http://www.lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2008093001335415
Selasa, 30 September 2008 UTAMA Teori 'Big Bang' Menyadarkan Allah itu Ada SAAT logika tidak bisa menjabarkan kekuasaan dan kebesaran Allah, Hj. Arofah Nizarwan berkonsultasi dengan ahli agama. Dia bersyukur disadarkan melalui training emotional spiritual quotient (ESQ) saat mendengarkan penjelasan Ary Ginanjar Agustian tentang teori Big Bang (letusan besar) asal-muasal terjadinya alam semesta. Februari 2005, Arofah mengikuti training ESQ. Dadanya terasa ingin pecah saat mendengar penjelasan Ary Ginanjar tentang teori Big Bang. Hal itu menyadarkan dia bahwa Allah itu benar-benar ada. Dia tidak harus melihat Zat Allah, tetapi cukup dengan dengan membaca dan memaknai Alquran dan Hadis Rasulullah. "Dari mana Muhammad saw., mengetahui tentang teori Big Bang ini kalau bukan dari Allah," kata Arofah mengutip perkataan Ary saat itu. Perempuan kelahiran Kedondong, Pesawaran, 21 April 1965 langsung menjerit Allahu Akbar. Dia menangis dan meminta ampun kepada Allah. Kepercayaannya ingin mendalami agama Allah setelah pulang menunaikan ibadah haji pada Maret 2003. Menurut dia, kepergiannya ke Mekah atas keinginan suaminya, Nizarwan. Saat itu, Arofah merasa belum siap, berat meninggalkan dua anak kesayangannya. Makin dekat hari keberangkatan, dia makin tertekan. Bahkan, mantan Wakil Ketua KNPI Lampung itu sempat membuat surat wasiat bagi anak-anaknya. "Saat melihat anak-anak saya sedih, bayangannya mati terus. Saya mohon ampunan Allah, banyak-banyak istigfar," kata Koordinator Wilayah (Korwil) Leadership Center ESQ Lampung. Dengan kondisi yang masih gamang itu, Arofah tetap berangkat ke Tanah Suci menyempurnakan keimanannya sebagai seorang muslimah. Sesampainya di Mekah, pemikiran tentang anak-anaknya belum hilang. Ketika melihat Baitullah (Kakbah) saat melaksanakan tawaf pemikiran tentang dunia hilang seketika. Dia tidak lagi berat memikirkan anak-anaknya. Tidak ada lagi pikiran tentang duniawi. "Saat itu, saya malah tidak ingin pulang, saya ingin tetap di Baitullah," kenang dia. Keinginan tinggal di Baitullah terus mengiringinya sampai 40 hari setelah kepulanganannya dari Tanah Suci. "Selama 40 hari setelah pulang dari Tanah Suci, malaikat masih bersama kita dan mengamini tiap doa. Sebab itu, pascapulang haji, saya sedih dan menangis." n RINDA MULYANI/L
<<bening.gif>>