At 12:00 PM 4/23/2008, you wrote:

>Halo mas Reza,
>
>Terima kasih buat penjelasannya.
>
>Saya penasaran aja sih, bukan untk keperluan sesuatu apa. Penasarannya
>adalah sebagai konsumen bensin non-subsidi kok kita harus bayar harga MOPS,
>padahal sebagian minyak mentahnya disedot dari bumi Indonesia, artinya biaya
>pembeliannya kan = nol. Yang ada adalah biaya pengeboran dan lifting-nya
>kan.


Dalam ekonomi tidak ada sesuatu yang harganya nol.
Termasuk pula minyak.

Untuk setiap minyak yang diangkat keluar dari perut bumi diperlukan 
sesuatu yang menggantikannya - supaya usaha tersebut tetap 
berkesinambungan.  Ini disebut sebagai cost.  Biasanya dalam 
akuntansi pertambangan ada yang disebut sebagai depletion cost.

(Ada lagi bentuk cost lainnya - termasuk diantaranya opportunity cost 
- di mana setiap langkah yang kita ambil berkonsekuensi negatif 
terhadap alternatif dari usaha tersebut.  Faktor inipun tidak bisa diabaikan)

Tanpa penyisihan cost ini - maka berarti kita tidak bisa membedakan 
mana modal dan mana hasil, sehingga ketika hasil dinikmati - modal 
malah berkurang.  Dan ketika modal habis - maka habislah seluruh sistem usaha.

Fenomena seperti ini sering terlihat pada industri rumah tangga, 
pedagang kaki lima, dan usaha warungan.  Mungkin karena tidak paham 
apa bedanya antara modal dan hasil.


Tentu menjadi tragis kalau sebuah negara dikelola seperti 
memperlakukan usaha warungan....


Kirim email ke