Wah, kelihatannya Einstein dan Friedman adalah Nabi terbaru Umat Abrahamic!
   
  Di bulan April tahun 2002, Steinhardt dari Princeton University dan Turok 
dari Cambridge University, dalam laporan di jurnal Science dan hasil wawancara 
telepon dengan Associated Press, menyatakan bahwa: 
   
    
   Hipotesis Big bang tidak dapat menerangkan apa yang terjadi sebelum Big Bang 
dan menjelaskan hasil akhir dari semesta.   
   Big Bang hanyalah salah satu bagian dari pembuatan semesta, tapi bukan 
pelopor dari kelahiran semesta.   
   Ia hanya bagian kecil dari proses pembentukan semesta yang tidak memiliki 
awal dan akhir.   
   Sehingga penentuan umur semesta, yang muncul dari teori Big Bang, merupakan 
kesimpulan mengada-ada.   
   Penambahan dan penyusutan semesta terjadi secara terus-menerus, berlangsung 
bukan dalam miliar tapi triliunan tahun.   
   "Waktu tidak mesti memiliki awal," ujar Steinhardt dalam wawancara telepon 
dengan Associated Press. Ia mengatakan bahwa teori waktu sebenarnya hanya 
transisi atau tahap evolusi dari fase sebelum semesta ada ke fase perluasan 
semesta yang ada saat ini. 
  Para ilmuwan yang menyokong teori Big Bang melihat ekspansi semesta 
ditentukan oleh sejumlah energi yang memperlambat dan mempercepat ekspansi. 
Energi yang memperlambat ekspansi ini kemudian bergerombol dalam galaksi, 
bintang dan planet. Energi yang mempercepat ekspansi ini diistilahkan sebagai 
"energi gelap". 
   
  Namun Steinhardt dan Turok melihat bahwa materi semesta tidak sekadar terdiri 
dari energi biasa dan "energi gelap", tapi juga "spesies ketiga". "Kami melihat 
rasio energi yang membentuk semesta adalah 70 persen materi unik dan 30 persen 
materi biasa," ujar Steinhardt. 
   
  Materi biasa yang dimaksud Steinhardt adalah materi yang membuat ekspansi 
semesta lebih pelan, yang mengijinkan gravitasi menciptakan galaksi, bintang 
dan planet, termasuk bumi. 
   
  Sementara percepatan ekspansi didorong oleh "energi gelap" yang menyatukan 
sejumlah zat dan energi. "Energi ini, sekali mengambil alih semesta, mendorong 
segala seuatu pada pusat percepatan. Sehingga semesta akan berukuran dua kali 
lipat setiap 14 hingga 15 miliar tahun sepanjang ada energi gravitasi yang 
mendominasi semesta," ujar Steinhardt. 
  Big Bang muncul ketika "energi gelap" mengubah karakter ini. Dengan alasan 
inilah, kedua ilmuwan fisika tersebut menolak bahwa Big Bang merupakan penyebab 
kelahiran alam semesta. Karena semesta sudah ada sebelum dentuman itu terjadi. 
(Sumber: Fisika Net) 
  
Jadi, Teori BigBang menyadarkan kita kalau Allah itu bagian dari Proses itu 
sendiri, konsekuensinya....Ia Bukan Maha Pencipta
  
Sunny <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
              http://www.lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2008093001335415
   
          Selasa, 30 September 2008    
          UTAMA            
  Teori 'Big Bang' Menyadarkan Allah itu Ada 
   
  
            SAAT logika tidak bisa menjabarkan kekuasaan dan kebesaran Allah, 
Hj. Arofah Nizarwan berkonsultasi dengan ahli agama. Dia bersyukur disadarkan 
melalui training emotional spiritual quotient (ESQ) saat mendengarkan 
penjelasan Ary Ginanjar Agustian tentang teori Big Bang (letusan besar) 
asal-muasal terjadinya alam semesta.
  Februari 2005, Arofah mengikuti training ESQ. Dadanya terasa ingin pecah saat 
mendengar penjelasan Ary Ginanjar tentang teori Big Bang. Hal itu menyadarkan 
dia bahwa Allah itu benar-benar ada.
  Dia tidak harus melihat Zat Allah, tetapi cukup dengan dengan membaca dan 
memaknai Alquran dan Hadis Rasulullah. "Dari mana Muhammad saw., mengetahui 
tentang teori Big Bang ini kalau bukan dari Allah," kata Arofah mengutip 
perkataan Ary saat itu.
  Perempuan kelahiran Kedondong, Pesawaran, 21 April 1965 langsung menjerit 
Allahu Akbar. Dia menangis dan meminta ampun kepada Allah.
  Kepercayaannya ingin mendalami agama Allah setelah pulang menunaikan ibadah 
haji pada Maret 2003. Menurut dia, kepergiannya ke Mekah atas keinginan 
suaminya, Nizarwan. Saat itu, Arofah merasa belum siap, berat meninggalkan dua 
anak kesayangannya.
  Makin dekat hari keberangkatan, dia makin tertekan. Bahkan, mantan Wakil 
Ketua KNPI Lampung itu sempat membuat surat wasiat bagi anak-anaknya. "Saat 
melihat anak-anak saya sedih, bayangannya mati terus. Saya mohon ampunan Allah, 
banyak-banyak istigfar," kata Koordinator Wilayah (Korwil) Leadership Center 
ESQ Lampung.
  Dengan kondisi yang masih gamang itu, Arofah tetap berangkat ke Tanah Suci 
menyempurnakan keimanannya sebagai seorang muslimah. Sesampainya di Mekah, 
pemikiran tentang anak-anaknya belum hilang.
  Ketika melihat Baitullah (Kakbah) saat melaksanakan tawaf pemikiran tentang 
dunia hilang seketika. Dia tidak lagi berat memikirkan anak-anaknya. Tidak ada 
lagi pikiran tentang duniawi. "Saat itu, saya malah tidak ingin pulang, saya 
ingin tetap di Baitullah," kenang dia.
  Keinginan tinggal di Baitullah terus mengiringinya sampai 40 hari setelah 
kepulanganannya dari Tanah Suci. "Selama 40 hari setelah pulang dari Tanah 
Suci, malaikat masih bersama kita dan mengamini tiap doa. Sebab itu, 
pascapulang haji, saya sedih dan menangis." n RINDA MULYANI/L


  

                           

       

Reply via email to