--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Poltak Hotradero <hotrad...@...> 
wrote:
>

> 
> Mas Heri,
> 
> Memangnya berapa persen kredit bank syariah disalurkan dalam mata uang asing?
> 
> Lalu mengapa nilai tukar rupiah yang 
> disalahkan?  Apakah kalau rupiah menguat 
> kualiatas kredit bank syariah pasti langsung jadi bagus?
> 
> Melihat bahwa bagian terbesar dari kredit bank 
> syariah disalurkan dalam skema Kredit Modal Kerja 
> (53%), dan melihat bahwa bagian terbesar 
> pembiayaan adalah untuk Usaha Kecil dan Menengah 
> (75%) - maka saya jadi lebih heran lagi... 
> mengapa kredit modal kerja harus terpengaruh oleh 
> nilai tukar?  Terlebih bahwa bagian terbesar dari 
> pembiayaan syariah adalah untuk pembiayaan bisnis 
> (business services).  Seberapa besar sih 
> eksposure UKM terhadap mata uang asing terkait business services?
> 
> Di level Bank Pembiayaan Rakyat Syariah angka 
> NPL-nya malah lebih tinggi daripada Bank Umum 
> Syariah, yaitu sebesar 8,22% - dan secara tahunan 
> sejak tahun 2005 tidak pernah lebih rendah dari 
> 8,1%.  Ada apa sih sebenarnya?
> 
> (Masak sih angka NPL yang tinggi di BPR Syariah 
> masih juga mau menyalahkan nilai tukar???)
> 
> Note :
> Barangkali yang dibiayai bank bank syariah adalah pengusaha pengusaha kecil 
> yang banyak menggunakan produk barang jadi import misalkan pengusaha mainan 
> anak, pakaian jadi dari RRC ataupun produk produk lokal yang berbahan baku 
> import.

Kirim email ke