1. Partai berdasarkan ras itu sebuah langkah mundur , dan mengada-ngada.
Betapapun saya tidak setuju keterlibatan agama dalam politik , tapi
AGAMA seperti halnya IDEOLOGI (komunisme dll ) itu terkandung tatanan
dan solusi untuk permasalahan multi dimensi , misal masalah perekonomian
, etika , pendidikan dan seterusnya begitu juga dengan ideologi2.
Sedangkan dengan jualan ras , apa yang bisa di pecahkan ?

2. Dan jika ingin membandingkan ras terhadap ras , Yah Malaysia tidak
berhadapan dengan keragaman ras di Indonesia yang berlipat2 ganda
ragamnya. Atau mau coba di terapkan di Tiongkok ?, dengan 1 etnis utama
yang berjumlah milyaran dan sekitar lima puluh lebih ras yang dari
jutaan hingga puluhan ribu? Nantinya ada partai Bugis , Papua , Tionghoa
, Batak , Aceh , Padang , Sunda , Dayak , Minahasa , Jawa , Madura, Bali
dan seterusnya  ....Dan jika terjadi konflik politik hal ini segera
berkobar menjadi konflik etnis ......

3. Untuk Indonesia , ada baiknya mengikuti jejak Tiongkok , agar tidak
terburu2 dengan gagap dan latah mendemokrasikan segala sesuatu di kala
rakyat masih lum sepenuhnya terdidik . Apalagi sekarang di tambah
Pilkada. Masyarakat yang seperti ini , mudah terjebak dalam pusaran
politik , dan yang pasti untuk suatu pesta demokrasi itu memakan biaya.
sementara keadaan tidak berubah..........


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Azura-Mazda <extrim_blue...@...>
wrote:
>
> Zhou Fuyen jangan somse. Di Malay, partai berdasarkan garis ras itu
> sudah bener. Daripada di Indonesia, ada dominasi partai berasas agama
> tunggal.
> Â
>
>
> --- Pada Rab, 1/9/10, zho...@... zho...@... menulis:
>
>
> Dari: zho...@... zho...@...
> Judul: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju
kemakmuran bersama?
> Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Tanggal: Rabu, 1 September, 2010, 1:41 PM
>
>
> Â
>
>
>
> Percayalah, Malaysia adalah bom waktu!
> Politik rasialnya sekarang justru mendapat tantangan berat! Di sana
partai adalah berdasarkan ras, ini jelas ketinggalan dibanding
Indonesia, masak kita harus berjalan mundur?
> Nep ternyata tdk membawa berkah ke masyarakat luas, hanya golongan
elite bumi putra yg menikmati hasilnya, dan nanti setelah kemudahan
dicabut, apakah mereka masih dpt bersaing?
>
> Jika ingin memajukan golongan masyarakat yg terbelakang, jangan
berdasarkan ras, tapi harus berdasarkan kelas ekonomi. Kita harus
memberi banyak subsidi untuk kelompok ini, misalnya bea siswa, kredit
usaha murah, subsidi perumahan, pelatihan kerja, tranportasi murah,
tunjangan kesehatan dll, semua ini memang memakan dana yg cukup besar,
dananya ya diambil dari pajak, maka tingkatkan prosentase pajak bagi
pengusaha besar dan barang mewah semacam sedan dan rumah mewah.
>
>
> Sent from my BlackBerry®
> powered by Sinyal Kuat INDOSAT
>
>
> From: Harry Adinegara sans_culotte...@...
> Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Date: Wed, 1 Sep 2010 05:51:39 -0700 (PDT)
> To: tionghoa-...@yahoogroups.com; budaya
tionghuabudaya_tiong...@yahoogroups.com
> ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Cc: gelora45gelor...@yahoogroups.com; media
caremediac...@yahoogroups.com
> Subject: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju
kemakmuran bersama?
>
> Â
>
>
>
> Rupanya perlu di-telaah lebih mendalam perihal  berita soal
Pak Wapres Jusuf Kalla, yang dalam pidatonya yang terachir sempat beliau
dikatagorikan sebagai seorang yang rasialis, seorang rasialis yang anti
suku Tionghoa.
> Â
> Bersamaan dengan kejadian ini ,negara tetangga kita , Malaysia
merayakan policy yang waktu itu, dikenal sebagai NEP(New Economic
Policy) yang dicetuskan di tahun 1971, jadi sudah 40-an tahun yll. NEP
ini bertujuan untuk menjebatani suatu fusi antara ,terutama 3 etnis di
M'sia, yakni etnis Chinese, Indian dan majority orang Malay atau
bumiputra, untuk bisa kerja sama dengan lebih efektip bagi kemakmuran
bersama. Tujuan policy ini adalah untuk menyatukan sikap ,
ketrampilan dan kinerja segenap kekuatan (3 etnis) ini untuk bisa kerja
sama  menuju kemakmuran bersama. Untuk mencapai tujuan achir ,
kemakmuran bersama maka perlu di-awali dengan mengangkat sikon-nya orang
Malay (bumi putra) yang mayoritas(60%)untuk bisa berdiri sama tinggi,
duduk sama rendah. Caranya dengan , apa yang dikenal
> dengan affirmative action.  Kejadian huru hara tahun 1969, clash
antar etnis memberikan stimuli pada pemerintah waktu itu untuk mencari
jalan keluar(solusi)  dari kejadian ini  yang telah menelan
korban jiwa dan harta, Mencari idee ,mencari , mengolah suatu rancangan
undang2 untuk mengatasi kejadian ini dan mempersatukan segenap kekuatan
, bekerja sama segenap kekuatan bagi kemajuan negara Malaysia. Caranya
yalah dengan memberikan ...preferential access ke misalnya bea siswa,
kepemilikan saham dalam perusahaan sampai ke pembelian rumah,policy ini
akan memberikan fasilitas pertama2 kepada bumi putra.  Dengan cara
affirmative action ini ditargetkan kalau dalam kurun waktu tidak lama
maka para bumi putra akan sanggup ber-mitra dengan etnis2 lain yang
dulunya  mustahil bisa terlaksana karena status bumi putra tak
se-imbang dalam banyak hal. Dalam kurun waktu 40 tahun semenjak policy
NEP ini, dirasakan oleh pemerintah sekarang, sudah sampai waktunya
>  untuk mengganti atau mengolah policy NEP ini dengan lebih rinci,
menghilangkan aspek policy yang kurang menguntungkan dan memberikan
"suntikan" baru agar kemajuan yang sudah sempat dicapai sekarang ini
akan bisa lebih di-galak-kan mengingat globalisasi dimana semua negara
bersaing untuk kemajuan negara nya masing2.
> Â
> Mengapa NEP , oleh pemerintah Najib Razak perlu di olah /dirubah dan
disesuaikan dengan waktu dan pemrmintaan zaman ?  Dalam perjalanan
policy NEP ini, Malaysia sudah bisa mencapai hasil yang cukup
mengagumkan. Pasca PD II, waktu itu Malaysia bisa di golongkan sebagai
negara miskin, 50% hidup dalam kondisi kemiskinan. Sekarang hanya 4%,
dan sebagain besar pribumi  bisa menikmati social welfare yang
memadai. Tapi kemajuan ini membawa complacency bagi rakyat Malaysia.
Mereka jatuh ke era "middle income trap", complacency jadi aturan hidup
,dan kemajuan dibidang R&D terbengkalai dan produksi dalam negeri tidak
memadai untuk bisa dianggap memberikan devisa yang kecukupan. Ada
kemajuan  per-capita income tapi tidak bisa menandingi perkembangan
negara sesama Asia misalnya Korea Selatan. Tahun 1970-an  Korea
Selatan nasional income capitanya $260 sedangkan Malaysia sudah unggulan
$380,, tapi dini hari Korea Selatan melejit jauh kedepan $19,800,=
sedangkan
>  Malaysia ketinggal dan hanya sempat menggalang  $7,200.=. Karena
ini pemerintah Malaysia saat ini perlu mengolah kembali NEP dan
menyesuaikan policy yang mungkin sekarang sudah dianggap out of date
karena sikon dalam negeri dan dunia sudah berubah.
> Â
> Dicanangkanlah suatu model policy baru yang dinamakan NEM (New
Economic Model) Planning-nya yalah untuk memberikan stimuli ke sektor
privat dengan menghilangkan red tape, seperti policy NEP dengan aturan
ala Ali-Baba dimana bumiputra diberikan hak untuk dapat bermitra ,albeit
mereka belum sanggup ,menilik kondisinya, misalnya dalam ketrampilan
suatu usaha.NEM mendorong edukasi kepada segenap etnis, agar tidak
terjadi brain drain dan memelopori dengan kegiatan memajukan tenaga
kerja tehnik.
> "Affirmative action won't be eliminated entirely under the NEM, but
altered to weed out abusive practices, target money where it is most
needed and support the MOST Worthy  Malay businessmen...all the
while trying to open up opportunities for minorities"(TIME)
> Â
> Menilik pengalaman/kejadian di  negara tetangga Malaysia, yang
bisa kita lihat dalam hal pencanangang  dan pemberlakukan suatu
policy yang ber-asaskan rasialistis diskriminatif, seperti NEC ini,Â
sebetulnya kita perlu  lebih mendalami idee negara tetangga ini dan
tidak serta merta mengkatagorikan idee ini sebagai sesuatu yang rasistis
diskriminatip? Yang perlu kita hayati yalah  hasil achir yang
positip ,....itu adalah tujuan semua idee, semua ideologi , hasil achir
yang memicu kita/berkerja sama untuk masa depan yang gemilang untuk
semua yang
> yang berkiprah untuk kemaslahatan bersama dalam suatu wacana bineka
tunggal ika.
> Â
> Apakah negara kita siap menerima rancangan semacam NEP? Apakah Mantan
Pres Yusuf Kalla itu dalam intinya punya idee semacam NEP ini bagi
kemajuan segenap warga negara,  dalam negara NKRI? Suatu pertanyaan
yang sebenarnya sukar/gampang  dijawab, tergantung dari kita semua,
dengan mempertanyakan kepada diri masing2 apakah , dipelopori ,oleh
pemerintah yang kredibel/jujur /adil dan punya fisi untuk masa depan
negara dan bangsa, kita sama2 bisa membangun negara yang adil dan
makmur, walaupun starting pointnya kita perlu menelan pil pahit dengan
menerima idee semacam NEP yang bisa kita anggap sebagai idee yang
diskriminatip/rasistis? Tapi hasil achir bisa kita nikmati bersama suatu
kemakmuran bagi semua warga negara tanpa pilih kasih, tanpa pilih
kesukuan dan agama.
> Â
> Harry Adinegara
>

Kirim email ke