WCDS !

Ya begitulah, secara kurang-lebih masih sama. ITB masih sangat KERRASS mendidik 
mahasiswanya. Terus terang saya melihatnya : sangat keras secara tidak perlu.
Memang, kadang2 ada pertanyaan menggelitik : Apa semua yang masuk ITB harus keluar 
sebagai sarjana ? Saya berpendapat memang tidak harus semua karena ada yang salah 
masuk ITB, ada yang memang tdk bermental sarjana dsb. Tetapi yang tidak salah masuk, 
mental sarjana baik (IQ sangat oke, EQ juga, barangkali dengan SQ sekalian) tetapi 
jadi meraih gelar DO-an ITB karena "tidak tertangani dengan cukup baik" selama di ITB. 
Tidak sedikit dari yg di DO penyebabnya, kalau dilihat betul :

1. Masalah ekonomi. ITB, sejak jaman Pak Lilik memang berhasil mendapat sumber2 
beasiswa tetapi masih ada saja yang DO krn persoalan ekonomi karena : a. Tidak mau 
lapor krn. malu. b. Mencoba mengatasi sendiri dengan usaha macam-macam spt. memeberi 
les. Tidak sedikit dari yang berbisnis kecil-kecilan "kamalinaan" sehingga lupa 
kuliah, lupa jadwal ujian bahkan lupa jatah studinya di ITB. Datang-datang melapor 
ketika semuanya sudah kasip. c. Tidak lapor dan tidak punya usaha. 
2. Masalah keluarga/pribadi : ada yang berantem dengan ortu, putus pacar (atau 
sebaliknya, di-uber2 cewek sampai harus ngumpet2 dan karenanya tidk bisa kuliah) dll.
3. Super aktif dikegiatan kemahasiswaan kampus : lagi2 ttg kekamalinaan. Kadang2 ybs 
sampai pada suatu titik dimana ia sulit membedakan antara prestasi akademiknya jelek 
karena terlampau aktif, vs. beraktif ria untuk mengkompensasi jeleknya nilai2 ujiannya.
4. Gangguan-gangguan lain misalnya  yang santai : sekedar banyak main, malas dsb. Yang 
serius : dilarang guru agamanya (entah aliran apa) untuk kuliah (bukan satu-dua lho 
jumlahnya).

Pangalaman saya 25 thn mengajar dan menjadi wali akademik di ITB, sebagian yang cukup 
besar dari yang termasuk diatas bisa ditanggulangi asal ada pendekatan-pendekatan yang 
baik. Tapi itulah, masih banyak dari dosen, wali akademik, pimpinan jurusan dll yang 
masih mendekati persoalan secara formal struktural, kurang mengapresiasi bahwa bila 
dianalogikan dengan sistem produksi, maka material yang diproses bukanlah logam, kayu, 
zat kimia dsb, tetapi anak manusia. Belum lagi kalau walinya hanya jadi 
juru-tandatangan FRS (istilah lama, formulir rencana studi) saja.

Memang dari satu angkatan yang misalnya 80 orang, tidak semuanya memerlukan perhatian 
khusus dari walinya. Barangkali hanya 1 max 3 saja yang menjumpai masalah sulit disaat 
yang salah dan perlu bantuan orang lain. Setidaknya untuk 1-3 orang inilah seharusnya 
sang wali berfungsi. 

Begitulah kita sementara ini, masih harus terus dikembangkan. Tapi ya itu, sayang 
bukan, anak-anak yang terbaik (Senioren, dulu ada spanduk besar digerbang ITB 
menyambut mahasiswa2 barunya : SELAMAT DATANG PUTRA-PUTRI INDONESIA TERBAIK, masih 
ingat 'kan ?) ter-DO. Padahal mereka selama studinya disubsidi pajak rakyat +/- 10 
juta rp/semester. 

Saran saya untuk para alumni : berilah saran-saran pada ITB. Yang konstruktif saat ini 
sangat dibutuhkan dalam rangka menjelmakan ITB lama menjadi ITB baru (BHMN, otonomi 
perguruan tinggi). Kita sama-sama jadikan ITB one of the best in the world ! Sepakat 
'kan.

In Harmonia Progressio,

Iftikar.  
 




>Wcds, saya postingkan berita baru yang saya ambil dari
>media indonesia, yang menceritakan seorang pelajar
>yang stress karena nggak lulus-lulus kuliah. . Pelajar
>itu nekat menembak guru2 dan beberapa siswa sekolah
>hingga 18 orang tewas.Bulan pebruari lalu kejadian
>serupa di jerman menewaskan 3 orang, dan pelakukanya
>bunih diri. Kejadian siswa stress, banyak kita temui
>di ITB, waktu jaman saya kuliah, saya menemui banyak
>kasus, salah seorang diantaranya adalah Erwin, anggota
>menwa ITB angakatan 18? (80-an akhir ?), jurusan sipil
>ITB yang DO. Ketika saya menjabat komandan, Erwin
>sering datang ke kampus dan posko dalam rentang waktu
>2 bulan, dan sempat bikin repot pihak ITB (dosen, staf
>ITB dan satpam). Untungnya erwin tidak melakukan
>tindakan senekat mahasiswa jerman ini. Di ITB banyak
>orang2 semacam erwin dikarenakan sistem ITB yang
>keras/absoulud dan banyaknya dosen yang tidak mau
>ambil perduli dengan masalah yang dihadapi si
>mahasiswa, mereka jalan terus dengan standar2 yang
>tinggi dan ideal tanpa melihat bahwa si mahasiswa
>sudah kehabisan napas. Terlalu banyak yang ingin
>dikejar oleh ITB, lulusan yang hebat, siap bersaing
>dll, padahal itu akan membuat orang jadi pongah, dan
>hal2 yang sederhana, seperti bagaimana orang harus
>berteman, bekerjasama terlupakan, padahal itu lebih
>berharga bahkan untuk waktu yang panjang dari pada
>sekedar angka2 yang dinytakan dalam transkrip.
>Apakah ITB sekarang masih seperti yang dulu?
>mudah-mudahan berubah.
>
>
>Rifki Muhida
>
>==============================================
>Eks Siswa Mengamuk di Jerman, 18 Tewas
>
> 
>ERFURT (AFP): Sedikitnya 18 orang tewas, sebagian
>besar guru, ketika dua orang bersenjata mengamuk di
>sebuah sekolah menengah di Jerman Timur kemarin.
>
>Menurut penuturan polisi, 14 orang guru sekolah itu,
>dua siswa, seorang polisi, dan seorang dari dua
>pelakunya tewas dalam insiden di sekolah menengah
>Gutenberg yang berada di Kota Erfurt itu. Insiden itu
>merupakan yang terburuk dalam beberapa dekade
>belakangan ini.
>
>
>Kepala kepolisian setempat, Manfred Grube, mengatakan
>mayat-mayat korban bergelimpangan di sekolah dan
>seorang pelaku--murid sekolah itu yang telah
>dikeluarkan--bunuh diri ketika polisi mendekatinya.
>
>Polisi mengatakan serangan itu terjadi pada pukul
>11.05 waktu setempat (16.05 WIB) ketika 700 murid
>sekolah menengah itu tengah mengikuti ujian. Menurut
>salah seorang siswa, saat kertas ujian matematika
>dibagikan, pelaku mengatakan tidak akan menulis apa
>pun, dan mulai menembakkan senjatanya. Belakangan
>diketahui siswa itu telah dua kali gagal ujian untuk
>memperoleh diploma.
>
>Salah seorang guru mengatakan sekitar 20 siswa masih
>terjebak di sebuah ruang kelas dan sedikitnya dua di
>antaranya luka-luka.
>
>Seorang pelakunya lagi kini tertahan di lantai satu
>sekolah itu dan diperkirakan ia memiliki sebuah pistol
>dan senapan. Polisi kini mengepung sekolah itu. Namun,
>hingga berita diturunkan, pelaku belum tertangkap.
>
>Stasiun radio setempat, MDR, melaporkan pelaku
>menyandera siswa tersebut, namun keterangan ini belum
>dikonfirmasikan.
>
>Insiden itu merupakan yang paling buruk di Eropa sejak
>Maret 1996 ketika seorang pria sakit jiwa mengamuk dan
>menembak mati 16 anak-anak dan guru mereka sebelum
>menembak dirinya sendiri. (
> 
>
>
>__________________________________________________
>Do You Yahoo!?
>Yahoo! Health - your guide to health and wellness
>http://health.yahoo.com
>
>--[YONSATU - ITB]----------------------------------------------------------
>Online archive : <http://yonsatu.mahawarman.net>
>Moderators     : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
>Unsubscribe    : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
>Vacation       : <mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=vacation%20yonsatu>
>1 Mail/day     : <mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=set%20yonsatu%20digest>



--[YONSATU - ITB]----------------------------------------------------------
Online archive : <http://yonsatu.mahawarman.net>
Moderators     : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
Unsubscribe    : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
Vacation       : <mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=vacation%20yonsatu>
1 Mail/day     : <mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=set%20yonsatu%20digest>

Kirim email ke