Sahabat-sahabat yang berbahagia.. Menarik Senin pagi yang biasanya terpengaruh pada sikon " I Hate Monday" justru membahas hal-hal yang sebaliknya yaitu berbau kebahagiaan..
Manusia umumnya dalam hidupnya memiliki tujuan, kalau ditanya biasanya menjawabnya sukses, bahagia .. masing-masing kita umumnya memahami kata bahagia dan sukses. Seolah sukses adalah bahagia itu. Tapi apakah benar demikian ? Menurutku sukses adalah sesuatu nilai keberhasilan yang umumnya dikaitkan dengan nilai kwantitatif atau perhitungan-pirhutangan akal. Sementara kalau kebahagiaan adalah sesuatu yang dinisbatkan pada spiritualitas dan bernilai kwalitatif. Karena nilai kwalitatif itu absurd maka pencapaiannya unik mengikuti persepsi individu. Jadi, kebahagiaan adalah sesuatu yang bisa diraih oleh umat secara universal, sementara kesuksesan tidak, ada patokan/parameter tertentu sebagai pembanding. Lalu dengan adanya kebahagiaan apakah akan meninggalkan duka? Untuk menyamakan persepsi apakah duka itu lawan dari bahagia, umumnya dalam bahasa Indonesia kata duka itu dibentukan dengan kata suka. Jadi pasangan tersebut kelihatan serasi bila kita menyebut "Suka dan Duka". Suka, duka, bahagia, nestapa adalah rasa yang bisa menghinggapi semua individu yang memiliki hati atau qalbu, rasa ini tidak permanen, terkadang begini terkadang begitu yang umumnya terpengaruh akan situasi dan kondisi, ruang serta waktu. Jadi, bahagia, suka dan duka adalah satu koin dua mata uang, yang keberadaanya selalu beriringan. Kebahagiaan umumnya diraih melalui duka-duka kecil, yang mungkin juga duka-duka itu berupa usaha. Hanya saja bila kita fokus kepada bahagia umumnya duka-duka itu tak terasa. Karena bila bahagia menjadi dominan maka dukanya menjadi resesip (hilang). Nah, karena kebahagiaan itu bersifat spiritual, maka umumnya dalam doanya umat Muslim selalu menyebut "Kebahagiaan dunia dan akherat", demikian juga umat agama yang lain. Bagi non agama tetap saja kebahagiaan menjadi tujuan utama, karena kebahagiaan adalah universal hanya saja kebahagiaan mereka tak perlu lama-lama sampai menunggu kematian, jadi bahagia ya sekarang ini... atau paling jauh sebatas hayat dikandung badan. Selanjutnya, apakah proses ini akan berhenti atau terus menerus? Dalam proses kehidupannya proses pencarian kebahagiaan ini akan terus dilakukan sehingga mencapai kesempurnaan hidupnya sampai usianya berakhir. Derajat penyandaran kebahagiaan bagi yang beragama akan menuai kebahagiaan alam kuburnya melalui perilakunya pada masa hidupnya. Jadi, berladangnya dimasa ia hidup dan dalam 'kehidupan setelah kematian' itu dia menerima buah hasil perilakunya di dunia (karma). Mungkin itu share saya Senin (13/7) pagi ini .. bagaimana kebahagiaan menurut Anda? Salam, Http://ferrydjajaprana.multiply.com