Umat Beragama Suka Pamer Kekayaan Kekayaan itu bukan cuma berupa uang, bahkan bagi umat beragama, keimanan yang tinggi juga merupakan kekayaan mereka.
Demikianlah, umat beragama yang professinya rajin berkhotbah akan menjadi ulama. Dan sebagai ulama tugasnya memamerkan keimanan, karena keimanan merupakan kekayaan mereka untuk memancing rezeki. Keimanan seorang ulama akan makin tinggi apabila dia bisa merendahkan keimanan umat lainnya maupun umatnya sendiri. Banyak caranya untuk pamer keimanan, contohnya, mengeluarkan fatwa hanyalah satu contoh memamerkan kekuatan keimanan sendiri. Mengajarkan atau memaksakan kebenaran tafsirnya tentang Allah juga cara lain untuk memamerkan keimanannya. Cara2 memamerkan keimanan oleh para ulama juga merupakan pamer kekayaan karena keimanan bagi ulama merupakan sumber nafkahnya. > Robert Sianturi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > soal kekayaan, manusia sebetulnya hanya membutuhkan > sedikit saja sedang sisanya adalah untuk pamer... > Kekayaan sedikit dan banyak sangatlah bervariasi, sangatlah subjective tergantung apa dan siapa yang anda anggap sebagai orang kaya. Juga kebutuhan itu tergantung professinya, kalo seorang berprofessi sebagai pedagang, artinya dia hidup dari beli barang untuk kemudian dijualnya lagi. Professi pedagang ini membutuhkan dana yang tak terbatas karena resiko berdagang juga bisa tidak terbatas. Hari ini mungkin untung, tapi besoknya buntung. Seorang pedagang membutuhkan paling sedikit calculator untuk menghitung neraca perdagangannya. Juga perlu pembukuan yang harus bisa menjelaskan apakah barang persediaan yang biasa dijual itu masih tersedia atau sudah habis dan perlu membelinya lagi. Kesemuanya ini lebih cepat dan murah kalo dia memiliki juga komputer. Demikianlah, kalo mau terus diurai, maka kebutuhannya makin lama makin banyak, dan kebutuhan itu bukan untuk dipamerkan karena memang tidak mungkin dipamerkan. Beda lagi kehidupan saya sebagai ilmuwan sebagai professor pengajar di State University, gaji saya sebulan cukup kecil, hanya $12000, padahal jumlah ini kalo diberikan pengemis bisa membuatnya jadi kaya. Tetapi tidak demikian dengan saya, karena setiap bulan saya harus membayar Health Insurance saya yang full cover $3000 sebulannya, dan ini belum lagi untuk membayar car insurance dari 3 buah mobil saya. Padahal mobil2 ini seharusnya tidak perlu 3 tapi cukup satu, namun kenyataannya saya harus memiliki paling sedikit 3 buah mobil, satu adalah mobil keluarga sebuah sedan yang tak perlu mewah tapi harus reliable jangan gampang mogok atau gampang rusak sehingga menghabiskan waktu saya sehingga telat tiba dikantor. Karena kebiasaan telat disini akan berakhir dipecat yang resikonya saya kehilanggan uang masuk $12000 ini. Satu lagi adalah mobil jenis trooper yang saya sangat butuhkan untuk mengadakan penelitian seperti study tour, karena jenis mobil ini sajalah yang bisa keempat rodanya ikut berputar sehingga tidak akan pernah slip bila keluar kota. Satu lagi adalah mobil saya jenis Van, ini juga sangat penting karena kalo kedatangan tamu atau keluarga dari Indonesia, tentu saya harus siap melayani mereka seperti menjemput mereka di Airport dll. Ketiga mobil ini sering dibutuhkan bersama. Jangan ditanya lagi tentang kebutuhan saya untuk berlangganan berbagai akses2 penelitian ilmu pengetahuan yang sebulannya bisa menghabiskan sejumlah $4000. Disamping itu, cicilan rumah juga tidak boleh dilupakan, karena lupa mencicil rumah pribadi kita yang penuh dengan hal2 yang kita butuhkan untuk mencari nafkah bisa disita masuk foreclosure. Demikianlah hal ini hanya sedikit saja contoh pengeluaran saya yang bukan orang kaya, dan saya merasa gaji saya sangat kurang sehingga tidak punya kesempatan untuk menikmati tamasya indah yang meskipun murah tapi darimana duitnya ??? Dengan professi saya ini, gaji $12000 sangat tidak memadai, tidak mencukupi kebutuhan hidup saya, padahal saya harus mempertahankan professi saya agar gaji bisa tetap berjalan terus. Namun untuk mempertahankan professi yang bergaji $12000 sebulan, seringkali saya harus mengeluarkan dana melebihi gaji sebulan sehingga saya harus pinjam dari bank yang bunga berbunga. Berbeda dengan professi seorang pembantu rumah tangga, dia menadapatkan gaji $3000 sebulan, makan hari2 sudah termasuk, tidur dirumah majikan tak perlu sewa apartment. Total jendral jumlah $3000 cuma untuk foya2 saja. Demikianlah kenyataannya, pembantu rumah tangga yang gajinya cuma $3000, ternyata terkenap pajak penghasilan jauh lebih kecil dari pajak penghasilan yang harus saya bayarkan. Kehidupan pembantu rumah tangga se-olah2 jauh lebih bahagia daripada saya mengingat gaji sekecil itu bisa dinikmatinya sesuka hati, padahal saya yang gajinya $12000 sebulan selalu tekor dan pusing kepala. NAMUN sudah jelas, biarlah saya pusing kepala setiap bulan, dan saya tetap tidak mau beralih professi menjadi pembantu rumah tangga karena saya benar2 menikmati rahasia kehidupan yang lebih dalam daripada pembantu rumah tangga, saya memegang rahasia penciptaan alam maupun siapa2 yang menciptakannya. Dan untuk semuanya ini saya tak perlu berdendang setiap hari untuk memuji nama Allah, bahkan saya merasa Allah bisa hidup dari apa yang saya kerjaan, dengan kata lain Allah dan para penyembahnya mengharapkan dana yang lebih yang mungkin saya bisa berikan. Ny. Muslim binti Muskitawati.