waaah, menarik itu, ibnu. lalu saya membayangkan
dengan maraknya kamera digital, dan mengajak
warga atau siapa saja, misalnya tentang upacara
di daolam keluarga sendiri, upacara di sekitar
kampungnya, wilayah sosialnya, seperti mauludan,
di klenteng, atau sunatan, kawinan. termasuk diantara
nya poto-poto para tokoh. dengan digital akan lebih
efektif, murah meriyah, termasuk tentunya berbagai
jenis makanan misalnya kalou ada lomba atau
ada pesta. 
NB: sangat penting potona abah hassan, favoritna
bontjees!

--- On Sun, 8/30/09, Ibnu Adam Aviciena <ibnuavici...@yahoo.com> wrote:

From: Ibnu Adam Aviciena <ibnuavici...@yahoo.com>
Subject: Re: [WongBanten] Kupat Tahu atau tahu kupat? bantenologi
To: WongBanten@yahoogroups.com
Date: Sunday, August 30, 2009, 12:08 AM






 




    
                  insya allah kang halim. di antara tugas bagian data dan 
informasi adalah sebagai berikut:

Mengumpulkan buku, jurnal nasional dan internasional, dan media massa secara 
umum dan secara khusus yang berkaitan dengan BantenMengumpulkan foto-foto 
tentang Banten dan membuat foto tentang segala hal yang berkaitan dengan 
ke-Banten-anMembuat dan mengumpulkan rekaman audio yang berkaitan dengan 
BantenMengumpulkan dan membuat video dokumentasi dan film dokumenter tentang 
Banten



Salam hangat,



Ibnu Adam Aviciena

Serang, Banten

--- Pada Sab, 29/8/09, halim hd <halimh...@yahoo. com> menulis:

Dari: halim hd <halimh...@yahoo. com>
Judul: Re: [WongBanten] Kupat Tahu atau tahu kupat?
Kepada: wongban...@yahoogro ups.com
Tanggal: Sabtu, 29 Agustus, 2009, 7:08 PM






 

    
                  yaaa, kang, benar di jalan diponegoro qada kupat
tahu atau tahu kupat yang enak. yang sering saya
kecewa adalah banyak pedagang tahu kupat kalou
membungkus pake kertas. dan itu nampak kurang
enak dipandang, sama seperti kebanyakan warung
nasi yang sekarang banyak pake kertas coklat itu.
padahal, kalou pake daon pisang, nampak bagus,
indah, ekologis.
di samping itu, banyak pedagang tahu kupat sekarang
tidak menggunakan daun kelapa muda; mereka pake
plastik. padahal, dengan menggunakan daun kelapa
muda kupat atau ketupat akan enak rasanya juga
aromanya. 
saya membayangkan, sekiranya saja dinas parsenibud
yang
 berkaitan dengan soal kulier ini mau mengusulkan
kepada para pedagang, bagus sekali, agar pedagang
kupat tahu memakai daun kelapa muda dan juga kalou
membungkus pake daun pisang.
sayangnya sikap cara
 berpikir pragmatis, asal gampang
saja, membuat makanan tidak sehat, sama halnya
banyak restoran yang menggunakan streofom, yang
tidak sehat, tidak ekologis.
NB: 
apakah bantenologi juga mau memikirkan jenis makanan
khas banten yang kiahn punah, misalnya PINDANG yang
beragam, yang kini boleh dikatakan jarang kita temukana
diwarung; mungkin masih ada satu dua keluarga. padahal,
di banten dulu sangat terkenal dengan pindangnya, dari 
pindang bandeng, kerong-kerong, teri, dan ikan lainnya.
NB:
numpang nanya: apakah banten juga masih punya wilayah
pertanian bawang merah dan bawang putih yang dulu
kondang, pejaten, bawang lokal yang dijaman bung karno
selalu dicari lantaran wangi dan aroma yang khas?
hhd.

--- On Sat, 8/29/09, das albantani <dasalbantani@ yahoo.com> wrote:

From: das
 albantani <dasalbantani@ yahoo.com>
Subject: [WongBanten] Kupat Tahu atau tahu kupat?
To: wongban...@yahoogro ups.com
Date: Saturday, August 29, 2009, 4:51 AM






 

    
                  ngomong2 sola kupat tahu, dulu tahun 1990 saya sering makan 
di samping smpn 1 (jl diponegoro) karena saya sekolah disana, dan ternyata 
sampai sekarang pun msh jualan...rasanya masih tetap sama...enak dan legit
 


        Get your new Email address!  

Grab the Email name you've always wanted before someone else does!
 

      


         
        
        


      
 

      


         
        
        

       Coba Yahoo! Mail baru yang LEBIH CEPAT.  Rasakan bedanya sekarang! 
 

      

    
    
        
         
        
        








        


        
        


      

Kirim email ke