Setuju pak, Saya tidak dalam posisi mempertentangkan teori dan praktek kok :)...
Powered by Telkomsel BlackBerry® -----Original Message----- From: prastowo prastowo <sesaw...@yahoo.com> Date: Tue, 22 Dec 2009 13:17:38 To: <AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com> Subject: Bls: [Keuangan] Re: Investor Heran Indonesia Masih Fokus Politik Saja Ide yang bagus Bung. Klarifikasi, soal berteori, mohon juga tidak diperlawankan dg dikotomi berteori vs praktis, atau berteori = omong doang. Kita bermasalah di dua tataran, konseptual dan praksis. Saya setuju dg ide Anda, dan rasanya itu masuk akal dijalankan. Saya pribadi mengenal beberapa dari mereka yang kini duduk di parlemen dan mengusahakan tetap berkomunikasi minimal via email atau sms, utk mengingatkan atau mengusulkan sesuatu. Benar, ada perasaan diawasi dlm hal ini. Kami pernah menjalankan aksi kecil di Pileg 2009 lalu. Mencoba mengusung anggota DPR/DRPD yg dekat dg rakyat, layak, dan rekam jejaknya bagus, visinya jelas. Beberapa berhasil dan kini tetap terjalin komunikasi yg baik, bahkan secara rutin dilakukan pertemuan untuk mendengar masukan. Dalam Pilkada lalu juga cara ini dicoba dan berhasil meski pejabat ybs akhirnya khianat juga. Tapi ide ini perlu didukung,, diteruskan, dan diperluas. berteori yes, praksis yes, perlu sinergi. Pendidikan politik sederhana juga bisa kita lakukan, misalnya meringkas aturan2 ttg hak, kewajiban, tanggung jawab warganegara dan penyelenggara negara, lalu disajikan di forum RT/RW, Karang taruna, dll, hasilnya lumayan efektif kok. salam ________________________________ Dari: "rolan_napitup...@yahoo.com" <rolan_napitup...@yahoo.com> Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Terkirim: Sen, 21 Desember, 2009 20:45:55 Judul: Re: [Keuangan] Re: Investor Heran Indonesia Masih Fokus Politik Saja Dear all, Pasti pernah dengar “Six Degrees of Separation" kan, suatu notion bahwa setiap orang dapat membentuk suatu rantai hubungan personal dengan setiap orang didunia hanya dengan tidak lebih dari 6 orang saja yang menghubungkan rantai itu. Nah, saya yakin banyak dari kita, mungkin hanya butuh maksimum 2 atau bahkan 1 degree saja untuk terhubung dengan 'politikus' di indonesia. Saya pribadi ada butuh 3 orang atau 2 untuk menyambungkan saya dengan yang namanya 'politikus' itu entah yang low atau high politicians, entah yang di eksekutif, legislatif atau yudikatif. Nah, dengan begitu knapa kita harus pesimis dan skeptis, kalau kita sebenarnya bisa secara personal melakukan kontrol/ koreksi atau kritisi atas mereka secara langsung. Daridapa sekedar berteori sampai ke jaman machiavelli yang mungkin tidak relevan lagi. Atau bernostalgia dengan soekarno-hatta- syahrir atau yang lagi 'in' dibicarakan tentang indonesia dahulu adalah atlantis. Faktanya sekarang indonesia adalah negara 'korup'. Dan politisi itu jaraknya hanya 2-3 degrees of separation dari anda. Misalnya anggota dpr dari partai XYZ, tak lain adalah bapaknya teman saya. Nah ini malah hanya 1 degree of separation. Sekarang maukah kita, beranikah kita menjalankan fungsi kritis/ kontrol secara personal. Dan tidak hanya melihat dari jauh dan berteori and mengumpat2. Let's do some action. Karena teori hanyalah sekedar teori, itu semua tergantung jiwa manusia2nya yang sekarang duduk dikekuasaan. Masalahnya kan sekarang kalau ada teman, saudara, atau kerabat kita yang menjadi politikus, entah profesional dan non profesional, umumnya kita terus membanggakan, menghormati dan mengagung-agungkan secara berlebihan...dan kemudian lupa fungsi kritis kita Ujung2nya kita (mungkin) malah menikmati kemudahan dan fasilitas atau proyek? yang diberikan teman, saudara atau kerabat kita sang politikus tadi...dan lupa diri, dan tak sadar menjadi bagian dari praktik 'korupsi' itu sendiri. Ujung2nya yah seperti yang dikatakan lord acton: Power tends to corrupt, and absolute power corrupts absolutely. Dimanakah posisi kita, mari bertanya dan renungkan... Powered by Telkomsel BlackBerry® -----Original Message----- From: "oka" <oka.wid...@indosat.net.id> Date: Tue, 22 Dec 2009 03:58:27 To: <AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com> Subject: [Keuangan] Re: Investor Heran Indonesia Masih Fokus Politik Saja Terima kasih bung Enda. Memang saya harus lebih mendalami sejarah nampaknya. Maksud saya, demokrasi itu butuh pembelajaran. Bukan berarti, harus belajar dulu baru menerapkan demokrasi, bukan itu. Yang saya fikirkan adalah bahwa setelah kita menerapkan demokrasi, tidak berhenti disitu, melainkan terus menerus belajar dan memperbaiki sistem demokrasi yang kita punya. Saat ini pun sistem dana mekansime demokrasi kita belumlah sampai pada tahap final, anyway tak ada satupun engara yang bisa mengclaim bahwa demokrasi dinegaranya telah final. Contoh, yang telah diketengahkan salah seorang rekan disini, UU ITE. Yang adalah salah satu dari perangkat pelaksanaan demokrasi Indonesia ternyata masih bermasalah ketika diimplementasikan. BTW, ngak seluruh pasal2 ITE bermasalah loch, ada beberapa yang memang patut kita miliki. Misalnya pengakuan bahwa media electronik (fax, email) bisa dipakai dalam transaksi perbankan. --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, "irmec" <ir...@...> wrote: > > Aku mau argue nih bung Oka. Menurut pelajaran sejarah yg kudpt, ngak ada satu > negarapun yg belajar dulu berdemokrasi, sebelum berdemokrasi. > > Ketika Amerika Serikat memutuskan ikut demokrasi, itu benar2 romatisme dari > pelajaran2 klasik dari para pendiri negara mereka. > > kupikir demokrasi bukan seperti kita berenang di kolam renang yg tenang. > Sebaliknya masuk ke demokrasi sperti masuk ke uncharted water. > > Tapi, aku sgt setuju bahwa kita memang lagi lack leadership. Contoh yg paling > anyar kupikir terlalu lamanya SBY menyatakan dukungannya terhadap SMI dan > Boediono. Seharusnya dari awal kasus dia seharusnya menyatakan dukungannya. > Kali, kalau aku SMI atau Boediono aku mending resign, kalau bos ngak muncul2 > dgn back-upnya. > > Minggu lalu, aku ngobrol dgn seorang pejabat kedutaan asing di Jakarta. > ketika aku highlight issue tsb, dia ketawa. Dia joke bhw tiap kali ada kasus > berat, SBY seperti run away dari kasus dgn keluar negeri. Mungkin kebetulan, > kataku...Tapi... > > Cheers > Enda > > --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, "oka.widana" <oka@> wrote: > > > > Saya copas berita dari Kompas Online, hari ini, entah diversi cetak ada atau > > tidak, berhubung sudah lama tak lagi langganan surat kabar, thanks to > > mobile internet =D. > > > > > > > > Saya jadi teringat beberapa hari lalu berkesempatan ngobrol2 dan dinner > > dengan kenalan baru saya, seorang Indonesian Chinese perantauan. Ada > > kata2nya yang membuat saya terbahak,"Kita itu ibarat orang nekat yang sudah > > tahu dan dikasih tahu, kalo ngak pernah belajar renang, ya jangan nyemplung > > kelaut, tetapi tetap nekat nyemplung juga... ya mati dong. Sama dengan > > demokrasi, kita tak pernah belajar tak pernah berlatih, tetapi langsung > > ngebut menerapkan demokrasi, ya akibatnya.......". > > > > > > > > IMHO demokrasi jelas bukan renang dilaut. Di Amerika pun, menerapkan > > demokrasi ngak sekali jadi, tetapi dengan belajar dari pengalaman. Kita, > > belajar dari pengalaman orang lain dan pengalaman kita sendiri. Yang penting > > adalah leadership dari leader yang punya visi kemajuan bangsa ini, bukan > > kemajuan keluarga atau partainya. Nah soal leadership ini yang kita ngak > > punya. Atau, kalo ini dianggap sebagai pembelajaran, besok-besok jangan > > pilih leader semata-mata karena iklan di TV. > > > > > > > > Oka Widana > [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------------------ ========================= Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com ------------------------- Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045 ------------------------- Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com ========================= Perhatian : - Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya - Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas - Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links ___________________________________________________________________________ Nama baru untuk Anda! Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. Cepat sebelum diambil orang lain! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/ [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]