Saya kok melihatnya begini ya:

1. Angkutan massal rasanya dimanapun dibangun oleh pemerintah dari duit pajak 
atau utang publik. Operatornya bisa saja oleh swasta melalui tender setiap 3-5 
thn. Untuk feeder Pemerintah seharusnya tidak hanya memberikan ijin trayek, 
trus sopir2 mencari setoran dijalan. Yang namanya angkutan umum mau MRT, 
busway, angkot, sopir tidak boleh cari uang dijalan tetapi digaji oleh operator 
(lecuali taksi n bajaj). Operator bisa saja disubsidi oleh pemerintah secara 
kompetitif, artinya ditenderkan siapa yg minta subsidi plg kecil dialah yg 
menang.

2. Suatu kota yang berfungsi baik harus punya zonasi yg jelas dan tegas. 
Diperlukan manajemn kota yg kredibel dan dipatuhi, baik oleh rakyat biasa 
maupun oleh yg punya uang. Zonasi yg baik bisa mengurangi hilir mudik warga 
kota yg tidak perlu.

3. Pemerintah seharusnya tidak boleh kesulitan mengadakan tanah / lahan untuk 
kepentingan umum. Lucu sekali kalo pemerintah sendiri kesulitan.

Karena hal2 itulah saya kok tidak melihat pemindahan ibukota sebagai solusi, 
karena kalo hal2 itu tdk dipecahkan, maka penyakit itu akan berulang di tempat 
yang baru.

Hardi

-----Original Message-----
From: "herisetiono004" <herisetiono...@yahoo.com.sg>
Sender: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Date: Mon, 02 Aug 2010 15:48:54 
To: <AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com>
Reply-To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: Re: [Keuangan] OOT: Jakarta: Sekolah Masuk Pagi (06.30) , Kok Makin 
Macet Sih? Sudah yang evaluasi?

Saya belum melihat ada yang gagal. Malah banyak yang sukses seperti di Amerika, 
Turki dan Australia. Bisa saja Jakarta sebagai Megapolitan sekaligus Ibu Kota. 
Pertanyaan dana raksasa dari mana yang harus disediakan untuk merombak Jakarta 
ini. Bangun monorail saja nggak jalan jalan. Solusi lebih murah ya memindahkan 
lokasi. Pilihan Kalimantan memang yang paling ideal, masalahnya biayanya juga 
sangat besar. Yang paling  realistis ya Bogor yang sudah ada 3 istana di sana. 
Pilihan lain adalah Jonggol, Sentul atau Bogor Utara. 
Pemindahan ke daerah daerah tersebut relatif tidak sebesar merombak Jakarta 
atau memindahkan ke luar pulau Jawa.

--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Dody Dharma Hutabarat 
<dody.hutaba...@...> wrote:
>
> Benar juga.
> Selama ini pendapat yg berkembang adalah memisahkan pusat pemerintah dengan
> pusat bisnis.
> Contoh2 yg beredar adalah negara2 dengan ibukota berbeda dengan pusat
> ekonomi.
> Tapi gak tau juga apakah kedua fungsi itu akan tetap bersatu sampai
> seterusnya.
> Mungkin bisa dipelajari pemindahan ibukota negara yg berhasil maupun yg
> gagal.
> 
> 
> Dody
> 
> 
> 
> 
> 2010/8/2 Hardi Darjoto <hardi...@...>
> 
> >
> >
> > Ada London, Tokyo, Paris, Moskow yg juga megapolitan sekaligus ibukota
> > seperti Jakarta tapi bisa berfungsi lebih baik dr jakarta.
> >
> > Saya kira masalahnya pada sistem angkutan massal dan dukungan bagi pejalan
> > kaki. Di Tokyo misalnya mereka bisa sediakan trotota selebar 8-10 m untuk
> > menampung penumpang kereta yang keluar dr stasiun. Lebih lebar dr jalan
> > mobil.
> >
> > Hardi
> >
> >
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>





[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke