BRUR SUNNY, typich umat Islam mereka tidak pernah terpikir melakukan
check & recheck untuk memastikan bhw yg ditulis orang itu tidak dusta.
Sebeliknya para penulis Islam cenderung menggunakan falsafat Al Taqiyya
- apa masalahnya kalo orang berdusta asal dg demikian Islam dimuliakan
dan musuh Islam dihina.

Jarang orang2 ini menyadari bhw dg perilaku mereka yg sedemikian ini,
mereka terus menerus mencoreng muka Islam.

Gabriela Rantau


--- In zamanku@yahoogroups.com, "Sunny" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>       Refleksi: Apakah Hidayatullah tidak bemaksud membodohkan dan
sekaligus menipu umat Islam dengan cerita ini??? Perang Salib berlaku
dari tahun 1095 - 1291, sedangkan Vlad III Dracula hidup antara  1431 -
1476.
>
>
>      
ttp://www.hidayatullah.com/index.php?option=com_content&view=article&id=\
7961:kisah-nyata-pembantai-umat-islam-bagian-1&catid=94:ragam&Itemid=53
>
>       Drakula: Kisah Nyata Pembantai Umat Islam [bagian 1]
>       Written by Administrator
>       Tuesday, 18 November 2008 03:19
>
>       Selama ini dia hanya dikenal sebagai tokoh fiksi siluman haus
darah dalam novelnya Bram Stoker. Padahal dia adalah tokoh nyata,
seorang panglima Perang Salib yang membantai lebih dari 300 ribu umat
Islam di Wallachia
>
>
>
>       Hidayatullah.com-Wallachia, sekarang bagian dari Rumania. Pada
abad pertengahan.  Pemerintah Rumania menganggapnya sebagai pahlawan
nasional, karena kematiannya dalam perang melawan Islam.
>
>       Nama aslinya Vlad Tepes (dibaca Tse-pesh). Dia lahir sekitar
bulan Desember 1431 M di Benteng Sighisoara, Transylvania, Rumania.
Ayahnya bernama Basarab (Vlad II), yang terkenal dengan sebutan Vlad
Dracul, karena keanggotaannya dalam  Orde Naga. Dalam bahasa Rumania,
"Dracul" berarti naga. Sedangkan akhiran "ulea" artinya "anak dari".
Dari gabungan kedua kata itu, Vlad Tepes dipanggil dengan nama Vlad
Draculea ( dalam bahasa Inggris dibaca Dracula), yang berarti anak dari
sang naga.
>
>       Ayah Dracula adalah seorang panglima militer yang lebih sering
berada di medan  perang ketimbang di rumah. Praktis Dracula hanya
mengenal sosok sang Ibu, Cneajna, seorang bangsawan dari kerajaan
Moldavia. Sang ibu memang memberikan kasih sayang dan pendidikan bagi
Dracula. Namun itu tidak mencukupi untuk menghadapi situasi mencekam di
Wallachia saat itu. Pembantaian sudah menjadi tontonan harian. Seorang
raja yang semalam masih berkuasa, di pagi hari kepalanya sudah diarak
keliling kota oleh para pemberontak.
>
>       >> sebuah film bertema Dracula!
>
>       Pada usia 11 tahun, Dracula bersama adiknya, Radu, dikirim ke
Turki. Hal ini dilakukan sang Ayah sebagai jaminan kesetiaannya kepada
kerajaan Turki Ustmani yang telah membantunya merebut tahta Wallachia
dari tangan Janos Hunyadi. Selama di Turki, kakak beradik ini memeluk
agama Islam, bahkan mereka juga sekolah di madrasah untuk belajar ilmu
agama. Tak seperti adiknya yang tekun belajar, Dracula justru sering
mencuri waktu untuk melihat eksekusi hukuman mati di alun-alun. Begitu
senangnya dia melihat kepala-kepala tanpa badan dipancang di ujung
tombak. Sampai-sampai sehari saja tidak ada hukuman mati, maka dia
segera menangkap burung atau tikus, kemudian menyiksanya dengan tombak
kecil sampai mati.
>
>       Dengan status muslimnya, Dracula mempunyai kesempatan belajar
kemiliteran pada para prajurit Turki yang terkenal andal dalam
berperang. Dalam waktu singkat dia bisa menguasai seni berperang Turki,
bahkan melebihi prajurit Turki lainnya. Hal ini menarik perhatian Sultan
Muhammad II ( di Eropa disebut Sultan Mehmed II). Hingga pada tahun 1448
M, menyusul kematian Ayah dan kakaknya, Mircea, yang dibunuh dalam
kudeta yang diorganisir Janos Hunyadi, Kerajaan Turki mengirim Dracula
untuk merebut Wallachia dari tangan salib Kerajaan Honggaria. Saat itu
Dracula berusia 17 tahun.
>
>       Aksi Biadab Dracula <!--[if !supportLineBreakNewLine]-->
>       <!--[endif]-->
>
>       Dengan bantuan Turki Dracula dapat merebut tahta Wallachia.
Setelah itu,  sebagian besar pasukan kembali ke Turki dengan menyisakan
sebagian kecil di Wallachia. Tanpa pernah diduga, Dracula murtad dan
berkhianat. Dia menyatakan memisahkan diri dari Turki. Para prajurit
Turki yang tersisa di Wallachia ditangkapi. Setelah beberapa hari
disekap di ruang bawah tanah, mereka diarak telanjang bulat menuju
tempat eksekusi di pinggir kota. Di tempat ini seluruh sisa prajurit
Turki dieksekusi dengan cara disula. Yakni dengan ditusuk duburnya
dengan balok runcing sebesar lengan, kemudian dipancangkan di tengah
lapangan.
>
>       Dua bulan kemudian Janos Hunyadi berhasil merebut tahta
Wallachia dari tangan Dracula.  Namun pada tahun 1456 hingga 1462
Dracula kembali berkuasa di Wallachia. Masa pemerintahannya kali ini
adalah masa-masa teror yang sangat mengerikan. Yang menjadi korban aksi
sadisnya bukan hanya umat Islam yang tinggal di Wallachia, tapi juga
para tuan tanah dan rakyat Wallachia yang beragama Khatolik.
>
>       Di hari Paskah tahun 1459, Dracula mengumpulkan para bangsawan
dan tuan tanah beserta keluarganya di sebuah gereja dalam sebuah jamuan
makan. Setelah semuanya selesai makan, dia memerintahkan semua orang
yang ada ditempat itu ditangkap. Para bangsawan yang terlibat pembunuhan
ayah dan kakaknya dibunuh dengan cara disula. Sedang lainnya dijadikan
budak pembangunan benteng untuk kepentingan darurat di kota Poenari, di
tepi sungai Agres. Sejarawan Yunani, Chalcondyles, memperkirakan jumlah
semua tahanan mencapai 300 kepala keluarga. Terdiri dari laki-laki dan
perempuan, orang tua, bahkan anak-anak.
>
>       Aksi Dracula terhadap umat Islam di Wallachia jauh lebih sadis
lagi. Selama masa kekuasaannya, tak kurang dari 300 ribu umat Islam
dibantainya. Berikut sejumlah peristiwa yang digunakan Dracula sebagai
ajang pembantaian umat Islam:
>
>       Pembataian terhadap prajurit Turki di ibu kota Wallachia,
Tirgoviste. Ini terjadi pada awal kedatangannya di sana, setelah
mengumumkan perlawanannya terhadap Turki.
>
>       Pada 1456, Dracula membakar hidup-hidup 400 pemuda Turki yang
sedang menimba ilmu pengetahuan  di Wallachia. Mereka ditangkapi dan
ditelanjangi,  lalu diarak keliling kota yang akhirnya masukkan ke dalam
sebuah aula. Aula tersebut lalu dibakar dengan ratusan pemuda Turki di
dalamnya.
>
>       Aksi brutal lainnya, adalah pembakaran para petani dan fakir
miskin Muslim Wallachia pada acara penobatan kekuasaannya. Para petani
dan fakir miskin ini dikumpulkan dalam jamuan makan malam di salah satu
ruangan istana. Tanpa sadar mereka dikunci dari luar, kemudian ruangan
itu dibakar.
>
>       Dendam Dracula terhadap Turki dan Islam semakin menjadi. Untuk
menyambut hari peringatan St. Bartholome, 1459, dia memerintahkan
pasukannya untuk menangkapi para pedagang Turki yang ada di Wallachia.
Dalam waktu sebulan terkumpullah 30 ribu pedagang Turki beserta
keluarganya. Para pedagang yang ditawan ditelanjangi lalu digiring
menuju lapangan penyulaan. Lalu mereka disula satu persatu.
>
>       Aksi kejam lainnya adalah dengan menyebar virus penyakit
mematikan ke wilayah-wilayah yang didiami kaum Muslimin. Dia juga
memerintahkan pasukannya meracuni Sungai Danube. Ini adalah taktik
Dracula untuk membunuh pasukan Turki yang membangun kubu pertahanan di
selatan Sungai Danube. [diambil dari majalah Hidayatullah edisi Januari
2008/bersambung/www.hidayatullah.com
>

Kirim email ke