Ah...kadang-kadang kasihan lihat anak masih ngantuk dimotor karena ngejar
masuk sekolah jam 06.30 pagi. jarak 5km pake motor bisa 45 menit.

Salam,
Tatang

http://sosbud.kompasiana.com/2010/07/06/jakarta-sekolah-masuk-pagi-kok-makin-macet-sih/

Jakarta: Sekolah Masuk Pagi, Kok Makin Macet Sih?
                            
                            
                            
                            
                            
                            




Setahun yang lalu, Gubernur DKI Jakarta mencanangkan siswa di Ibukota kudu
masuk lebih awal alias jam 06.30 dari jam masuk semula yang pukul 07.00.
Walaupun berawal dari himbauan Gubernur saja, namun dalam prakteknya,
bahkan belakangan kita ketahui di Surat Pembaca  Kompas 2 hari yang lalu,
dimuat keluhan seorang pengelola sekolah yang mengeluh bahwa sekolahnya
bisa dibekukan izinnya jika tidak mengikuti himbauan wajib masuk pukul
06.30


Ironis sekali, pendidik ternyata diintimidasi dengan dalih dihimbau.
Sekarang, baru terbuka bahwa ada proses intimidasi kalau himbauan tersebut
tidak diindahkan. Kini, setelah 1 tahun berjalan, kita merasakan bahwa ada
yang ‘rabun’ mata hatinya, dengan dalih sekolah masuk lebih awal, supaya
kemacetan bisa lebih diatasi, ternyata kini kemacetan berawal makin pagi
hingga sepanjang hari tidak akan terlewatkan tanpa kemacetan.


Jalur busway sudah membentang disepanjang penjuru Ibukota. Namun coba kita
amati, justru di sepanjang bentangan jalur busway, kemacetan makin parah.
Menerobos jalur busway ? Bisa jadi solusi sesaat, namun apabila beruntung -
diujung jalur busway bisa saja Anda akan ditunggu oleh petugas polisi atau
DLLAJR.


Lalu, apakah dengan masuk lebih awal, prestasi siswa makin meningkat karena
alasan lebih segar sehingga proses belajar mengajar lebih lancar ? Ternyata
keliru. 1 tahun terakhir ini, silahkan amati di sekolah2, siswa/i yang
dihukum karena datang setelah pukul 06.30 dan sebelum pukul 07.00 meningkat
drastis dan tiap sekolah bisa sekitar 30-40 orang. Ini belum termasuk guru
pengajar yang juga sering telat.


Bisa dimaklumi, ternyata banyak juga siswa dan guru serta tenaga
administrasi sekolah yang tinggal tidak di dekat area sekolah, sehingga
untuk bisa tiba di sekolah sekitar pukul 06.20 - mereka harus berangkat
pukul 04 pagi. Bayangkan, jika harus berangkat pukul 04 pagi, pukul
berapakah mereka harus bangun dan bersiap-siap ?


Yang pasti, dalam 1 tahun ini makin banyak siswa/i yang ‘mohon maaf agak
bau badannya’ karena pagi-pagi telat bangun hingga buru2 tidak mandi
langsung berangkat ke sekolah. Banyak yang masih dekil dan kumel, acak2an
rambutnya bisa terlihat di lingkungan sekolah. Lama kelamaan, jumlah
siswa/i dan guru yang sakit akibat kurang terjaganya kebersihan dan
higienis serta jam istirahat yang berkurang drastis, ikut mempengaruhi
kualitas belajar mengajar.


Masih banyak lagi dampak negatif dari kebijakan sekolah masuk lebih awal
ini, dibandingkan manfaatnya yang konon untuk mengurangi sedikit kemacetan
di Ibukota ini.


Andai aja ada pemungutan suara utk mengetahui prosentase guru dan murid
yang setuju dengan tidak setuju akan kebijakan sekolah masuk lebih awal,
mungkin hasilnya pasti akan mengagumkan sekali.


Namun, seperti ungkapan orang bijak, sebagai warga DKI, kita cuma bisa
menghimbau dan mengingatkan Pemda untuk meninjau ulang kebijakan sekolah
masuk lebih awal. Kalau himbauan masih tidak diindahkan, mungkin ada
baiknya kita ramai ramai berdoa dan minta pertolongan Tuhan supaya pemimpin
pemimpin kita ini digerakkan hati nuraninya agar mau mendengar suara hati
nurani para murid, para guru dan pendidik, serta suara para orangtua murid.


Kemacetan tidak bisa diatasi hanya dengan mengubah jam masuk sekolah lebih
awal di pagi hari, namun perlu suatu kebijakan yang komprehensif serta
menyeluruh. Tidak bisa main tes dan coba. Kasihan karena anak sekolah dan
para guru yang jadi korbannya.

Kirim email ke