Menarik sekali tanggapan dari pak Joni, kalau di jepang mentri seperti ini kayaknya udah hancur lebur jadi bual-bualan di parlemen.
Rifki Muhida --- Akhmad Bukhari Saleh <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Berita Menko Ekonomi membeber unek-unek bukan baru > sekali ini. Bahkan di > acara pembukaan Kongres PII bulan lalu saya dengar > sendiri dalam > pidatonya juga begitu. > Tetapi dari berkali-kali penyampaian keluh-kesahnya > itu, termasuk waktu > menjawab pertanyaan gencar para insinyur di PII itu, > justru yang > terkesan adalah tidak kompetennya Dorodjatun sebagai > seorang menteri, > apalagi menko yang harus memimpin sejumlah menteri > lain. > Sepertinya sudah 6 bulan dia jadi menko, yang > terlihat muncul bukannya > leadershipnya, tetapi tetap saja hanya sosoknya > sebagai sekedar seorang > pengamat ekonomi yang cengeng. > > Mustinya paling lama sebulanlah dia boleh > berkeluh-kesah ketika > menemukan ketidak-beresan ekonomi kita, yang > notabene semua orang juga > sudah tahu. Tetapi selanjutnya dia harus keluar > dengan konsep > penyelesaian masalah, merumuskan kebijakan-kebijakan > untuk melaksanakan > konsep itu, mengambil langkah-langkah untuk > melaksanakan kebijakan itu, > dan memperlihatkan kinerja kepemimpinan sebagai > nakhoda tim ekonomi. > > Namun yang kita lihat semua itu nihil, konsep tidak > jelas, kebijakan > tidak muncul, langkah ragu-ragu terus, sesama > menteri ekonomi jalan > sendiri-sendiri bahkan saling ribut. > Dan terakhir ini sampai-sampai Presiden menugaskan > Wapres membuat tim > ekonomi, yang berarti fungsi koordinasi perekonomian > kita sudah > difungsikan oleh dua lembaga, kantor wapres dan > kantor menko ekonomi. > Wah, makin amburadul saja ekonomi Indonesia. > > Dia juga berkeluh-kesah tidak mau tahu soal politik. > Menteri nggak bisa > ngomong begitu, karena jadi menteri itu jabatan > politis. > Lihat Menko Kesra, tugasnya tidak hanya bagi-bagi > beras untuk para > pengungsi korban konflik Poso dan Ambon. Itu > kerjaannya para birokrat > pegawai negeri. Menko Kesra sebagai pejabat politis > harus turun tangan > mengatasi akar permasalahan konflik itu dari segi > politisnya, antara > lain dengan apa yang dilakukannya, yaitu > berinisiatif mengadakan > Pertemuan Malino. > > Jadi analoginya Menko Ekonomi, yang pernah Dubes di > AS, harusnya bisa > menarik keuntungan dari sikap AS yang memerangi > terorisme, untuk > perbaikan perekonomian kita. Memang untuk itu > seorang Menko Ekonomi > mungkin harus mengambil pilihan yang sangat rumit > dalam bersikap > terhadap permintaan pemblokiran lembaga keuangan > pendukung elemen Islam > radikal, tetapi itulah risiko jabatan politis. > > Saya bersahabat dekat sekali Dorodjatun, yang > berpuluh tahun tetangga > se-RT dengan saya. Seluruh keluarga dia dan keluarga > saya saling kenal, > bahkan salahsatu kakaknya lama sekali menjadi > sekretaris ayah saya di > suatu departemen. Waktu mahasiswa kami juga sering > berinteraksi sebagai > sesama aktivis mahasiswa yang aspirasi politisnya > "sealiran". > So my comments on him hereabove is nothing personal. > It's just that we > need a better person to anchor our economic team. > > Wasalam. > > > > -- > --[YONSATU - > ITB]---------------------------------------------------------- > Online archive : <http://yonsatu.mahawarman.net> > Moderators : > <mailto:[EMAIL PROTECTED]> > Unsubscribe : > <mailto:[EMAIL PROTECTED]> > Vacation : > <mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=vacation%20yonsatu> > 1 Mail/day : > <mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=set%20yonsatu%20digest> > __________________________________________________ Do You Yahoo!? Try FREE Yahoo! Mail - the world's greatest free email! http://mail.yahoo.com/ -- --[YONSATU - ITB]---------------------------------------------------------- Online archive : <http://yonsatu.mahawarman.net> Moderators : <mailto:[EMAIL PROTECTED]> Unsubscribe : <mailto:[EMAIL PROTECTED]> Vacation : <mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=vacation%20yonsatu> 1 Mail/day : <mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=set%20yonsatu%20digest>