Patroli Penjaga Moral Yahudi
 
 Ingat! Berpakaian sopan kalau masuk kawasan Haredi.
 

source :
http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2008/10/09/Internasional/krn.
 

 
 Sekilas Kawasan Haredi
 
 Sepintas, patroli ini tidak tampak galak. Berpakaian serba hitam, baju terusan
lengan panjang hingga mata kaki, dan semacam topi koboi berukuran besar.
Mereka juga berhiaskan janggut panjang.
 
 
 Penampilan Khas Warga Haredi
 
 Skuad ini tiba-tiba berubah menjadi beringas jika menyaksikan pemandangan
yang tidak layak menurut ajaran agama Yahudi, misalnya perempuan yang
memakai kaus ketat dan rok mini. Alhasil, gadis malang itu akan menjadi
mangsa.
 
 Nasib nahas ini pernah dirasakan seorang perempuan 28 tahun berinisial M
karena berpakaian tidak sopan. Warga Yerusalem ini takut diserang lagi jika
menyebutkan nama lengkapnya. Bulan lalu, ia menjadi korban keganasan
patroli moral itu. "Mereka memukuli, mengikat, dan mengancam akan
membunuh saya," kata M sambil menahan tangis. "Siapa yang akan mencegah
mereka membunuh saya?"
 
 Sejatinya, patroli moral itu hanya beroperasi di kawasan permukiman Haredi
di Yerusalem, seperti Distrik Mea Sharim. Jalan-jalan di daerah ini tutup saban
hari besar Yahudi. Skuad ini sebenarnya sudah beroperasi sejak 10 tahun lalu.
 
 Saat ini terdapat sekitar 800 ribu komunitas Haredi dari 5,4 juta penduduk
Israel. Mereka menjalankan Taurat secara ketat. Kaum lelaki harus berpakaian
serba hitam hingga mata kaki dengan topi koboi atau kippa (peci khas Yahudi).
Mereka juga harus memelihara jenggot panjang. Sedangkan perempuan harus
menutup seluruh tubuh kecuali wajah.
 
 Kebanyakan warga Yerusalem resah dengan kehadiran skuad moral itu.
"Mereka membakar persediaan barang kami, tak ada yang bisa menghentikan
mereka," ujar David, seorang penjaga toko elektronik. Ia enggan menyebut
nama keluarganya lantaran takut diserang.
 
 Di luar tokonya, seorang pemuda Haredi membagikan selebaran yang
melarang pengunjung membeli pemutar MP4 dengan alasan bisa dipakai
menonton film porno. "Toko ini merusak generasi muda. Kami akan melawan
sampai mereka berhenti menjual peralatan najis," ia menegaskan.
 
 Haredi memang melarang film, televisi, surat kabar sekuler, dan Internet
kecuali untuk keperluan bisnis. Komunitas ultra-ortodoks ini juga melarang
bioskop, kolam renang, dan fasilitas umum yang tidak memisahkan lelaki
dengan perempuan. Secara politik, kelompok ini menolak ajaran Zionisme.
Bagi mereka, negara Israel baru boleh berdiri jika Sang Penyelamat sudah
datang.
 
 Untuk melayani kaum Haredi, otoritas Yerusalem meluncurkan bus dengan
sekat pemisah: lelaki di depan dan perempuan di belakang. Sejumlah operator
telepon juga menjual telepon seluler tanpa koneksi Internet, fasilitas perekam
video, dan kamera.
 
 Seorang wisatawan Amerika Serikat pernah menjadi korban dua tahun lalu.
Empat lelaki dari skuad Haredi memukuli perempuan 50 tahun itu karena
menolak duduk di belakang. Pada Juni lalu, gadis 14 tahun dirawat di rumah
sakit karena disiram dengan cairan asam.

Shalom,
Tawangalun.
 
 Tampaknya, nasihat dari Anav Silverman, mahasiswi di Yerusalem, bisa
menjadi pelindung. "Anda harus berpakaian seperti mereka ketika memasuki
kawasan Haredi," katanya kepada Tempo melalui telepon selulernya. AFP/Islam
Online/Faisal Assegaf
 
 *Photo dan Gambar Copas sendiri Dari Google Search

-----Inline Attachment Follows-----


Kirim email ke