantan Menteri Negara Lingkungan Hidup Sonny Keraf . Namun karena pada hari itu seluruh peserta ”dikarantina” alias sudah tak boleh ditemani lagi oleh orangtua, guru, maupun orang terdekat lainnya, apa yang menjadi fokus diskusi belum diketahui. Hanya saja, seperti diungkap Nabila Nurkhalishan Harris (10) atau Bella, salah seorang wakil Banten dalam konferensi tahunan ini, ia sungguh amat menantikan momen tersebut. “Bella nggak sabar pengen ketemu mantan Pak Mentri Lingkungan Hidup. Setelah itu berdiskusi, menanam pohon bersama, dan keliling Jakarta ,” kata pengarang cilik yang juga siswi kelas 5 Asimo SD Peradaban Serang ini. Selain Bella, seorang lagi wakil Banten lainnya adalah Ratu Aulia Primadika (11), siswi kelas 6 SD YPWKS Cilegon. Kepada Baraya Post, Bella bercerita bahwa ia mendapatkan teman sekamar, Nyimas (11), pelajar SD Istiqomah, Bandung . Keduanya, bersama 3 bocah lain yakni Helen asal Maluku, Made (Bali), dan Jemima ( Bogor ), tergabung dalam kelompok ”Lobi Lobi”. “Seluruh peserta dibagi jadi 8 kelompok. Nama-nama kelompoknya pakai nama para tokoh majalah Bobo. Yang seru, malam harinya kami semua mengikuti acara toys game,” kata Bella seraya berjanji bakal menceritakan pengalamannya kepada Baraya Post begitu konferensi usai. Dari data yang dirilis panitia, pada hari ini peserta konferensi akan berangkat menuju Vila Delima, Lebak Bulus. Di sana , bersama kelompok Tani Sangga Buana, mereka akan diajak untuk lebih bersahabat dengan alam. Konferensi sendiri selalu digelar setiap hari sebelum hasilnya akan dideklarasikan pada upacara puncak Konferensi Anak 2008, Kamis (30/10) lusa. Dengan setiap anak harus mengirimkan karya tulis bertemakan global warming dan mampu menyisihkan 1.500 calon peserta lainnya, kita tentu berharap bahwa dari pemikiran kritis yang disertai kepolosan anak-anak ini, ada sesuatu yang bisa menjadi renungan bagi kita, para orang dewasa. Seperti dikatakan orangtua Thariq, peserta asal Padang , tak hanya menelurkan sebuah deklarasi menyangkut keprihatinan pada dampak pemanasan global, konferensi anak ini bahkan dipercayainya sebagai bagian dari pembentukan calon pemimpin masa depan—pemimpin yang tentu saja sadar lingkungan. Atau, mengutip ucapan Pak Heri, guru SMPN 13 Magelang, yang juga orangtua peserta konferensi bernama Iko, semua orang dewasa harus mengacungi jempol pada acara ini. Katanya, anak-anak kita tidak lagi sedang bermimpi, tapi terlibat langsung menyelamatkan bumi yang sedang sekarat. “Kita sebagai orang tua mewariskan sungai dan udara yang penuh limbah dan polusi. Kini anak- anak kita lah yang berusaha menyelamatkannya.” (*/)