ini saya dapat artikel dari google, entah benar entah tidak


ASAL-USUL KABAH


KABAH BEKAS KUIL HINDU?
[Note: A recent archeological find in Kuwait unearthed a gold-plated
statue of the Hindu deity Ganesh. A Muslim resident of Kuwait requested
historical research material that can help explain the connection between Hindu
civilisation and Arabia.]


Artikel pembuka tersebut mengatakan telah
menemukan bukti arkeologis berupa peninggalan Kuno abab ke 3-4 (sebelum Islam).
Salah satu penemuannya ialah berbentuk piring (persisnya seperti kuali) yang
dilapisi emas yang mengambarkan/melukiskan patung Dewa Hindu Ganesha dan
sekarang disebut ‘Sayar-Ul-Okul’ berada di Makhtab-E-Sultania perpustakaan
Istanbul, Turki.
Benda tersebut awalnya ditemukan
terletak/tergantung di salah satu sisi keramat Kabah dan diatas piringan
tersebut terdapat teks yang terpatri secara baik yang berisikan “keuntungan
pernah terlahir dan hidup selama pemerintahan Vikramaditya.” Dia adalah seorang
pemberi kemurahan hati dan di salurkan untuk tujuannya yang mulia, namun ketika
itu kami bangsa Arab tidak mengenal Tuhan (mengabaikan). Tengelam dalam hawa
nafsu yang tidak menentu. kebrutalan dan penyiksaan yang merajalela, kekelaman
telah menyelimuti negara kami bagaikan domba yang berada dalam cenkraman
srigala yang buas demikianlah kami Arab berada dalam ketidaktahuan.
Demikianlah seluruh Arab diselimuti kegelapan
yang seperti dalam malam bulan muda (sabit). Tapi subuh sekarang dengan sinar 
matahari
pagi pendidikan yang telah menyinari kami oleh yang mulia Vikramaditya oleh
kebaikannya mengawasi kami orang asing, Ia mengajarkan pendidikan agama keramat
dari negaranya, diantara kami yang kecermerlangannya bersinar bagaikan
matahari, para pengajar dan pendidik tersebut lewat kebajikannya membuat kami
merasakan kehadiran Tuhan, diperkenalkannya sampai keberadaan keramatnya dan
dipertaruhkan atas jalan kebenaran, yang telah datang kenegara kami untuk
berkhotbah agama mereka, memberikan pendidikan sebagai amanat Vikramaditya yang
dalam bahasa Arab-Roman, ialah :
“Itrashaphai Santu Ibikramatul Phahalameen
Karimun Yartapheeha Wayosassaru Bihillahaya Samaini Ela Motakabberen Sihillaha
Yuhee Quid Min Howa Yapakhara Phajjal Asari Nahone Osirom Bayjayhalem. Yundan
Blabin Kajan Blnaya Khtoryaha Sadunya Kanateph Netephi Bejehalin Atadari
Bilamasa - Rateen Phakef Tasabuhu Kaunnieja Majekaralhada Qalador. As Hmiman
Burukankad Toluho Watastaru Hihila Yakajibaymana Balay Kulk Amarena Phaneya
Jaunabilamary Bikramatum”.
Pada bagian lain, jika kita membaca paragraf demi
paragraf adalah bahwa ternyata pengetahuan dan budaya Arab sempat dibentuk oleh
Hindu India lewat raja Vikramaditya yaitu lewat pembangunan sekolah-sekolah dan
akademi-akademi. Hal ini telah membuktikan bahwa kekaisaran India Kuno telah
terlentang hingga ke semenanjung Timur Tengah (Arab) dan yang disebut Kutub
Minar (prasasti) di New Delhi telah menandakan perayaan atas kemenangan
perebutan semenanjung Arab.
Yang paling menarik ialah koleksi terkenal di
perpustakaan yang disebut Makhatab-E-Sultani yang mana koleksi antologi
tersebut tersusun lebih awal dari 1742 A.D. sultan Salim Turki. Antologi itu
dikenal sebagai Sayar-Ul-Okul, yang memberikan titik terang perdapan Arab, buku
yang berisi gambaran rumit mengenai Arab Kuno, juga berisi gambaran mengenai
kegiatan tahunan yang disebut OKAJ yang dulu di pegang sebagai kegiatan setiap
tahun di seluruh bangunan kabah Mekkah. Inilah yang meyakinkan bahwa kegiatan
haji telah terdapat jauh sebelum Islam. Namun juga diperkirakan bahwa OKAJ
telah berlaku untuk kegiatan perkumpulan diskusi sosial, agama, pendidikan dan
budaya yang telah dibentuk atas pengaruh tradisi Hindu India. Tempat terpenting
perkumpulan baik di India maupun Mekah adalah Candi Siva, hingga hari ini juga
lambang Mahadev (Siva) dapat dilihat, yaitu berupa batu hitam yang telah
diciumi oleh Umat Islam di Kabah.
Penemuan peninggalan Vikramaditya telah
memberikan petunjuk, Raja Vikramaditya telah diketahui ketaatannya akan
penyembahan Dewa Siva sehingga ia mengajar agama Vedic, yang mana memungkinkan
dia untuk membangun kabah di mekah.
upacaranya ialah remnants kebiasaan tua Vedic
candi masuk Hindu dalam keadan bersih - dengan lembar-lembar putih yang tanpa
kelim yang suci. Dan juga tempat keramat utama di Mekah, yang merupakan rumah
lambang Siva, dikenal sebagai Kabah. Diungkapkan dengan sehelai kafan hitam.
Berdasarkan Ensiklpedia Britanika di Arab
terdapat 360 patung/dewa. Berdasarkan cerita rakyat yang terekam pernah salah
satu Dewa dari 360 patung tersebut musnah dalam sebuah penyerangan yaitu Zohal
(dewa Saturnus) yang lain dianggap Bulan (Dewa) tetapi sebagian menyebutnya
dengan Allah. Itu telah membuktikan bahwa di Kabah Arab pra-Islam telah
mengenal penyembahan kepada sembilan planet. Demikian juga di India dikenal 
dengan ‘Navagraha’
sebagai penyembahan sembilan planet, dua dari antara ke 9 tersebut ialah Saturn
(Saturnus) dan Bulan (sebagai Dewa).
Di India untuk lambang Bulan selalu di cat di
dahi Siva, di duga erat berhubungan dengan Siva yang di Kabah yang di patrikan
dalam Bendera Islam.
Tradisi Hindu lainnya yang masih berhubungan
dengan kabah adalah sungai gangga, menurut tradisi Hindu gangga tidak dapat
dipisahkan dari lambang Siva sebagai bulan sabit, kemanapun lambang Siva berada
gangga selalu hidup bersama, fakta dari persatuan tersebut terdapat di dekat
kabah. Airnya dianggap keramat karena secara tradisional sudah dianggap sebagai
gangga sebelum Islam (yaitu Zam-zam).
Catata : Hingga hari ini, para peziarah Muslim
yang menyaksikan kabah untuk haji memandang Zam-zam ini dengan penghormatan
hingga menaruhnya kedalam botol sebagai air keramat bagi mereka.
Para peziarah
Muslim yang berkunjung mengelilingi kabah tujuh kali, selain di tempat itu
tidak pernah dilakukan. Hindupun tanpa kecuali berjalan-jalan disekeliling
Dewata (Kabah) mereka, ini adalah contoh yang terlihat bahwa tempat Kabah
pra-Islam sebagai bangunan Siva Hindu India yang mempraktekkan kebiasaan
(upacara) Hindu yang rumit.
Mungkin bahwa penggungkapan rahasia wahyu yang
menarik dari kata “Allah” itu sendiri berasal dari Sanskrit (sebuah ungkapan
dalam bahasa Hindu India, yang mungkin dalam kata Sansekerta), dibahasa
Sanskrit kata Allah, Akka dan Amba adalah satu sinonim, mereka mengartikan Dewi
atau Ibu, Kata “Allah” bentukan bahasa Sanskrit julukan untuk Dewa Dugra, yang
juga diketahui sebagai Bhavani, Chandi dan Mahishasurmardini. Kata Tuhan bagi
agama Islam adalah belum mengalami perubahan tapi masih dari bahasa Sanskrit
yang masih terus dipertahankan oleh Islam hingga kini. Allah arti awalnya
adalah Ibu atau Dewi atau Ibu dewi.
Satu bait Koranik adalah terjemahan satu bait
stanza di Yajurveda. Hal ini dibuktikan oleh kehebatan penelitian sarjana
Pandit Satavlekar Pardi di salah satu artikelnya.
Catatan : Sarjana lain menjelaskan mengajar dari
Koran persis mirip mengajar Kena Upanishad (1.7).
Al-Quran :
“Tidak memandang penglihatanNya.” Tetapi Dia
melihat pemandangan laki-laki; untuk Dia yang mengetahui rahasia, yang sadar.
Kena Upanishad :
“Yang tidak bisa dilihat pada mata tetapi lewat
yang mata sendiri melihat, tahu bahwa untuk menjadi Brahman (Tuhan) dan tak ada
orang yang bersembahyang di sini (di dunia yang ditunjukkan).”
Kedua Maksud diatas bila disederhanakan akan
menjadi :
Tuhan adalah sesuatu dan bahwa Dia di luar pengalaman
indrawi manusia. Itu telah menunjukkan hubungan antara Unani Arab dan
Ayurvedic.
Hindu memiliki 33 Dewa, sebagian kecil orang asia juga memuja 33 Dewa sebelum 
pengaruh Islam. Kalender
bulan yang sesuai aturan India dikenal di Asia Barat. Bulan safar Muslim 
menandakan Bulan Ekstra (Adhik Maas)
dalam kalender Hindu, Bulan Rabi Muslim juga merupakan pelencengan dari Ravi
yang artinya Matahari, karena Sanskrit V diubah ke Prakit “B” (Pakrit adalah
versu populer dari bahasa Sanskrit). Serta masih banyak lagi
persamaan-persamaan arti maupun kata-katanya.
Vedic melukiskan mengenai bulan, perbedaan
konstelasi bintang dan ciptaan alam semesta sudah dimasukkan dari Vedas di
Al-Quran pada bagian 1 bab 2, bait 113, 114, 115, dan 158, 189, bab 9, bait 37
dan bab 10, bait 4 sampai 7.
Pertunjukan Namaz lima kali sehari sebagai terima kasih kepada keputusan Vedic 
Panchmahayagna (lima pemujaan setiap hari
Panch-Maha-Yagna) yang sebagian Vedic tentukan sebagai ritual sehari-hari bagi
semua individu.
Orang Muslim diharuskan membersihkan sebanyak lima bagian badan sebelum memulai 
doa, juga diharuskan
berdoa sebanyak lima kali sehari. Ini berasal dari sumbangan Vedic ‘Shareer 
Shydhyartham Panchanga
Nyasah’.
Tradisi otentik Nabi Muhammad yang tersusun oleh
Imam Bukhari bahwa suku India Jats sudah ada di Arabia sebelum masa Muhammad. 
Satu kali waktu Aisha, istri Nabi, mengalami sakit,
kemenakan laki-lakinya diberangkatkan kepada seorang dokter Jat untuk minta
bantuan.
Ini membuktikan bahwa orang India menikmati status tinggi dan mulia di Arabia.
Status seperti itu tidak bisa terjadi bagi mereka kecuali kalau mereka adalah
penguasa.
Bukhari juga mengatakan kepada kami itu seorang
Raja India (raja) memberangkatkan guci acar jahe kepada Nabi. Ini menunjukkan 
bahwa Raja
Indian Jat menguasai bidang tertentu sehingga pada posisi berdampingan, hanya
dengan posisi yang seperti itulah dapat memberangkatkan hal sepele seperti
mengirim acar jahe.
Kata dalam Islam ‘Eed-Ul-Fitr’ berasal dari ‘Eed
Of Piters’ artinya didalam bahasa Sanskrit tradisi adalah pemujaan nenek
moyang. Di India, Hindu memperingati nenek moyang mereka selama Pitr-Paksha
selama dua minggu disediakan untuk peringatan mereka.
Kebiasaan Islam mengamati kenaikan bulan sebelum
menentukan perayaan berasal dari adat Hindu yang juga cepat memecahkan
Sankranti dan Vinayaki Chaturthi setelah melihat bulan .
Keterangan berikut direproduksi dari arsip
Kebenaran.
Seluruh Penggandaan Al-Quran Arab mempunyai
bilangan misterius 786 yang di cap mereka.
Tidak satupun sarjana bahasa Arab yang mampu
menyimpulkan jumlah angka khusus yang luar biasa ini sebagai pilihan.
Fakta nyata bahwa Muhammad buta aksara oleh
karena itu nyata bahwa dia tidak akan dapat membedakan nomor dari surat. Jumlah 
“gaip” ini
tidak lain tidak bukan berasal dari Vedic Suci Surat “OM YANG” ditulis di
bahasa Sanskrit (Merujuk untuk menghitung 2).
Siapa saja yang tahu bahasa Sanskrit bisa menguji
membaca lambang “OM” ke belakang/terbalik dari
bahasa Arab dan secara magis nomor 786 akan muncul!
Orang Muslim didalam ketidaktahuan mereka dengan
sederhana tidak tersadar bahwa jumlah istimewa ini adalah tak lebih dari
kesalahan membaca lambang Vedic yang paling suci.
Terjemahan diatas adalah terjemaham bebas yang
hanya menyertakan bagian-bagian yang dianggap umum dalam persamaan budaya Hindu
pada jaman pra-Islam di Arab dengan Islam Arab.
 






________________________________
Dari: Hafsah Salim <[EMAIL PROTECTED]>
Kepada: zamanku@yahoogroups.com
Terkirim: Sabtu, 25 Oktober, 2008 21:52:25
Topik: [zamanku] Islam Termasuk Penyembah Berhala Batu Syahwat !!!


Islam Termasuk Penyembah Berhala Batu Syahwat !!!

Batu Aswat atau batu Aswatama, atau batu Syahwat di Mekah memang
merupakan tujuan dari rukun Islam untuk disembah, dicium, dan diimani.

Sebenarnya lumrah bukan hal luar biasa, yang jadi luar biasa adalah
mereka menyangkal menyembah sang batu, tapi mengakui kalo mereka
menyembah Allah, dan juga mengakui bahwa batu aswat itu tempat tinggal
Allahnya.

Semua itu masih belum terkutuk, barulah setelah mereka menghancurkan
patung2 lain yang dianggapnya tidak boleh disembah dan dituduhnya
berhala dan hanya batu aswat saja yang wajib disembah, jadilah agama
ini agama biadab dan terkutuk karena membunuhi umat yang menyembah
lain daripada yang disembahnya sendiri.

Peradaban dunia kita sekarang sudah menghargai nilai2 kemanusiaan yang
tinggi sehingga kebiadaban yang memaksakan hanya menyembah Allah sudah
tidak bisa dianut lagi.  Syariah Islam sekarang di-tumpas di-mana2 dan
menjelang akhir inilah mereka nekad melakukan terror di-mana2 karena
percaya bahwa akhir zaman hanya Syariah Islam yang berkuasa dibumi ini.

> peyok doyok <turabul_aqdam@ ...> wrote:
> sun, nggak perlu dipersoalkan dong.. lha
> tiap upacara 17 agustus para paskibra juga
> menciumi sang saka merah putih. opo berarti
> bendera itu dituhankan?? ?

betul, seharusnya kalo sambil menciuminya itu disertai adanya keimanan
tentu namanya menuhankan bendera.  Jadi tergantung yang mencium ada
tidak keimanannya bahwa bendera yang diciumnya itu sebagai Tuhan. 
Kalo memang ada makanya berarti menuhankan.

Sebaliknya mencium batu aswatama di Mekah itu karena ada keimanannya
sewaktu mencium, maka hal itu kita namakan menuhankan.

Jadi memang dalam menuhankan atau menyembah Tuhan itu khan ada
syarat2nya seperti dalam mencium batu syahwat itu.

Itulah sebabnya, Syariah Islam juga melarang dan mengharamkan
penciuman sang saka merah putih.  Tetapi Pancasila tidak ada larangan
menuhankan bendara ataupun menuhankan eyang semar.  Pancasila
melindungi hak anda untuk menyembah apa saja, dan yang biadab itu
justru Syariah Islam karena memaksa semua rakyatnya cuma menyembah
satu Allah saja yang bentuknya batu syahwat itu di Mekah.

Ny. Muslim binti Muskitawati.

    


      
___________________________________________________________________________
Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di di bidang Anda! Kunjungi 
Yahoo! Answers saat ini juga di http://id.answers.yahoo.com/

Reply via email to