Saya melihat bahwa setidaknya program ROTC atau sejenisnya untuk Indonesia setidaknya 
harus dapat memenuhi empat kebutuhan (urutan tidak menggambarkan prioritas):

1. ROTC harus mengenalkan dunia militer pada orang sipil : di Indonesia hanya orang 
militer yang mengenal militer, selebihnya hanya kira-kira saja. Sebaliknya orang 
militer (lewat kurikulum [lama] AKABRI dan program-program dwifungsi) mengenal betul 
dunia sipil. Akibatnya hampir tidak ada apresiasi orang sipil pada (apapun tentang) 
militer. Bahkan cenderung tidak suka, alergi dll. Padahal saling mengenal antara kedua 
komponen penting bangsa itu sangat diperlukan (tak kenal maka tak sayang, katanya). 
Kitapun melihat tidak banyaknya orang sipil yang dapat dengan baik menjadi pengamat 
militer (begitu istilahnya sekarang). Ini disebabkan antara lain oleh orang sipil yang 
melihat banyak susbsistem2 dunia militer baik yang "hard" maupun yang "soft" sebagai 
"black-box". Dari ROTC dapat dilahirkan bibit intelektual bidang militer yang baik. 

2. ROTC sangat dapat menanam-tumbuhkan jiwa patriot, cinta bangsa atau apapun namanya 
serta "senses of national unity and security" pada peserta & lulusannya. Bukankah 
karakter2 semacam ini yang sekarang banyak tidak dimiliki bangsa kita sekarang ? 
Lihatlah tawuran-tawuran itu yang sudah meluas : awalnya hanya antar anak SMU, lalu 
antar SMP, seterusnya antar mahasiswa, antar kampung (menarik juga dicatat : antar 
kesatuan TNI/POLRI ! Meskipun tentang TNI/POLRI ini bisa dianalisis secara terpisah 
dari konteks pembicaraan ROTC kita sekarang). Simak pula kelakuan para politisi yang 
cenderung melemahkan sendi-sendi negara daripada menguatkan. Perhatikan juga praktik 
KKN yang sangat luas dan mendalam. Dan tentunya belakangan ini mengenai penjualan 
aset-aset strategis negara (kalau sudah terjual tentu saja dapat dicari-cari 
pembenarannya, tetapi jika belum DAN jika sense of security itu ada kiranya aset2 ybs 
tidak jadi dijual. Bahkan mungkin tidak pernah terpikir samasekali untuk d!
ijual). 

3. ROTC akan menjadi (salah satu) sumber kelahiran calon-calon perwira berilmu dan 
cerdas untuk mengisi kebutuhan dunia ketahanan nasional kita akan SDM yang robust 
untuk perang gaya baru (yang dalam  bronet [obrolan-net] kita banyak didiskusikan 
dalam 3-4 minggu terakhir (perang masa damai, non konvensional dll). SDM ini sangat 
bisa jadi menjadi perwira-perwira TNI dari jenis baru (a new breed of officers).
 
4. ROTC, dengan keberadaan dan kegiatan-2nya yang semestinya "terlihat", bila dapat 
dilaksanakan dengan baik, akan menumbuhkan kesan pada masyarakat banyak, suatu kesan 
yang diperlukan, bahwa persoalan hannas bukanlah persoalan militer semata. It's 
everybody's business.

Mangga, nyanggakeun,
Iftikar


                    

>On Fri, 03 Jan 2003 20:35:04 +0700 Sharif Dayan (SD) wrote:
>
>> >dan konsep itu menawarkan 'biaya' yg jauh
>> >lbh murah dpd memelihara sekian banyak tentara.
>> 
>> Menurut saya, justru memberdayakan rakyat -mengingat keadaan
>> perekonomian kita saat ini- akan membutuhkan beaya yang sangat besar.
>> Lihat saja nasib GND (Gerakan Nasional Kedisiplinan), yang berbeaya
>> besar namun tidak ada tanggapannya seperti yang diharapkan.
> 
>Menurut saya Gerakan Disiplin Nasional (dan banyak konsep-2x bagus lain)
>gagal krn tidak ada konsistensi. Mengurus soal moral tidak cukup cuma
>ngomong 1-2 kali, bahkan tidak cukup 20 -30 kali, harus terus menerus
>(macam iklan coca cola <g>). Konsistensi mrpkan salah satu titik lemah
>bangsa kita, blm tahu persis apa obatnya yg mujarab :-(
> 
>> >Mengajar orang awam utk menggunakan senjata, menyetir tank,
>> >bahkan pesawat terbang bukan pekerjaan susah yg makan waktu banyak.
>> 
>> Bagaimana tahapan pemilihan dan penyaringannya ? 
>
>Sayang Anda tidak ikut HANATA2003 kemarin :-)
>Pak Tino menjelaskan secara gamblang konsep ROTC di US yg terdiri atas 2
>tahap (masing-2x tahap 2 tahun). Prestasi akademik mrpkan acuan utama,
>siswa wajib punya prestasi akademik minimal B, jika kurang tidak
>diterima. Stl diterima menjadi kader (cadet) ROTC pun, prestasi akademik
>tsb tetap jadi acuan, jika failed mempertahankan nilai B maka akan drop
>out.
>
>Kalau dibandingkan dg situasi disini, program ROTC disana mirip-2x dg
>program Beasiswa yg diberikan Perusahaan kepada siswa terpilih. Mereka
>mendapatkan uang bulanan (tuition), semacam gaji gitulah. Dg perkataan
>lain, siswa ROTC adalah siswa yg mendapat beasiswa dg ikatan dari US
>Army/Navy/Airforce dll.
>
>> >mengajarkan mereka untuk bisa bertempur dalam formasi,
>> >berpartisipasi dalam TeamWork, strategi/taktik tempur bukan pekerjaan
>> >1-2 bulan.
>> 
>> Apakah semuanya harus menjalani tahapan baris berbaris ? Siapa yang
>> akan menanganinya ?
> 
>Militer.
> 
>> >Tentu saja, masalahnya prioritas, layak dilakukan atau tidak. Kalau
>> >'bungkus' atau positioningnya tepat, besar harapan utk diterima :-)
>> 
>> Siapa yang menilai 'bungkus' tersebut ? Yang akan 'sibuk' menyambut
>> 2004 ? Duh !:(
> 
>Keamanan dan Kedaulatan Negara itu penting, siapapun yg berkuasa
>nantinya perlu orang-2x/pihak yg bisa mengamankan kedaulatan negara
>(emang apa enaknya jadi presiden tanpa kekuasaan/kedaulatan <g>).
>Kalau baca cerita Executive Ordernya Tom Clancy, Saudi Arabia, Kuwait
>bersedia utk beli alat-peralatan perang dari Amerika sekalipun mrk tidak
>mahir menggunakannya, yg mrk harapkan dg tindakan itu adalah Amerika mau
>memayungi Keamanan/Kedaulatan Negara mereka. Mrk bersedia sbg gudang
>senjata Amerika, agar di saat-2x butuh tindakan cepat, pasukan Amerika
>tinggal datang kesana dan senjata disediakan oleh negara setempat.
> 
>> >Wah blm baca novel 1984, idenya apa di novel itu ?
>> 
>> Novel karangan George Orwell, ditulis tahun 1950-an, berlatar belakang
>> kehidupan dalam Uni Soviet, saat Stalin berkuasa. 
>
>Ah ya saya ingat itu...Damai Itu Perang berbeda dg itu.
>
>Damai itu perang menyangkut perang non konvensional, lbh mengarah ke
>perang intelektual. Objectivenya bisa mirip, misalkan penguasaan
>wilayah, industry dls, cuma caranya tidak pakai 'kekerasan'.
>Contoh saja, ingin menguasai selat malaka agar pelayaran armada dari
>laut pacific ke samudra Hindia jadi singkat, atau ingin menguasai
>sumber minyak di lepas pantai Indonesia; maka masukkan ide/usul ke
>konvesi hukum laut internasional agar Zona Economic Exclusive suatu
>negara tidak lebih dari 1 mil laut saja (extrem-nya gitu deh).
>
>-- 
>syafril
>-------
>Syafril Hermansyah<syafril-at-dutaint.co.id>
>
>--[YONSATU - ITB]----------------------------------------------------------
>Online archive : <http://yonsatu.mahawarman.net>
>Moderators     : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
>Unsubscribe    : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
>Vacation       : <mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=vacation%20yonsatu>
>



--[YONSATU - ITB]----------------------------------------------------------
Online archive : <http://yonsatu.mahawarman.net>
Moderators     : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
Unsubscribe    : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
Vacation       : <mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=vacation%20yonsatu>


Kirim email ke