Negeri ini konon negeri yang memiliki rakyat ramah dan penuh sopan santun. Saya bilang, mungkin dalam kehidupan sehari2, ada sopan santun itu tetapi dalam politik, tak ada.
Hari ini dari 3 mantan Presiden yang masih hidup, yang pasti semuanya diundang untuk hadir dalam pelantikan Presiden SBY, hanya pak Habibie yang hadir. Gus Dur, mungkin sakit, Bu Mega, mungkin sibuk atau sudah diwakili suaminya, sebagai Ketua MPR. Pak Habibie, Presiden Indonesia, yang tak pernah dipilih oleh MPR sebagai Presiden, melainkan karena Presiden pada saat itu (pak Harto) mengundurkan diri. Presiden yang masa pemerintahannya paling pendek, 16 bulan (CMIIW), yang hari-hari pemerintahannya dipenuhi demo mahasiswa. Saya masih ingat, karena demonya sering lewat depan kantor saya, penuh cacian dan hinaan pribadi. Presiden yang memaksakan Sidang Istimewa MPR, supaya pemilu bisa dipercepat dan kita memasuki era dmeokrasi. Tetapi akibatnya terjadi peristiwa Semanggi, karena Mahasiswa demo menolak SI MPR, dan maunya ngak pakai pemilu untuk membangun pemerintahan. Sementara aparat, tak memperlakukan demo itu, seperti kalo aparat sekarang memanage demo. Mungkin sebagian diantara mahasiswa pada saat itu sudah jadi profesional dan sudah menjadi member millis ini. Presiden yang ketika masuk kegedung MPR, ketika sidang MPR, protokol tak minta hadirin untuk berdiri. Protokal dipakasa media, LSM dan partai politik untuk tak meminta hadirin berdiri. Kalo kita sekarang berdiri dan berkaca, mungkin Mahasiswa berperan, LSM berperan, Media berperan, tapi era pak Habibie lah demokrasi Indonesia ditanam. Dan hanya pak habibie lah sekarang yang ngak punya beban masa lalu, melenggang masuk keruang sidang MPR untuk menuai kekaguman dan simpati. Dia memberi contoh, sopan santun politik yang sesungguhnya. Oka [Non-text portions of this message have been removed]