Kondisi ekonomi saat itu sungguh berada dalam posisi clear and present danger. 
Bangkrutnya Lehman Brothers dan ditutupnya lebih dari 50 bank di Amerika, belum 
termasuk di Eropa, telah menimbulkan "kengerian" yang luar biasa di berbagai 
negara, termasuk Indonesia. Sistem keuangan Indonesia saat itu mengalami 
tekanan hebat. Kepercayaan publik terhadap perbankan merosot drastis. Hal itu 
dapat dilihat pada dana perbankan di Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang 
biasanya mencapai Rp 200 triliun, tiba-tiba menyusut hingga "hanya" Rp 89 
triliun. Itu artinya, masyarakat beramai-ramai menarik dananya dari perbankan 
dalam jumlah besar. Untuk menutupi kebutuhan itu, perbankan mencairkan dana 
mereka di SBI

Indikator kepanikan masyarakat juga dilihat dari anjloknya dana deposito 
masyarakat di bank. Menyikapi penarikan ini, bank melakukan perang suku bunga, 
guna menghindari penarikan lebih lanjut. Di Pasar Uang Antar Bank (PUAB), 
bank-bank besar mulai menahan dana dan enggan saling meminjamkan pada bank yang 
membutuhkan. Pada saat itu terjadi gejala flight to quality, yaitu perpindahan 
dana bank lebih kecil ke bank besar.  Akibatnya, bank kecil dan menengah 
mengalami kesulitan likuiditas.

Di sisi lain, ada indikator risiko gagal kredit yang dinamakan CDS (Credit 
Default Swap). Ini adalah indikator yang berlaku internasional untuk melihat 
risiko kegagalan suatu negara dalam membayar kewajibannya. Makin tinggi 
indeksnya, makin tinggi risikonya. Saat itu, CDS Indonesia melonjak dari angka 
200 basis point (bps) menjadi 1400 bps. Risiko gagal Indonesia saat itu sungguh 
tinggi. Hal ini kemudian diikuti oleh penarikan dana asing yang mencapai 
sekitar 6 miliar dollar AS. Nilai tukar rupiah pun ikut tertekan. Masyarakat 
makin resah dan panik. Sebagian menarik simpanannya dan menukar ke dollar.

Penutupan bank, dalam kontekstualisasi keadaan seperti di atas, akan 
menyebabkan kondisi semakin tidak terkendali. Masyarakat merosot kepercayaannya 
pada bank. Trauma penutupan 16 bank di tahun 1998 masih jelas membayang dan 
menjadikan mereka gelisah. Dengan analisa tersebut lalu dinyatakan Bank Century 
sebagai bank gagal yang sistemik sehingga harus diselamatkan oleh LPS



Kirim email ke