Tawang,

Masuk toko yang lux harus berpakain yang memada itu tuntutan Toko, malah kalau 
masuk nightclub malah ada yang menuntuk tidak boleh pakai jeans, anda yang 
menuntuk mesti pakai dasi etc. Bukan pakasaan agama seperti yang dianjurkan di 
Indonesia sekalipun panas terik harus tutup badan sekalipun  tidak ada debu 
gurun pasir dan kekurangan air untuk membersihkan badan.


  ----- Original Message ----- 
  From: tawangalun 
  To: zamanku@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, October 10, 2008 12:16 AM
  Subject: [zamanku] Berpakaian Sopan kalau masuk kawasan Haredi



  Patroli Penjaga Moral Yahudi

  Ingat! Berpakaian sopan kalau masuk kawasan Haredi.


  source :
  http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2008/10/09/Internasional/krn.


  Sekilas Kawasan Haredi

  Sepintas, patroli ini tidak tampak galak. Berpakaian serba hitam, baju terusan
  lengan panjang hingga mata kaki, dan semacam topi koboi berukuran besar.
  Mereka juga berhiaskan janggut panjang.


  Penampilan Khas Warga Haredi

  Skuad ini tiba-tiba berubah menjadi beringas jika menyaksikan pemandangan
  yang tidak layak menurut ajaran agama Yahudi, misalnya perempuan yang
  memakai kaus ketat dan rok mini. Alhasil, gadis malang itu akan menjadi
  mangsa.

  Nasib nahas ini pernah dirasakan seorang perempuan 28 tahun berinisial M
  karena berpakaian tidak sopan. Warga Yerusalem ini takut diserang lagi jika
  menyebutkan nama lengkapnya. Bulan lalu, ia menjadi korban keganasan
  patroli moral itu. "Mereka memukuli, mengikat, dan mengancam akan
  membunuh saya," kata M sambil menahan tangis. "Siapa yang akan mencegah
  mereka membunuh saya?"

  Sejatinya, patroli moral itu hanya beroperasi di kawasan permukiman Haredi
  di Yerusalem, seperti Distrik Mea Sharim. Jalan-jalan di daerah ini tutup 
saban
  hari besar Yahudi. Skuad ini sebenarnya sudah beroperasi sejak 10 tahun lalu.

  Saat ini terdapat sekitar 800 ribu komunitas Haredi dari 5,4 juta penduduk
  Israel. Mereka menjalankan Taurat secara ketat. Kaum lelaki harus berpakaian
  serba hitam hingga mata kaki dengan topi koboi atau kippa (peci khas Yahudi).
  Mereka juga harus memelihara jenggot panjang. Sedangkan perempuan harus
  menutup seluruh tubuh kecuali wajah.

  Kebanyakan warga Yerusalem resah dengan kehadiran skuad moral itu.
  "Mereka membakar persediaan barang kami, tak ada yang bisa menghentikan
  mereka," ujar David, seorang penjaga toko elektronik. Ia enggan menyebut
  nama keluarganya lantaran takut diserang.

  Di luar tokonya, seorang pemuda Haredi membagikan selebaran yang
  melarang pengunjung membeli pemutar MP4 dengan alasan bisa dipakai
  menonton film porno. "Toko ini merusak generasi muda. Kami akan melawan
  sampai mereka berhenti menjual peralatan najis," ia menegaskan.

  Haredi memang melarang film, televisi, surat kabar sekuler, dan Internet
  kecuali untuk keperluan bisnis. Komunitas ultra-ortodoks ini juga melarang
  bioskop, kolam renang, dan fasilitas umum yang tidak memisahkan lelaki
  dengan perempuan. Secara politik, kelompok ini menolak ajaran Zionisme.
  Bagi mereka, negara Israel baru boleh berdiri jika Sang Penyelamat sudah
  datang.

  Untuk melayani kaum Haredi, otoritas Yerusalem meluncurkan bus dengan
  sekat pemisah: lelaki di depan dan perempuan di belakang. Sejumlah operator
  telepon juga menjual telepon seluler tanpa koneksi Internet, fasilitas perekam
  video, dan kamera.

  Seorang wisatawan Amerika Serikat pernah menjadi korban dua tahun lalu.
  Empat lelaki dari skuad Haredi memukuli perempuan 50 tahun itu karena
  menolak duduk di belakang. Pada Juni lalu, gadis 14 tahun dirawat di rumah
  sakit karena disiram dengan cairan asam.

  Shalom,
  Tawangalun.

  Tampaknya, nasihat dari Anav Silverman, mahasiswi di Yerusalem, bisa
  menjadi pelindung. "Anda harus berpakaian seperti mereka ketika memasuki
  kawasan Haredi," katanya kepada Tempo melalui telepon selulernya. AFP/Islam
  Online/Faisal Assegaf

  *Photo dan Gambar Copas sendiri Dari Google Search

  -----Inline Attachment Follows-----



   

Kirim email ke