Dan al-Mushaf itu ada beberapa versi... Versi Kairo yang juga beredar di Indonesai dan versi Maghrib yang terutama beredar di Afrika Utara selain Mesir ...
Lalu tahun 1972 ditemukan di mesjid Agung Sanna (Yemen) perkamen dan palimpsest yang menambah bukti bahwa versi al-M%ushaf itu lebih dari satu. Yang paling penting diingat adalah bahwa : - al-Mushaf itu TIDAK berbukti berisi wahyu Allah Buktinya nggk ada. (Lihat :http://groups.yahoo.com/group/islamkristen/message/210050) - kajian orientalis (Casanova, LUling, Wansbrough, Luxenberg dklll.) menunjukkan bahwa asal usulnya al-Mushaf itu adalah teks Nasrnai juga (hymne, leksioner...) - dan tiap orang juga bisa melihat bahwa disamping itu al-Mushaf itu juga berisi dongeng-dongeng yang beredar di Timur Tengah ketika al-Mushaf itu disusun, ditambah kumpulan adat-istiadat orang Nedui, sepertu upacara naik haji dll. Jadi, saya ulang, al-Mushaf itu hanyalah sebuah buku gado-gado yang disusun orang Arab dan dikibulkannnya berisi wahyu Allah. Dan Roslan Salleh yang memang tidak cerdas melahap saja kibulan dan omong kosong orang Arab itu. --- In zamanku@yahoogroups.com, Roslan Salleh <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > LIKE KETTLE CALLING POT BLACK. > SENDIRI KENA CHECK DIRI SENDIRI. > AKIDAH DUSTA.......KITAB SENDIRI BANYAK VERSI DAN BERBEDA-BEDA. > BRO.....PLS MIRROR YOURSELVES. WALK THE TALK. DONT BE FOOLISH. > > gkrantau <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > BRUR SUNNY, typich umat Islam mereka tidak pernah terpikir melakukan check & recheck untuk memastikan bhw yg ditulis orang itu tidak dusta. Sebeliknya para penulis Islam cenderung menggunakan falsafat Al Taqiyya - apa masalahnya kalo orang berdusta asal dg demikian Islam dimuliakan dan musuh Islam dihina. > > Jarang orang2 ini menyadari bhw dg perilaku mereka yg sedemikian ini, mereka terus menerus mencoreng muka Islam. > > Gabriela Rantau > > > --- In zamanku@yahoogroups.com, "Sunny" <ambon@> wrote: > > > > Refleksi: Apakah Hidayatullah tidak bemaksud membodohkan dan sekaligus menipu umat Islam dengan cerita ini??? Perang Salib berlaku dari tahun 1095 - 1291, sedangkan Vlad III Dracula hidup antara 1431 - 1476. > > > > > > ttp://www.hidayatullah.com/index.php?option=com_content&view=article&id=7961:kisah-nyata-pembantai-umat-islam-bagian-1&catid=94:ragam&Itemid=53 > > > > Drakula: Kisah Nyata Pembantai Umat Islam [bagian 1] > > Written by Administrator > > Tuesday, 18 November 2008 03:19 > > > > Selama ini dia hanya dikenal sebagai tokoh fiksi siluman haus darah dalam novelnya Bram Stoker. Padahal dia adalah tokoh nyata, seorang panglima Perang Salib yang membantai lebih dari 300 ribu umat Islam di Wallachia > > > > > > > > Hidayatullah.com-Wallachia, sekarang bagian dari Rumania. Pada abad pertengahan. Pemerintah Rumania menganggapnya sebagai pahlawan nasional, karena kematiannya dalam perang melawan Islam. > > > > Nama aslinya Vlad Tepes (dibaca Tse-pesh). Dia lahir sekitar bulan Desember 1431 M di Benteng Sighisoara, Transylvania, Rumania. Ayahnya bernama Basarab (Vlad II), yang terkenal dengan sebutan Vlad Dracul, karena keanggotaannya dalam Orde Naga. Dalam bahasa Rumania, "Dracul" berarti naga. Sedangkan akhiran "ulea" artinya "anak dari". Dari gabungan kedua kata itu, Vlad Tepes dipanggil dengan nama Vlad Draculea ( dalam bahasa Inggris dibaca Dracula), yang berarti anak dari sang naga. > > > > Ayah Dracula adalah seorang panglima militer yang lebih sering berada di medan perang ketimbang di rumah. Praktis Dracula hanya mengenal sosok sang Ibu, Cneajna, seorang bangsawan dari kerajaan Moldavia. Sang ibu memang memberikan kasih sayang dan pendidikan bagi Dracula. Namun itu tidak mencukupi untuk menghadapi situasi mencekam di Wallachia saat itu. Pembantaian sudah menjadi tontonan harian. Seorang raja yang semalam masih berkuasa, di pagi hari kepalanya sudah diarak keliling kota oleh para pemberontak. > > > > >> sebuah film bertema Dracula! > > > > Pada usia 11 tahun, Dracula bersama adiknya, Radu, dikirim ke Turki. Hal ini dilakukan sang Ayah sebagai jaminan kesetiaannya kepada kerajaan Turki Ustmani yang telah membantunya merebut tahta Wallachia dari tangan Janos Hunyadi. Selama di Turki, kakak beradik ini memeluk agama Islam, bahkan mereka juga sekolah di madrasah untuk belajar ilmu agama. Tak seperti adiknya yang tekun belajar, Dracula justru sering mencuri waktu untuk melihat eksekusi hukuman mati di alun-alun. Begitu senangnya dia melihat kepala-kepala tanpa badan dipancang di ujung tombak. Sampai-sampai sehari saja tidak ada hukuman mati, maka dia segera menangkap burung atau tikus, kemudian menyiksanya dengan tombak kecil sampai mati. > > > > Dengan status muslimnya, Dracula mempunyai kesempatan belajar kemiliteran pada para prajurit Turki yang terkenal andal dalam berperang. Dalam waktu singkat dia bisa menguasai seni berperang Turki, bahkan melebihi prajurit Turki lainnya. Hal ini menarik perhatian Sultan Muhammad II ( di Eropa disebut Sultan Mehmed II). Hingga pada tahun 1448 M, menyusul kematian Ayah dan kakaknya, Mircea, yang dibunuh dalam kudeta yang diorganisir Janos Hunyadi, Kerajaan Turki mengirim Dracula untuk merebut Wallachia dari tangan salib Kerajaan Honggaria. Saat itu Dracula berusia 17 tahun. > > > > Aksi Biadab Dracula <!--[if !supportLineBreakNewLine]--> > > <!--[endif]--> > > > > Dengan bantuan Turki Dracula dapat merebut tahta Wallachia. Setelah itu, sebagian besar pasukan kembali ke Turki dengan menyisakan sebagian kecil di Wallachia. Tanpa pernah diduga, Dracula murtad dan berkhianat. Dia menyatakan memisahkan diri dari Turki. Para prajurit Turki yang tersisa di Wallachia ditangkapi. Setelah beberapa hari disekap di ruang bawah tanah, mereka diarak telanjang bulat menuju tempat eksekusi di pinggir kota. Di tempat ini seluruh sisa prajurit Turki dieksekusi dengan cara disula. Yakni dengan ditusuk duburnya dengan balok runcing sebesar lengan, kemudian dipancangkan di tengah lapangan. > > > > Dua bulan kemudian Janos Hunyadi berhasil merebut tahta Wallachia dari tangan Dracula. Namun pada tahun 1456 hingga 1462 Dracula kembali berkuasa di Wallachia. Masa pemerintahannya kali ini adalah masa-masa teror yang sangat mengerikan. Yang menjadi korban aksi sadisnya bukan hanya umat Islam yang tinggal di Wallachia, tapi juga para tuan tanah dan rakyat Wallachia yang beragama Khatolik. > > > > Di hari Paskah tahun 1459, Dracula mengumpulkan para bangsawan dan tuan tanah beserta keluarganya di sebuah gereja dalam sebuah jamuan makan. Setelah semuanya selesai makan, dia memerintahkan semua orang yang ada ditempat itu ditangkap. Para bangsawan yang terlibat pembunuhan ayah dan kakaknya dibunuh dengan cara disula. Sedang lainnya dijadikan budak pembangunan benteng untuk kepentingan darurat di kota Poenari, di tepi sungai Agres. Sejarawan Yunani, Chalcondyles, memperkirakan jumlah semua tahanan mencapai 300 kepala keluarga. Terdiri dari laki-laki dan perempuan, orang tua, bahkan anak-anak. > > > > Aksi Dracula terhadap umat Islam di Wallachia jauh lebih sadis lagi. Selama masa kekuasaannya, tak kurang dari 300 ribu umat Islam dibantainya. Berikut sejumlah peristiwa yang digunakan Dracula sebagai ajang pembantaian umat Islam: > > > > Pembataian terhadap prajurit Turki di ibu kota Wallachia, Tirgoviste. Ini terjadi pada awal kedatangannya di sana, setelah mengumumkan perlawanannya terhadap Turki. > > > > Pada 1456, Dracula membakar hidup-hidup 400 pemuda Turki yang sedang menimba ilmu pengetahuan di Wallachia. Mereka ditangkapi dan ditelanjangi, lalu diarak keliling kota yang akhirnya masukkan ke dalam sebuah aula. Aula tersebut lalu dibakar dengan ratusan pemuda Turki di dalamnya. > > > > Aksi brutal lainnya, adalah pembakaran para petani dan fakir miskin Muslim Wallachia pada acara penobatan kekuasaannya. Para petani dan fakir miskin ini dikumpulkan dalam jamuan makan malam di salah satu ruangan istana. Tanpa sadar mereka dikunci dari luar, kemudian ruangan itu dibakar. > > > > Dendam Dracula terhadap Turki dan Islam semakin menjadi. Untuk menyambut hari peringatan St. Bartholome, 1459, dia memerintahkan pasukannya untuk menangkapi para pedagang Turki yang ada di Wallachia. Dalam waktu sebulan terkumpullah 30 ribu pedagang Turki beserta keluarganya. Para pedagang yang ditawan ditelanjangi lalu digiring menuju lapangan penyulaan. Lalu mereka disula satu persatu. > > > > Aksi kejam lainnya adalah dengan menyebar virus penyakit mematikan ke wilayah-wilayah yang didiami kaum Muslimin. Dia juga memerintahkan pasukannya meracuni Sungai Danube. Ini adalah taktik Dracula untuk membunuh pasukan Turki yang membangun kubu pertahanan di selatan Sungai Danube. [diambil dari majalah Hidayatullah edisi Januari 2008/bersambung/www.hidayatullah.com > > > > > > > > Search. browse and book your hotels and flights through Yahoo! Travel >