Bung Dada dan TTM semuah,

Hai, apakabar? Sudah makan (sahur)?

Sehubungan dengan topik lihat-melihat muka (mnia = muka?), atau maksudnya 
nasib, masa depan, saya jadi ingat dulu sekitar tahun 1985-an, di Pontianak ada 
satu anak muda (sekarang mestilah tidak lagi muda) yang kalau tak salah bernama 
(samaran?) Hartop (diambil dari 'hard top' - tipe Toyota itu?), yang waktu itu 
gencar pasang iklan dan pernah diberitakan di Tempo.

Bung Hartop ini katanya bisa memperbaiki nasib yang digariskan di tangan anda. 
Dia sekolah di Amrik(?) mempelajari garis rajah tangan yang dikombinasikan 
dengan gua-mnia-logi atau entah apa namanya, pokoknya ceritanya sangat ilmiah 
dan terkesan masuk akal. 

Caranya merubah nasib sesuai garis rajah tangan anda juga unik, menurut logika 
beliau: karena nasib anda sudah digariskan di tangan - suratan nasib, maka 
garis-nya ajah yang dirubah. Dari yang dikatakan garis tangannya menunjukkan 
nasib jelek - seperti sudah suratan garis tangan itu yang dibawa sejak lahir, 
maka garisnya dirubah arahnya atau lekukannya, supaya menjadi suratan nasib 
yang baik, hok-ki, makmur abadi jaya sentosa selama-lamanya sepanjang segala 
abad, jeh!

Konon kabarnya beliau punya alatnya untuk merubah alur garis tangan, dan secara 
harafiah benar-benar dia rubah alurnya - entah bagaimana caranya, saya hanya 
baca saja ceritanya di Tempo waktu itu. Dan, menurut pengakuannya, banyak 
pejabat dan menteri yang sudah datang meminta bantuannya untuk merubah nasib 
dengan cara merubah garis rajah tangan.

O, jangan tanya, konon tarip jasa kosultasinya bukan main-main, mungkin setara 
dengan tarip konsultasi Ki Gendeng Pamungkas ketika musim pemilu dulu itu.

Saya cuma pengin tahu, apakah ada di antara anda yang dulu pernah meminta jasa 
beliau merubah garis tangannya, atau setidaknya orang yang anda kenal yang 
merubah garis tangannya dengan pertolongan beliau, lantas sekarang (sudah lewat 
puluhan tahun) jadi bernasib baik dan menjadi makmur. Lantas, apakah Bung 
Hartop masih tinggal di Pontianak dan masih banyak 'pasien'nya ya?

Nothing serious, just curious ajah-larrr.....

Salam makan enak dan sehat,
Ophoeng








--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Dada" <wrw....@...> wrote:

Jika ranah keyakinan sudah didasari motif untuk menyembah Keuangan yang Maha 
Esa , lantas berjualan , maka dia harus menyediakan beberapa eksposisi , 
misalkan mantan tukang kwamia , di datangi malaikat , mendengar bisikan , 
mantan panglima gereja setan , mengaku sebagai cicit kaisar ,  tidak perlu 
sampai membuka baju tentunya , tapi membuat suatu kurikulum hidup yang 
spektakuler , menandakan dirinya bukan orang sembarangan. Adalah hal yang sulit 
seperti memacu kendaraan sedemikian tinggi lantas tiba2 berbelok menikung , 
menghasilkan tontonan yang dramatis , spektakuler , ajaib dan akhirnya , 
mukjizat dan memaksa pendengar , pemirsa takjub bukan main.  
 
Apalagi orang yang berpindah dan berjualan , baik itu pindah agama , pindah 
budaya , pindah negara , daripada menghadapi resiko pandangan curiga , dia 
harus lebih kristen daripada kristen umumnya , lebih islam daripada islam 
umumnya , lebih amerika daripada orang amerika itu sendiri , lebih buddhist 
daripada buddhist itu sendiri. 


Kirim email ke