Kumpulan berita ini  juga disajikan di website http://umarsaid.free.fr/

                    Aneka berita gempa Sumatra Barat

Harap Bersabar dan Antre, Penerbangan ke Padang Sudah Normal
Kamis, 01 Oktober 2009

TEMPO Interaktif, Jakarta - Departemen Perhubungan memastikan akses
penerbangan komersil dari dan ke Bandara Internasional Minangkabau, Padang,
telah dibuka kembali sejak pukul 06.00 WIB Kamis (01/10). Penerbangan ke
Bumi Minang sempat terputus lantaran gempa 7,6 skala Richter kemarin sore.

"Sudah normal, tapi diperkirakan slot perjalanan padat akibat banyaknya
penerbangan untuk mengirim bantuan," kata Juru Bicara Departemen Perhubungan
Bambang Ervan kepada Tempo melalui sambungan telepon.

Memang, jalur penerbangan dari Jakarta dan kota-kota lain menuju Padang
sejak tadi malam hingga pagi ini cukup padat. Wartawan Tempo Abdul Manan,
yang mau liputan ke lokasi bencana di Pariaman dan sekitarnya, belum
mendapat tiket pesawat.

Beberapa warga Jakarta  juga kebingunan mencari tiket ke Bandara
Minangkabau. Seperti Burhan, warga Klender, Jakarta, yang hendak terbang ke
Sumatera Barat mencari saudaranya. Ia mengaku, sejak gempa menggoyang
Padang, adiknya tak bisa dihubungi.

Burhan kian waswas karena tempat tinggal adiknya berada di titik reruntuhan
akibat gempa. Sejumlah orang telah dihubungi, namun tidak ada yang sanggup
memberi kepastian nasibnya. "Mudah-mudahan selamat dari bencana," doanya.

Menurut Bambang, khusus untuk pengiriman bantuan melalui jalur udara menuju
Sumatera Barat sudah bisa dilakukan tadi malam sejak pukul 22.00 WIB. "Kami
memutuskan darurat bencana diutamakan," katanya.

Gempa dahsyat ini menurut catatan Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana,
jumlah korban meninggal sekitar 75 orang. Namun, ribuan lainnya tertimbun
bangunan yang ambruk dan ribuan orang lagi mengungsi. Wakil Presiden Jusuf
Kalla menyatakan tanggap darurat gempa diberlakukan hingga dua bulan
mendatang.



* * *

Sekitar 200 Korban Gempa Tertindih Hotel Ambacang
Kamis, 01 Oktober 2009

TEMPO Interaktif, Padang -Sekitar 200 tamu Hotel Ambacang di Kota Padang
belum dapat dievakuasi dari gedung yang runtuh akibat gempa berkekuatan 7,6
skala Richter yang mengguncang Sumatera Barat, Rabu (30/9) sore.

Kepala Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana Padang, Dedi Hanidal,
evakuasi tamu hotel di bawah reruntuhan bangunan belum berhasil terkendala
minimnya peralatan.  Gedung hotel dalam kondisi ambruk total, sehingga sulit
untuk melakukan evakuasi korban secara manual. Tim evakuasi masih menunggu
datangnya bantuan alat berat untuk mempermudah pencarian korban.

Di Rumah Sakit M Jamil, hingga dini hari tadi sekitar pukul 3:30 WIB telah
menampung 20 korban meninggal, sedangkan di Rumah Sakit Tentara Ganting
menampung 12 korban meninggal.

Jumlah korban, baik yang meninggal maupun mengalami luka berat dan luka
ringan belum dapat dipastikan seluruhnya, mengingat korban di beberapa
gedung dan ruko di tengah Kota Padang belum seluruhnya dievakuasi. Laporan
sementara menyebutkan 75 orang tewas.

Dedi memperkirakan ada ribuan warga yang terjebak reruntuhan gedung, rumah,
ruko, maupun pertokoan yang meninggal maupun mengalami luka-luka. Hingga
pukul 3:30 WIB, aliran listrik di Kota Padang masih padam, namun hujan sudah
reda. Warga Padang masih memilih bertahan di luar rumah dan di tenda-tenda
darurat yang dibangun di tengah lapangan.

Dedi juga menyampaikan bahwa akan ada bantuan 30 tim dengan membawa 100
tenda dari Riau, yang rencananya disalurkan di rumah sakit.

* * *
Kalla: Besar Gempa Padang Sama dengan Yogyakarta
Rabu, 30 September 2009

TEMPO Interaktif, Jakarta - Setelah dihantam gempa, menurut Wakil Presiden
Jusuf Kalla, wilayah Sumatra Barat kondisinya seperti saat gempa yang
terjadi di Yogyakarta tahun 2006 dan lebih berat ketimbang gempa di Jawa
Barat. Di Yogyakarta, gempa telah menewaskan 6.234 orang, menurut Departemen
Sosial.

Kalla mengatakan pemerintah menyiapkan untuk penanganan gempa skala lebih
tinggi. "Kita harus siap," tegasnya.

Kondisi jalan dan transportasi darat menuju ke Sumatera akibat gempa
berkekuatan 7,6 Skala Ricter mengalami kerusakan parah. Transportasi darat
bahkan diperkirakan terputus karena longsor.  Wakil Presiden Jusuf Kalla
mengatakan infrastuktur transportasi darat kerusakannya cukup parah. "jalan
dari Bukit Tinggi, Bengkulu, Medan, longsor," kata dia di kediamannya usai
rapat koordinasi penanganan gempa Rabu malam (30/9).

Kalla menegaskan tidak bisa menembus transportasi melalui jalan darat.
Seperti yang diketahui, kerusakan terparah berada di daerah Pariaman. Banyak
bangunan yang ambruk dan membuat korban terperangkap di dalamnya.

JK juga mengatakan kondisi kerusakan lebih berat dibandingkan kerusakan
gempa di Jawa Barat. Kondisinya diperkirakan seperti

Korban dengan skala yang cukup tinggi tersebut cukup banyak karena berada di
perkotaan. Untuk penanganannya departemen sosial sudah mengeluarkan stok
dari gudang untuk bantuan penanganan gempa.

Ketika ditanya soal skala bencana apakah bencana nasional, JK mengatakan
tidak punya skala tetapi semua bencana akan ditangani oleh pemerintah.
Pemerintah juga sudah menyiapkan anggaran untuk makanan dan obat-obatan
selama dua bulan serta bantuan rehabilitasi seperti di Yogyakarta dan di
Tasikmalaya. "Soal besaran anggaran belakangan."

* * *

Akibat Gempa, Ratusan Warga Padang Terjebak di Gedung Bertingkat
Rabu, 30 September 2009

TEMPO Interaktif, Padang -Ratusan warga di kawasan Kampung China, Kota
Padang, Sumatera Barat diperkirakan terjebak di tengah reruntuhan gedung
bertingkat akibat guncangan gempa yang terjadi pada Rabu, sore.

Salah satu wilayah yang diperkirakan banyak orang terjebak adalah Kampung
China porak-poranda karena sebagian besar bangunan berupa rumah toko (ruko)
rubuh. Kawasan ini yang merupakan salah satu pusat bisnis di tengah Kota
Padang, terdapat berupa "show room mobil, minimarket, dan perkantoran
swasta.

Selain gedung rata dengan tanah, banyak juga ruko yang sebelumnya bertingkat
tiga runtuh satu tingkat yang mengakibatkan sebagian pekerja yang ketika
gempa terjadi terjebak di dalamnya.

Ruang pamer mobil salah satu agen tunggal pemegang merek (ATPM) juga
terlihat kendaraan ringsek akibat tertimba beton. Hingga berita ini
diturunkan, warga dan karyawan pertokoan yang terjebak di gedung masih belum
bisa dievakuasi.

Situasi lain yang lebih mengenaskan terlihat di jembatan Andale salah satu
jembatan yang membelah kota itu. Jembatan yang melintasi sungai itu terputus
yang mengakibatkan ratusan kendaraan terhenti. Gempa tektonik berkekuatan
7,6 skala richter itu juga membuat terminal di kawasan Tabing tidak bisa
difungsikan.

Kantor Berita Antara melaporkan secara keseluruhan situasi kacau, hingga
malam hari masyarakat masih banyak yang memilih tinggal di luar rumah karena
takut terjadi gempa susulan. Beberapa saat setelah gempa terjadi, banyak
warga yang berupaya melarikan diri dengan menggunakan kendaraan motor dan
mobil. Akan tetapi karena dilanda rasa panik sebagian di antaranya ada yang
justru mengakibatkan terjadi kecekalaan.

Sementara itu, Walikota Padang, Fauzi Bahar, langsung berkeliling kota
meninjau situasi gempat. Fauzi Bahar melalui mesjid-mesjid mengimbau warga
agar tetap tenang karena gempa tersebut tidak menimbulkan tsunami seperti
yang dikhawatirkan sebagian masyarakat.

Situasi semrawut juga terlihat di Rumah Sakit Umum Daerah DR M Djamil,
Padang. Banyak pasien yang berhamburan ke luar ruangan perawatan karena
takut terjadi gempat susulan.

Selain karena pasien yang panik, rumah sakit juga mulai dipenuhi warga yang
dievakuasi untuk mendapat perawatan. (*)

* * *

Pemerintah Tetapkan Dua Bulan Masa Tanggap Darurat
Rabu, 30 September 2009

TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah menetapkan tanggap darurat selama dua
bulan untuk penanganan gempa di Padang. "Dari hasil rapat kita tetapkan
tanggap darurat selama dua bulan, karena kondisinya lebih berat dibanding
Jawa Barat," ujar Wakil Presiden Jusuf Kalla, di kediamannya usai rapat
koordinasi penanganan gempa Sumatera Barat, Rabu malam.

Korban tewas akibat gempa saat ini mencapai 75 orang. "Kemungkinan akan
terus bertambah karena kondisi saat ini belum diketahui secara pasti," kata
Kalla.

Kerusakan paling parah di terjadi di daerah Pariaman. Selain kerusakan
parah, di daerah gempa tidak ada penerangan listrik sehingga kondisi gelap
gulita.

Gempa mengguncang pada pukul 17:16 Waktu Indonesia Barat yang menimbulkan
getaran hingga Medan dan Bengkulu.

* * *

















Reply via email to