Pa "Wangki", Pa Syafril, pak ABS maaf baru konfirmasi sekarang, Rekan2 MahawarmanYon I khususnya Panitia HANATA 2003, pertama saya mengucapkan terimakasih atas apresiasi dan dukungan moral yang diberikan kepada APR Pindad, terus terang hanya itu modal kami, karena masih banyak sekali kekurangan yang harus diperbaiki dari produk ini. Juga ucapan terimakasih dari Budi Santoso untuk hal yang sama. Pa syafil kalau diperlukan saya akan attach lengkap data sekitar 10 mega dikemanakan bung syafril ) 1. Masalah mesin Isuzu, a. sebenarnya kami telah lakukan analisa pemilihan power train kendaraan yang beredar di dalam negri Isuzu, Mitsubhisi, Toyota, Mercedes MB 800, KIA dll hasil yang diperoleh untuk yang Heavy Duty dan ketersediaan 4x4 ,terhadap daya dorong yang terjadi pada roda bedanya tidak jauh2 amat, b. kemudian ada referen dari negara lain yang juga menggunakan Isuzu kelas ini ( Power 121/3600; Torsi 31/1600 ) untuk kebutuhan Militer yaitu Japan, Australia dan negara2 Timur Tengah juga Indonesia untuk Rantis 21/2 T yang 4x4 c. Karena Rantis dan APR1 memiliki Power Train yang sama ini akan memudahkan dilapangan bilamana dalam kondisi terdesak akan dapat mampu tukar untuk komponennya. d. Dari sisi engine APR 1 sama persis dengan Isuzu NKR 120 PS sehingga after sales pasti mudah dan merupakan engine generasi terbaru di Indonesia dimana kapasitasnya lebih besar dibandingkan yang 135 PS (Perlu diketahui marketing produk jepang itu sering kali akal2an contohnya 135PS yang ada di Indonesia, kalau dicarikan padanannya di jepang hasilnya bukan 135 PS, hal yang sama juga untuk mitsubishi dll) e. Satu lagi yang penting masalah ketersediaan dan waktu menjadi sangat utama dimana Arahan strategis dari Panglima diberikan pada bulan Juli 2003, Konsep Produk selesai dalam 2 minggu, Mock Up selesai dalam 3 minggu, sehingga Freeze Design hanya 5 minggu, kemudian prototype sekaligus sebagai first product selesai pada bulan awal september, pada 5 Oktober kami selesaikan 8 unit.
Masalah Ban, sebenarnya sudah terjawab terbatas karena biaya, sebenarnya kalau waktunya ada bisa dikembangkan di dalam negri karena konsepnya kan hanya ban yang bocor ( tidak ada angin ) bisa bertahan dijalankan sejauh 30 - 40 km, sekarang tinggal mengupayakan saat ban tak berangin bisa tidak lepas dari velg nya. Masalah suspensi dan axle, ini memang jadi problem yang sangat mendasar, jangankan independent suspension bahkan yang rigid axle pun di Indonesia belum ada yang mbuat paling 2 kita hanya ngerakit.(saya dengar bang Ocim pernah jadi bos di bidang ini) Pada dasarnya sulit sekali mencari Vendor strategis yang mau memberikan dukungan kepada negara spt kita ini ( BTW secara resmi Jepang pun tidak mengetahui komponennya dipakai di sini ), sering kali kita ngiri sama negara maju, ngumpulin vendors kok gampang amat contohnya SCORPION : egine nya dari Perkins, senjatanya dari Belgia, transmisinya dari ZF, rantainya dari .... bang Edy Syahbandi tahu banyak ) Sekali lagi saya salut pada panitia dan hadirin HANATA juga STAR Edy Chris, saya merasa rugi nggak bisa ikut kegiatan ini secara lengkap teriring salam buat yang dinegri orang pa Nug, hermansyah dan utami , tersanjung aku dan untung nggak terbang juga Kunjaya yang di jepun thanks, wss harri tri 1. Waktu yang ----- Original Message ----- From: Syafril Hermansyah <[EMAIL PROTECTED]> To: <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Wednesday, January 07, 2004 11:06 AM Subject: [yonsatu] Kritik dan saran utk Panzernya Pindad [ was Re: Re:Panserana Pindad Tea [ was Re: Re: Kejutan]] > On Mon, 5 Jan 2004 12:28:44 +0700 > Rizal Ahmad wrote: > > > Selain itu saya mendapatkan "moral story" dari peragaan panser > > tersebut bahwa spirit "CAN DO" masih belum hilang dari bangsa > > Indonesia terutama yang alumni YON I seperti P'Hari Tri dan P'Budi sbg > > pimpinan PINDAD yg tidak kehabisan akal dan menyerah akan kondisi yg > > dihadapi. Saya membayangkan kalo saja industri dalam negeri dapat > > dikembangkan dan political will pemerintah begitu besar, maka lebih > > dari 50% peralatan militer bisa kita buat sendiri. > > Untuk rekans-2x yg tdk sempat melihat sendiri dan mendengar langsung > penjelasan dari Pak Budi/Hari, saya sampaikan sedikit apa yg saya > tangkap sbg objective dari pembuatan Panzer ini : > - Mobil ini di rancang sbg angkutan personil dari satu medan pertempuran > ke tempat lain, jadi harus nyaman. > - Mampu menangani personal attack (tembakan senapan, ranjau personal) > - Menggunakan bahan dasar yg mudah didapat di pasar (dalam negeri), dan > mudah serta murah pemeliharaannya. > > Yg sempat jadi pertanyaan : > > 1. Kenapa pakai mesin Isuzu ? > Kalau bicara dg supir-2x truk, mrk rata-2x ngomong bhw Colt Diesel lbh > tangguh (Isuzu menang irit), baik mesin maupun chasisnya. Colt Diesel > ini juga sdh lama ada di pasar Indonesia, shg "bengkelnya" tersebar di > seluruh nusantara, juga sparepartnya. > > 2. Pelindung Roda > Ban mrpkan titik lemah kendaraan ini, relatif terbuka posisinya shg lbh > mudah jadi sasaran tembak ataupun lumpur atau semak yg masuk ruang roda > akan menghambat laju kendaraan. Memang sih kalau diberi shielding > penuh maka service roda menjadi repot, tp kalau separo saja dibagian > depannya mungkin bisa ya ? > > 3. As Roda > Lupa ditanyakan, apakah sudah pakai anti slip differentials ? > Kalau pakai independent suspensions (bukan rigid spt yg sekarang) apakah > perbedaan harganya jadi jauh ? > > > -- > syafril > ------- > Syafril Hermansyah > > > --[YONSATU - ITB]----------------------------------------------- > Arsip : <http://yonsatu.mahawarman.net> atau > <http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman> > News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman > List Admin : <http://home.mahawarman.net/lsg2> > --[YONSATU - ITB]----------------------------------------------- Arsip : <http://yonsatu.mahawarman.net> atau <http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman> News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman List Admin : <http://home.mahawarman.net/lsg2>