sudah resiko menjadi pejabat politik...
lain kali kalo mau pijit di rumah aja,dipanggil tukang pijitnya.
bersih...bersih..bersih....Wallahu A'lam
semoga diberi kesabaran dan dimudahkan seluruh halangannya
 
Wassalam
dari pinggir lembah Sayabulu
SetiadjiE
dikirim ku berryprima®




________________________________
From: a.suryana sudrajat <asurya...@yahoo.com>
To: WongBanten@yahoogroups.com
Sent: Thursday, February 19, 2009 7:20:37 AM
Subject: Re: [WongBanten] Zulhamli alhamidi yang saya kenal


Aneh bin ajaib. Orang bersih dari partai bersih, pergi ke tempat bersih, keluar 
menjadi tidak bersih. Saya bukan anggota PKS, dan bukan anggota atau simpatisan 
partai mana pun, tapi saya ikut bersimpati dan mendoakan semoga peristiwa ini 
tidak serta mengakhiri karier politik Pak Zulhamli. Saya juga 
berharap keluarganya diberi kesabaran... ....  

--- Pada Rab, 18/2/09, Tigor M Dalimunthe <tigornomics@ gmail.com> menulis:

Dari: Tigor M Dalimunthe <tigornomics@ gmail.com>
Topik: Re: [WongBanten] Zulhamli alhamidi yang saya kenal
Kepada: wongban...@yahoogro ups.com
Tanggal: Rabu, 18 Februari, 2009, 9:22 PM


tragis....


2009/2/18 adi nugraha <adi_nugraha67@ yahoo.com>

ZULHAMLI ALHAMIDI YANG SAYA KENAL Feb 7, '09 3:40 AM
for everyone 
 
Sudah belasan tahun saya mengenal sosok dan pribadi Zulhamli Alhamidi tanpa 
pernah menemukan kesalahannya sedikitpun kecuali satu kali ini saja. Saya 
prihatin dan bertanya-tanya apakah manusia memang tidak boleh khilaf suatu 
saat? Tulisan ini saya niatkan dalam rangka memenuhi salah satu hak-hak 
ukhuwwah beliau sebagai saudara saya sesama muslim.
Uda Zul, begitu panggilan akrabnya di kalangan anak-anak Rohis sejak jadi 
aktivis da'wah di kampus UNJA. Saya pun sekampus dengan beliau, cuma saya FE 93 
sedangkan beliau Fapet 94. Tapi sejak sama-sama ngantor di Fraksi PKS,  saya 
ikut memanggilnya Uda Zul karena memang usia beliau lebih tua 1 tahun dari 
saya. Saya juga satu majelis ta'lim dengan istri beliau, Mbak Lisa.
Da Zulhamli adalah anggota dewan paling miskin di DPRD Kota Jambi menurut 
ekspos LHKPN versi BPK tahun 2004 dengan asset pribadi 'hanya' Rp.3,5 juta saja 
(diikuti 3 rekan F-PKS lainnya yang sama-sama termasuk paling miskin, selain 
mas Hizbullah). Berita itu juga bikin polemik di koran lokal saat itu, karena 
Uda Zul memang sangat sederhana. Selain masih tinggal numpang di rumah mertua 
walau sudah punya 2 anak, Da Zul juga punya motor 'butut' yang selalu 
menemaninya ke manapun.. Bahkan motor tua milik Da Zul sempat menginspirasi 
saya untuk bikin puisi (maaf file-nya belum ketemu). Dan motor tuanya itu 
sempat patah jadi dua saat suatu malam beliau ditabrak oleh pemuda yang sedang 
ngebut di dalam gang dalam perjalanan beliau menuju tempat Mabit ikhwan.
Ada dua momen yang paling berkesan tentang Da Zul dalam interaksinya dengan 
saya. Pertama, saat suatu hari saya datang ke Fraksi pagi-pagi dalam keadaan 
sangat lapar dan lemah karena tidak makan malam dan belum pula sarapan padahal 
saya sedang hamil. Dalam keadaan pusing dan gemetar karena benar-benar tak 
sanggup berdiri dan melangkah kuatir mendadak pingsan, Uda Zul tiba-tiba muncul 
di Fraksi. Saya sempat sungkan dan malu ingin meminta tolong Uda Zul memesan 
makanan ke kantin, tetapi pandangan mata saya sudah mulai agak gelap. Akhirnya 
dengan suara agak pelan, terucap juga permintaan tolong itu ke Da Zul. Saya 
pikir kalau saya akhirnya pingsan, bukankah Da Zul juga yang repot? Saya sangat 
merasa kurang sopan menyuruh seorang bapak dua anak, apalagi dengan level 
kaderisasi lebih tinggi dari saya, melakukan hal sepele seperti beli sesuatu ke 
kantin. Tapi alhamdulillah Da Zul benar-benar membantu saya pagi itu. 
Yang kedua, saat polemik Pansus Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) 
Penerapan PP.41/2007 di mana saya dipercaya menjadi Ketua Pansus di DPRD Kota 
Jambi. Posisi saya sangat sulit waktu itu, dilematis. Kesediaan Da Zul menjadi 
juru bicara Pansus, membacakan hasil kesimpulan Pansus di Rapat Paripurna 
walaupun berbeda pendapat dengan sikap akhir (stemmotivering) Fraksi PKS, 
sangat saya hargai. Pansus maunya ada penghematan anggaran melalui perampingan 
dinas sehingga sepakat dengan 9 Dinas saja dari Formasi 13 Dinas yang ada. 
Tetapi PKS pada menit-menit terakhir setelah masa lobi yang cukup alot, justru 
fix di formasi 14 Dinas mengikuti Golkar sebagai rekan koalisi Pilwako saat 
itu. Saya dan Da Zul sebetulnya utusan Fraksi yang tidak terlalu sepakat dengan 
hasil kesimpulan Pansus, tetapi toh khalayak juga taulah sikap pribadi kami 
tentu berafiliasi ke sikap akhir Fraksi PKS.
Beliau sosok yang pendiam, hanya bicara jika perlu saja. Dia orang yang 
sensitif, mudah tergugah hati. Da Zul pernah pingsan dalam suatu muhasabah 
sewaktu ada Dauroh Aleg PKS di Bengkulu. Da Zul juga pernah tiba-tiba menangis 
saat pidato membacakan Pandangan Umum Fraksi PKS saat santer menolak rehab 
gedung DPRD yang bakal menghabiskan dana APBD belasan miliar rupiah. Dan sehari 
setelah musibah dirinya dirazia di panti pijat itu, Da Zul juga 2 kali pingsan 
sebelum akhirnya datang ke DPW PKS Jambi untuk menghadapi konfrensi pers, lalu 
menyatakan mundur dari DPRD Kota Jambi sekaligus mundur dari pencalegannya di 
Dapil Jambi Timur-Pelayangan.
Jabatan terakhir Da Zul di DPRD Kota Jambi selain beliau adalah Wakil Ketua 
Fraksi PKS, beliau akhir Desember 2008 kemarin baru menyelesaikan tugasnya 
sebagai Wakil Ketua Komisi B. Di struktur partai, beliau adalah salah seorang 
Ketua Bidang di DPW. Beliau juga aktif di berbagai kegiatan di DPD dan DPC.
Saya tidak melihat ada gaya hidup yang berubah signifikan setelah Da Zul 
menjadi Aleg. Hingga saat ini beliau dan keluarganya masih ngontrak rumah 
sederhana di Talang Banjar (karena ada tuntutan Aleg PKS harus tinggal di 
Dapilnya). Di rumahnya pun tidak ada barang mewah. Selain motor tuanya itu, 
hanya tampak satu lemari penuh buku, televisi di ruang keluarga, room set 
anak-anak dan seperangkat kompor gas di dapur si ummi. Tidak ada sofa di sana, 
boro-boro koleksi keramik mewah!! Tamu yang datang terpaksa duduk lesehan di 
atas karpet sederhana. Kalaupun Da Zul sesekali bawa mobil Carry edisi lama, 
itu sebetulnya mobil milik mertuanya, kadang-kadang dipakai untuk menjemput 
anak-anaknya: Ainun, Ahmad dan si kecil Aziz.
Uda Zul memang sangat gemar olahraga Badminton seperti bapak-bapak anggota 
dewan yang lain. Kantor kami memang punya gedung olahraga sendiri, sehingga 
keluarga besar DPRD Kota bisa leluasa memanfaatkan waktu luang di situ. Di 
kantor, teman-teman Fraksi lain mengakui Da Zul cukup lihay main bulu tangkis 
ini. Mungkin saking semangat, badan Uda Zul sering pegal-pegal, saya yakin 
bapak-bapak sparing partner dia juga begitu jika terlalu menguras energi. 
Diakui oleh rekan-rekan sejawat, kalau pegal mereka kadang mampir rame-rame ke 
Panti Pijat Sehat Bersih yang lokasinya cukup dekat dari kantor dan memang 
punya izin operasional resmi dari Pemerintah Kota. Bahkan sesekali bapak-bapak 
itu bawa istri mereka sekedar pijat refleksi karena memang pengunjung laki-laki 
dan perempuan dibedakan tempat dan petugas yang melayaninya, harus sama-sama 
laki-laki atau sama-sama perempuan (Itulah yang saya heran mengapa pada kasus 
Da Zul koq justru petugasnya lain jenis?
 Menurut wartawan yang ikut Razia tetapi tidak ikut menjelek-jelekkan Aleg PKS 
di media, ada kemungkinan razia itu direkayasa. Tapi maaf saya tidak ingin buka 
di sini karena kuatir pencemaran nama baik pihak tertentu).
Yach… siapa sangka hobby berolahraga ini justru menjadi sandungan di belakang 
hari. Mungkin Allah ingin mengingatkan bahwa ada tupoksi Aleg yang lebih 
penting daripada sekedar riyadhoh. Wallohu a'lam.
Yang pasti, kinerja dan keikhlasan Uda Zul dalam beramal jauh lebih baik 
dibandingkan saya. Apa yang telah terjadi atas Da Zul adalah pertanda Allah 
masih sayang sama beliau, Allah mungkin sedang mempersiapkan rencana yang lebih 
baik untuk beliau dan keluarganya.
Tetapi terus terang kami di Fraksi belum siap kehilangan… Seseorang yang pergi 
begitu saja karena media lokal, nasional, cetak, elektronik, bahkan internet 
secara sistematis telah terlanjur membunuh karirnya tanpa ampun sampai beliau 
sangat malu dan tak punya muka lagi untuk sekedar datang ke kantor. Padahal 
tidak ada Perda dan aturan KUHP / KUHAP yang beliau langgar saat peristiwa di 
Panti Pijat itu. Beliau sedang pijat tradisional di tempat resmi dan petugas 
resmi, tidak ada asumsi razia yang dia langgar tapi Satpol PP dan Poltabes – 
dengan alasan mengamankan Pejabat Daerah – telah menggiring publik menuduh dia 
berbuat mesum dengan pemijat. Astaghfirullah… Kasihan Uda Zul. Sebagai kader 
Partai Da'wah, Dewan Syari'ah PKS lebih berhak menilai sejauh mana kesalahan 
beliau. Dan inisiatif pengunduran diri dari DPRD maupun dari pencalegannya di 
Pemilu 2009 adalah sebuah inisiatif yang patut dihormati. Bahkan itu sebetulnya 
masih terlalu berlebihan. 
Kali terakhir saya bertemu dengan Uda Zul di DPRD – subhanalloh saya rasanya 
mau nangis lagi… - kami  berlima duduk bersama di Fraksi PKS di Lantai 2, 
ngumpul saja karena Jum'at pagi itu tidak ada agenda rapat. Bang Dede sedang 
ngonsep Pandangan Umum RPJP di laptop, Mas Hiz baca koran, saya baca majalah 
Ghoib buat persiapan ngisi Rohis sejam lagi, sedangkan Bang Zay seingat saya 
baca printout PP.8/2008. Lalu Uda Zul? Dia serius memperhatikan HP-nya menyetel 
tilawah Qur'an (kalo gak salah, surat Al.Anfaal, taujih robbani yang paling 
mengena jelang Pemilu 2009). Murottal itu distel Da Zul agak keras sehingga 
saya yakin terdengar dari lantai bawah ruang Fraksi. Dan kami berlima cukup 
lama saling diam menyimak ayat-ayat Allah di sela kegiatan masing-masing, 
sampai menjelang jam 11 siang saya pamit duluan mau ke SMA 5…. 
Ah, Da Zul!! Ketika saya menjenguk ke rumahnya pasca pemberitaan itu untuk 
bertemu dengan istrinya (Mbak Lisa), hanya sekilas saya lihat Da Zul membukakan 
pintu untuk kami. Selebihnya, beliau lebih memilih masuk ke dalam.. Hanya ada 
Mbak Lisa dan anak-anak yang menyambut kami dengan sejuta kesabaran di antara 
suara tertahan dan sesak di dadanya. Sementara mereka tegar, kami yang 
memandangi malah menangis. Sama seperti Da Zul, saya juga sudah belasan tahun 
mengenal Mbak Lisa sejak di Kampus, kami seangkatan 93. Selain dikenal sangat 
sabar dan pendiam, istri Da Zul juga seorang pekerja keras.. Beliau guru SD 
Islam Terpadu Nurul Ilmi. Bayangkan bagaimana Mbak Lisa harus menghadapi 
ratusan wali murid yang bertanya-tanya tentang kejadian itu. Sementara 
anak-anak bertanya, "Ummi… Mengapa Abi tidak ngantor?" 
Kasus razia panti pijat itu pahit banget yak!! Tidak terbayang kalau dalam sisa 
masa jabatan yang tinggal sekitar 5 bulan ini mendadak harus menghadapi drama 
voting di ruang Paripurna, sementara suara PKS kurang 1 orang… Walaupun saat 
ini isu pemecatan Kepala Satpol PP akibat salah ringkus di razia itu sudah 
disepakati oleh semua Fraksi di DPRD Kota Jambi (di sini total ada 40 kursi), 
kecuali Fraksi PKS memilih abstain untuk menjaga objektivitas. Saya masih tidak 
habis pikir, bukankah istri Kepala Satpol PP itu juga seorang akhwat PKS? Ah, 
otak saya masih bebal membaca situasi politis terselubung di balik penangkapan 
berdalih pengamanan Pejabat itu. Tapi semua respon dan dukungan dari internal 
DPRD Kota Jambi tidak akan mengembalikan kehidupan Da Zul seperti sedia kala. 
Mungkin butuh bertahun-tahun untuk pulih, entahlah. 

Saya ingin katakan bahwa mungkin Uda Zul bersalah secara syari'ah (baca: 
berdosa) dan kasus ini sudah diambil alih DPP. Tetapi tidak layak kita 
ikut-ikutan memojokkan beliau. Dalam hearing Komisi A sepekan setelah kejadian 
itu, saya katakan kepada perwakilan Poltabes, Satpol PP, dan rombongan wartawan 
PWI yang hadir, "Al insaan makaanul khotho' wa khoiru khothoo-ihaa at 
tawwabiin." (Manusia adalah tempat berbuat salah dan sebaik-baik orang yang 
bersalah adalah mereka yang mau bertaubat). 
Sebagai sesama muslim, beliau adalah saudara kita yang punya hak-hak ukhuwwah 
dan harus kita tunaikan. Cukuplah beban vonis sosial yang ditanggungnya. 
Ingatlah istri dan anak-anak serta keluarga besar beliau ikut menanggung apa 
yang dirasakan Uda Zul. Sementara apa yang sudah kita lakukan hari-hari ini? 
Apakah memang kita merasa lebih baik akhlaqnya dibanding beliau? (Terutama 
untuk saya pribadi dan 1112 Aleg PKS se-Indonesia, kiranya lebih berhati-hati 
terhadap potensi jebakan dari lawan-lawan politik)

Wallohu a'lam.



________________________________
Nama baru untuk Anda! 
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. 
Cepat sebelum diambil orang lain! 


-- 
"lebih baik menyalakan lilin, daripada mencela kegelapan"
 
" 
________________________________
Apakah saya bisa menurunkan berat badan? 
Temukan jawabannya di Yahoo! Answers! " 



      

Kirim email ke