SETIAP TAON kejadian yg sama diulang krn kedebilan pihak penguasa yg memaksakan kehendaknya kpd semua orang apakah yg beragama Islam ato tidak. Mereka pasti sadar bhw sebuah usaha - dlm hal ini rumah-makan - tidak akan survive dan bahkan kehilangan pelanggannya kalo tutup selama 30 hari.
Mungkin para pembuat peraturan itu juga bisa solider dan tidak menerima gaji selama mereka melarang orang laen tidak memperoleh penghasilan. Sudah tiba waktunya umat Islam untuk berhenti minta dimanjakan. Puasa mrpkn salah satu keharusan bagi mereka, tapi janganlah merugikan orang laen. Lama2 nanti akan keluar peraturan agar segala kegiatan usaha, pemerintahan, sekolah dan lain-lainnya dihentikan antara matahari terbit dan tenggelam untuk menghormati yg berpuasa. Aku pasti tujuan puasa tidak sekedar mengalihkan jadwal makan0-minum dari siang hari ke malam hari! Gabriela Rantau --- In zamanku@yahoogroups.com, "mediacare" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Terkait Keluarnya SK Pelarangan Jualan Selama Ramadhan > > Pemilik Rumah Makan Di Pekanbaru Mengeluh > > Pekanbaru, TR.Com - Banyak pemlik rumah makan atau restaurant di Pekanbaru mengeluh mendengar akan adanya Surat Keputusan (SK) larangan berjualan selama bulan ramadhan. Adanya larangan ini mengancam perekonomian masyarakat. > > Seperti salah satu pemilik restoran dan beberapa kedai kopi di jalan Hang Tuah Pekanbaru khawatir akan adanya isu ini. "Bagaimana mungkin kami dapat merayakan lebaran dan idul fitri tahun ini kalau kami sendiri dilarang cari makan. Padahal saya perlu cari duit untuk beli baju anak-anak saya untuk lebaran ini," kata pemilik restauran yang tak mau namanya di ekspos. > > Herman, salah satu pekerja rumah makan di sekitar jalan M. Yamin mengatakan kepada TR.Com (13/8) bahwa dirinya sangat tidak setuju larangan membuka rumah makan selama bulan puasa. "Saya sangat tidak setuju rumah makan atau kedai kopi ditutup selama bulan puasa. Otomatis saya juga tidak akan kerja dan tidak akan digaji. Jadi saya mau makan apa? Dan bagaimana dengan ongkos saya mau mudik ke kampung kalau saya tidak ada gaji? Saya rasa puasa tidak dimaksudkan untuk membuat orang sengsara," kata Herman yang mengaku akan pulang kampung ke Bukit Tinggi lebaran ini. > > Sementara pemilik kedai kopi bernama pak Asung dijalan Hang Tuah mengatakan hal senada. "Satu bulan rasanya cukup lama. Omset saya pasti akan hilang drastis. Padahal saya perlu uang untuk menyekolahkan anak saya. Menurut saya SK larangan berjualan tidak perlu dilakukan. Bukan tidak menghormati saudara kita yang beribadah puasa namun karena kebutuhan ekonomi juga. Lagipula batal tidaknya puasa kan bukan dikarenakan kami jualan. Kami kan tidak memaksa orang harus minum atau makan. Saya rasa puasa juga akan batal kalau menghalang-halangi orang cari makan secara halal karena akan mengakibatkan orang lain menderita," kata Asung.(hm) > > Komentar Pembaca : > > > > by YAK @ 13 Aug 2008 09:05 pm > > SK nya dari siapa? Tahun lalu baru berupa himbauan. Itupun kena "razia". > > Sudahlah PLN menyengsarakan rakyat, sekarang ditambah lagi dengan SK yang membunuh.Ayo, kita kompak tak usah bayar pajak lagi !!! > > > > by H. Burhanuddin @ 14 Aug 2008 05:33 am > > Pemerintah Kota Pekanbaru tindakannya sudah melebihi Nabi Besar Muhammad SAW. Wahai Pak Wali, anda bukanlah Nabi..anda hanya manusia biasa. Janganlah engkau tutup kedai kopi dan rumah makan, sementara satpol PP mu justru membukanya. 3 hari pertama puasa mungkin ditutup tapi hari ke 4 dan selanjutnya dibuka walau hanya setengah pintu dan keberadaanya dilindungi oleh satpol pp alangkah lebih baik puasa ini anda lakukan audit internal karena banyak sekali anak buah pak wali yang korupsi. Haram itu pak, batal puasanya nanti..hahaha > > > > > > Kirim komentar anda atas berita ini di link : > > http://www.transparansi-riau.com/cutenews/example2.htm?subaction=showful\ l&id=1218608795&ucat=15&archive=1211277749&start_from=& >