Karnila Willard, alumnus Swiss German University dan melanjutkan MBA in Internasional Business dengan Spesialis Pengembangan Industri Parawisata di Hochschule Bremen-Jerman, serta MA in Global Marketing dari Universidad d Valencia, Spanyol dengan spesialis Strategi Pemasaran Parawisata, saat ini menjadi Konsultan Utama pembangunan Parawisata di Kota Balikpapan.
Laporan berbagai Media di Kalimantan menyebutkan bahwa geliat gairah perkembangan dunia Parawisata di Kota Balikpapan tidak terlepas dari gebrakan inovasi yang dibuat oleh Karnila Willard. "The Gateway to borneo rain forest", Misi beliau adalah mewujudkan kota Balikapapan menjadi kota pariwisata yang aman dan menyenangkan bagi semua turis yang datang ke Balikpapan, seperti yang dikutip dalam Website Wuski yaitu Lembaga Jerman yang menyediakan konsultan Ahli untuk membantu pemerintah Indonesia. http://www.wuski.or.id/aktivitas/ss1204.html Putri Banten ini juga berhasil menemukan 12 obyek Wisata Baru yang menjadikan keunggulan Kompetitif Balikpapan dalam industri wisata. Berikut ini repotasenya http://www.metrobalikpapan.co.id/berita/index.asp?IDKategori=64&id=12549 ...Kedepan Kantor Pariwisata dapat lebih menggeliatkan dunia kepariwisataan di Balikpapan terlebih dengan telah ditempatkannya tenaga ahli lulusan universitas di Jerman, KARNILA WILLARD. "Dengan bantuan pendattan mbak Karnila, kami berhasil mendapatkan 12 objek wisata baru yang akan kami jual kedapan diantaranya adalah, meriam Jepang di Km 13...(kutipan dari metro pos Balikpapan) Juga ini: http://www.metrobalikpapan.co.id/berita/index.asp?IDKategori=290&id=12390 Langkah Balikpapan membangun industri Parawisatanya dimulai dengan keberhasilannya membangun bekerja sama dengan instansi-2 yang kredible seperti Wuski representatif Pemerintah Jerman. Melalui Kerja sama ini pihak Pemda Balikpapan akan mendapat bantuan tenaga ahli lulusan terbaik dari Jerman tanpa harus menggajinya. Pemda Balikpapan hanya memberi honorarirum pada tenaga ahli tersebut sedangkan seluruh gaji dan fasilitas yang diterima oleh tenaga ahli yang bersangkutan, ditanggung sepenuhnya oleh Pemerintah Jerman. Ada satu hal menarik buat Banten dalam kasus ini. Banten juga bisa memanfaatkan hal ini menjalin kerja sama dengan Pemerintah Jerman untuk membangun daerahnya. Banten bisa mendatangkan tenaga ahli yang semua fasilitas tenaga ahli tersebut ditanggung pemerintah Jerman... Salam hangat, Ferizal Ramli