Terima kasih atas pencerahannya. Cukup membuka wawasan saya.

Saya akan coba belajar lebih lanjut, tapi tidak dengan tanya-jawab di milis 
ini. Saya kuatir kalau nanti keluar dari koridor milis "Budaya Tionghua" bakal 
disemprit .... he...he....

Salam,
Petrus Paryono



________________________________
From: younginheart5000 <crv...@yahoo.com>
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Mon, February 1, 2010 8:07:23 PM
Subject: [budaya_tionghua] Re: Reinkarnasi - -> Bro Petrus

  
Petrus Paryono <petrusparyono@ ...> wrote:

"> sebelumnya mohon maaf kalau posting ini tidak sesuai dengan "Budaya 
Tionghua", karena saya tidak pernah mendapat didikan Budaya Tionghua..

> Saya ingin bertanya untuk menambah wawasan saya yang masih sempit:
> 
> 1. agama atau kepercayaan apa saja yang mengakui adanya reinkarnasi?
> 2. apakah reinkarnasi dapat berakhir?"

----------

Anda bukan dari keluarga Tionghoa, jadi tak mendapat didikan budaya Tionghoa?   
By the way, apa urusan budaya Tionghoa dengan reinkarnasi?

Untuk info anda (selanjutnya, mohon datang ke vihara untuk memperdalam 
pengetahuan anda, misalnya PusDikLat Buddha, Vihara Avalokitesvara: Jl. Mangga 
Besar 58, Jakarta Barat
Telp. (021) 6294542, 6299551 Fax.(021) 6249984)

"Reinkarnasi" dalam agama Buddha

Dalam agama Buddha dipercayai bahwa adanya suatu proses kelahiran kembali 
(Punabbhava) . Semua makhluk hidup yang ada di alam semesta ini akan terus 
menerus mengalami tumimbal lahir selama makhluk tersebut belum mencapai tingkat 
kesucian Arahat. Alam kelahiran ditentukan oleh karma makhluk tersebut; bila ia 
baik akan terlahir di alam bahagia, bila ia jahat ia akan terlahir di alam yang 
menderitakan. Kelahiran kembali juga dipengaruhi oleh Garuka Kamma yang artinya 
karma pada detik kematiaannya, bila pada saat ia meninggal dia berpikiran baik 
maka ia akan lahir di alam yang berbahagia, namun sebaliknya ia akan terlahir 
di alam yang menderitakan, sehingga segala sesuatu tergantung dari karma 
masing-masing. Umat Buddhist tak menggunakan konsep re-inkarnasi, yang hanya 
dikenal dalam agama Hindu.

Reinkarnasi dalam Hindu

Dalam agama Hindu, filsafat reinkarnasi mengajarkan manusia untuk sadar 
terhadap kebahagiaan yang sebenarnya dan bertanggung jawab terhadap nasib yang 
sedang diterimanya. Selama manusia terikat pada siklus reinkarnasi, maka 
hidupnya tidak luput dari duka. Selama jiwa terikat pada hasil perbuatan yang 
buruk, maka ia akan bereinkarnasi menjadi orang yang selalu duka. Dalam 
filsafat Hindu dan Buddha, proses reinkarnasi memberi manusia kesempatan untuk 
menikmati kebahagiaan yang tertinggi. Hal tersebut terjadi apabila manusia 
tidak terpengaruh oleh kenikmatan maupun kesengsaraan duniawi sehingga tidak 
pernah merasakan duka, dan apabila mereka mengerti arti hidup yang sebenarnya

Dalam filsafat agama Hindu, reinkarnasi terjadi karena jiwa harus menanggung 
hasil perbuatan pada kehidupannya yang terdahulu. Pada saat manusia hidup, 
mereka banyak melakukan perbuatan dan selalu membuahkan hasil yang setimpal. 
Jika manusia tidak sempat menikmati hasil perbuatannya seumur hidup, maka 
mereka diberi kesempatan untuk menikmatinya pada kehidupan selanjutnya. Maka 
dari itu, munculah proses reinkarnasi yang bertujuan agar jiwa dapat menikmati 
hasil perbuatannya yang belum sempat dinikmati. Selain diberi kesempatan 
menikmati, manusia juga diberi kesempatan untuk memperbaiki kehidupannya 
(kualitas).

Jadi, lahir kembali berarti lahir untuk menanggung hasil perbuatan yang sudah 
dilakukan. Dalam filsafat ini, bisa dikatakan bahwa manusia dapat menentukan 
baik-buruk nasib yang ditanggungnya pada kehidupan yang selanjutnya. Ajaran ini 
juga memberi optimisme kepada manusia. Bahwa semua perbuatannya akan 
mendatangkan hasil, yang akan dinikmatinya sendiri, bukan orang lain.

Yang bisa berinkarnasi itu bukanlah hanya jiwa manusia saja. Semua jiwa mahluk 
hidup memiliki kesempatan untuk berinkarnasi dengan tujuan sebagaimana di atas 
(menikmati hasil perbuatannya di masa lalu dan memperbaiki kulaitas hidupnya).

Proses reinkarnasi

Pada saat jiwa lahir kembali, roh yang utama kekal namun raga kasarlah yang 
rusak, sehingga roh harus berpindah ke badan yang baru untuk menikmati hasil 
perbuatannya. Pada saat memasuki badan yang baru, roh yang utama membawa hasil 
perbuatan dari kehidupannya yang terdahulu, yang mengakibatkan baik-buruk 
nasibnya kelak. Roh dan jiwa yang lahir kembali tidak akan mengingat 
kehidupannya yang terdahulu agar tidak mengenang duka yang bertumpuk-tumpuk di 
kehidupan lampau. Sebelum mereka bereinkarnasi, biasanya jiwa pergi ke surga 
atau ke neraka.

Dalam filsafat agama yang menganut faham reinkarnasi, neraka dan sorga adalah 
suatu tempat persinggahan sementara sebelum jiwa memasuki badan yang baru. 
Neraka merupakan suatu pengadilan agar jiwa lahir kembali ke badan yang sesuai 
dengan hasil perbuatannya dahulu. Dalam hal ini, manusia bisa bereinkarnasi 
menjadi makhluk berderajat rendah seperti hewan, dan sebaliknya hewan mampu 
bereinkarnasi menjadi manusia setelah mengalami kehidupan sebagai hewan selama 
ratusan, bahkan ribuan tahun. Sidang neraka juga memutuskan apakah suatu jiwa 
harus lahir di badan yang cacat atau tidak.

Akhir proses reinkarnasi

Selama jiwa masih terikat pada hasil perbuatannya yang terdahulu, maka ia tidak 
akan mencapai kebahagiaan yang tertinggi, yakni lepas dari siklus reinkarnasi. 
Maka, untuk memperoleh kebahagiaan yang abadi tersebut, roh yang utama melalui 
badan kasarnya berusaha melepaskan diri dari belenggu duniawi dan harus 
mengerti hakikat kehidupan yang sebenarnya. Jika tubuh terlepas dari belenggu 
duniawi dan jiwa sudah mengerti makna hidup yang sesungguhnya, maka perasaan 
tidak akan pernah duka dan jiwa akan lepas dari siklus kelahiran kembali. Dalam 
keadaan tersebut, jiwa menyatu dengan Tuhan (Moksha [2]).

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Petrus Paryono <petrusparyono@ ...> 
wrote:
>
> Dear milis,
> sebelumnya mohon maaf kalau posting ini tidak sesuai dengan "Budaya 
> Tionghua", karena saya tidak pernah mendapat didikan Budaya Tionghua.
> 
> Saya ingin bertanya untuk menambah wawasan saya yang masih sempit:
> 
> 1. agama atau kepercayaan apa saja yang mengakui adanya reinkarnasi?
> 2. apakah reinkarnasi dapat berakhir?
> 
> Atau kalau ada link yang berkaitan dengan reinkarnasi, mohon informasinya.
> 
> Terima kasih ya rekan-rekan milis yang baik.
> 
> Salam,
> Petrus Paryono
>


 


      

Kirim email ke