ini kayaknya ada lagi antek soeharto


----- Pesan Asli ----
Dari: Made Bali <[EMAIL PROTECTED]>
Kepada: zamanku@yahoogroups.com
Terkirim: Sabtu, 30 Agustus, 2008 20:15:13
Topik: [zamanku] Re: Dan Anggota Gerwani Itu Ternyata....


> Jadi saya tdk menyesal bahwa dulu ada 5000 PKI yang dibantai, kalau tdk
> justru saya yang bakal dibasmi duluan sebab penghalang PKI itu
> Angkatan darat dan Islam.
> 
Ini pengakuan jujur yang perlu dikumpulkan bahwa yang membunuh orang PKI 
setelah G-30-S adalah Islam, jumlahnya saja yang perlu dikoreksi karena menurut 
berita bisa sampai 3 juta orang.
Salam Damai dari Kalsel

--- In [EMAIL PROTECTED] .com, "tawangalun" <[EMAIL PROTECTED] ..> wrote:
>
> Memang organisator PKI itu militan,lihat tuh Muskitawati itu dulu th
> 65 CGMI makane militan kan? Terus dia diuber uber mBah harta,jadi saya
> pastikan dia sangat benci mBah harta.
> Jangan ada yang ngatain pemerintah membantai PKI itu keliru,sebab
> kalau mBah Harta tidak membantai PKI,justru dialah yang akan dibantai
> duluan.
> Saat G-30-S meletus saya masih di Klaten.Saat tsb banyak punggowo desa
> di Cawas Klaten yang dibunuh PKI.Korbannya yo jelas wong nas dan wong
> Islam.
> Jadi saya tdk menyesal bahwa dulu ada 5000 PKI yang dibantai,kalau tdk
> justru saya yang bakal dibasmi duluan sebab penghalang PKI itu
> Angkatan darat dan Islam.
> 
> Shalom,
> Tawangalun.
> 
> - In [EMAIL PROTECTED] .com, "mediacare" mediacare@ wrote:
> >
> > Dan Anggota Gerwani Itu Ternyata....
> > Rabu, 19-03-2008 14:00:19 oleh: Ida Puji 
> > Kanal: Opini 
> > 
> > Masih ingatkah anda tentang pelajaran sejarah mengenai G30/S PKI? 
> > 
> > Dulu ketika masih bersekolah tiap tanggal 30 September murid-murid
> diajak pergi ke gedung bioskop menonton film pemberontakan G30/S PKI.
> Dan tiap keluar dari sana saya selalu merinding. Kejam sekali para
> pemberontak itu ya? 
> > 
> > "PKI itu tak bermoral, mereka atheis," begitu seringkali guru
> sejarah (masa itu) memberikan penjelasan. Iya percaya lah, orang dari
> filmnya juga begitu.
> > 
> > Anggapan seperti itu telah berada di kepala saya sampai saya duduk
> di bangku kuliah. Baru ketika Orde Baru tumbang muncul wacana-wacana
> baru berkaitan dengan peristiwa tersebut. Tapi jujur saat itu saya
> masih sering dibuat bingung karenanya. 
> > 
> > Bulan november tahun lalu saya dan rekan berkunjung ke sebuah desa,
> Lanjaran namanya. Desa tersebut terletak di kecamatan Musuk kabupaten
> Boyolali, letaknya di lereng gunung Merapi. 
> > 
> > Ketika peristiwa 65 terjadi, kawasan tersebut merupakan basis PKI.
> Setiap lapan (35 hari) di desa itu diadakan sebuah pertemuan ibu-ibu
> yang bernama Wiji Asih. Di sana selain ada kegiatan untuk memajukan
> peran wanita, mereka saling membagikan pengalaman sehubungan dengan
> tragedi yang mereka alami. Sebagian kecil dari ibu-ibu yang hadir
> dalam pertemuan tersebut adalah mereka yang terlibat langsung dan
> sebagian besarnya adalah anak cucu mereka yang ketika itu masih kecil
> -dan bahkan ada yang belum lahir- namun sampai sekarang masih
> menanggung beban. 
> > 
> > Anak cucu anggota PKI sampai sekarang masih belum sepenuhnya dapat
> dipulihkan hak-haknya. Belum lagi mereka harus menanggung stigma
> negatif dari masyarakat masyarakat akibat peristiwa yang mereka
> sendiripun tidak pernah mengerti apa itu. 
> > 
> > Satu yang membuat saya tercengang ketika berkenalan dengan salah
> satu pendiri Wiji Asih. Seorang wanita berumur 86 tahun, Sutiyem
> namanya sering dipanggil Mbah Suti. Ketika tragedi tersebut terjadi
> Mbah Suti sempat ditangkap akibat kegiatannya di Gerwani. 
> > 
> > Sempat terbayangkan, selama ini yang terpatri di benak saya bahwa
> Gerwani beranggotakan wanita-wanita tak bermoral yang ikut menganiaya
> para jenderal serta melakukan serangkaian tindakan asusila. Tapi kok
> yang saya hadapi....?? ? 
> > 
> > Belum 10 menit mendengarkan obrolannya saya langsung bisa mengatakan
> bahwa beliau adalah seorang wanita yang sangat cerdas. Dalam usia
> lanjut tersebut pemikiran beliau masih tetap tajam. Analisa-analisanya
> berkaitan dengan kegiatan demokrasi di masa sekarang masih sangat
> brilian. 
> > 
> > Mbah Suti mengaku mengenal Gerwis (Gerakan Wanita Indonesia Sedar,
> organisasi yang melatarbelakangi terbentuknya Gerwani) ketika
> menjalankan profesinya sebagai penjual sirih di pasar. Latar belakang
> keikutsertaannya dalam gerakan wanita tersebut adalah untuk menggugat
> keberadaan poligami. Saat itu mbah Suti adalah istri ketiga. Seperti
> halnya keadan wanita-wanita lain pada masa itu yang hanya dianggap
> sebagai second class, poligami sangat merugikan wanita. Banyak wanita
> yang setelah dijadikan istri kesekian ditinggalkan begitu saja oleh
> suaminya padahal telah ada anak-anak yang lahir dari perkawinan tersebut. 
> > 
> > Gerwis berdiri pada tahun 1950 dan dua tahun kemudian didirikan
> cabang Musuk dengan Mbah Suti sebagai ketua. Pada tahun 1954 Gerwis
> berganti nama menjadi Gerwani. 
> > 
> > Keberadaan Gerwis Lanjaran yang merupakan anak cabang meluas. Banyak
> wanita yang ikut karena mulai sadar untuk diajak lebih maju. Salah
> satu kegiatan Gerwis yang mencolok adalah edukasi terhadap para
> wanita. Saat itu akses wanita untuk mengenyam bangku sekolah sangatlah
> minim. Prioritas utama pendidikan adalah untuk laki-laki.Selain
> pendidikan Gerwis juga memiliki peran besar dalam aksi sosialnya
> berkaitan dengan meletusnya Gunung Merapi pada tahun 1954. 
> > 
> > Kegiatan Gerwani di Lanjaran sampai tahun awal tahun 1965 berjalan
> lancar. Namun ketika meletus peristiwa 65 keadaannya menjadi kacau
> balau. Desa Lanjaran yang dikenal merupakan basis kegiatan anggota PKI
> seperti BTI, Gerwani dan Lekra mulai terusik. Beberapa orang yang
> dikenal sebagai tokoh utama ditangkap aparat. Dari 19 orang yang
> tertangkap mbah Suti adalah satu-satunya perempuan. Setelah mendapat
> berbagai perlakuan buruk -salah satunya pelecehan seksual dengan
> diarak setelah ditelanjangi- mbah Suti akhirnya dibebaskan. 
> > 
> > Meskipun kejadian buruk tersebut telah berlangsung lebih 40 tahun
> tapi mbah Suti dan keluarganya masih mendapat banyak kesulitan
> karenanya. Meskipun demikian ketajaman pikiran mbah Suti masih belum
> berkurang. Bahkan ketika usia lanjut menderanya. Saya masih sering
> terkejut dengan kritik-kritik yang cerdas dan tepat sasaran yang
> sering beliau lontarkan. Saya juga terheran-heran ketika beliau masih
> bisa mengingat secara rinci waktu, orang-orang serta kejadian-kejadian
> di masa lalu berkaitan dengan keaktifannya di Gerwis. 
> > 
> > Mbah Suti, aktivis Gerwani itu ternyata adalah organisator ulung.
> Yang sejak awal sudah memiliki visi mengangkat keberadaan perempuan.
> Layakkah jika disebut sebagai salah satu perintis gerakan perempuan di
> Indonesia? 
> > 
> > http://www.wikimu. com/News/ DisplayNews. aspx?id=7256&post=1
> >
>
    


      
___________________________________________________________________________
Dapatkan nama yang Anda sukai!
Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com.
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

Kirim email ke