bung pras, uraian yg menarik.
namun sebaiknya jangan menggunakan kata "KITA". 
Karena pengalaman bung pras tidak mewakili pengalaman anggota milis dan/atau at 
least, pengalaman saya sendiri,
terutama pandangan ttg politik dan juga ttg virus yg menjangkiti.

salam,
lubeck.


  ----- Original Message ----- 
  From: prastowo prastowo 
  To: keuangan milis 
  Sent: Tuesday, February 16, 2010 10:02 AM
  Subject: Bls: [Keuangan] Akbar: Satu Lagi, Donatur SBY-Boediono Diduga Terima 
Dana Century --Maaf


    
  Bli Oka,
  Terima kasih apresiasinya. 

  Kawan-kawan,
  Tadi pagi saat berangkat kerja, apakah teman2 mendengarkan Radio Elshinta? 
ada wawancara dengan Rohmamuruziy ( politisi PPP) dan J. Kristiadi ( pengamat 
politik CSIS ). Jika kita mendengarkannya serta merta bisa membedakan mana yg 
'politikus' dan yang bukan. Romy hanya mau mengatakan bahwa tawar-menawar dlm 
politik itu wajar harus berputar-putar mencari dalih dan membangun argumen agar 
ujung jawabannya yg membenarkan tawar-menawar secara politis ini diterima 
publik. Berbeda dengan Kristiadi yang lugas, karena tidak memiliki beban apa 
pun.

  Mungkin saja kita sebal dan muak dg sikap dan cara tutur politisi, tapi 
itulah politik (kita). Tak mungkin semua ini ada dan terjadi tanpa andil kita. 
kita bukan pengamat bak komentator sepak bola yang ada di luar lapangan. 
Sedikit banyak itulah gambaran 'kita' dan wajah bangsa ini. Membiarkan ini 
terjadi dan bersikap apolitis, hanya akan menjadikan mereka tampak istimewa, 
lalu merasa berhak menjadi orang dg privilese. Satu-satunya cara ya melibati, 
entah dg apa pun. Fesbuk, milis, nulis blog, artikel, turun ke jalan,adalah 
bagian tak terpisahkan dari itu semua, dan sudah terbukti mujarab.

  Saya setuju, kita telah memilihnya, juga harus mau terima konsekuensinya. 
Reformasi adalah mengembalikan TNI ke barak, maka tak usah mengeluh jika rasa 
aman jadi barang mahal.Romantisisme ttg Orde Baru yang aman jelas menggoda, 
tapi harus dilawan. Inilah jalan paradoks.

  Terakhir, sedikit menyisipkan apa yg dalam teori etika disebut 
'supererogatory' atau keadaan 'melampaui yg bisa dinilai secara moral'. 
Terorisme kita terima sebagai kejahatan tapi sekaligus dielukan sebagai 
tindakan jihad dan orangnya adalah sekaligus penjahat dan martir. Mereka 
memiliki mekanisme 'transformasi' dan 'transubstansiasi', apa yang jahat 
menurut ukuran moralitas wajar ( membunuh, membom) menjadi luhur. reproduksi 
ini karena kita menciptakan istilah dan arena yang eksklusif. mereka dijuluki 
'syuhada' atau 'martir', diwawancarai, dibukukan, diteliti, diliput secara 
eksklusif, bahkan ketika ditahan mereka diperlakukan khusus, misalnya 
Guantanamo. Ini yg menciptakan kloning.

  Apakah demikian dg kita dan khususnya para politisi? boleh jadi. Tapi melihat 
gelagat animo utk terkenal dan narsis di ajang kontes-kontesan, dari Idola 
Cilik, Idol remaja, hingga cari jodoh, agaknya virus itu menjangkiti kita 
semua....

  salam,

  pras

  ________________________________
  Dari: Oka Widana <o...@ahlikeuangan-indonesia.com>
  Kepada: prastowo prastowo <sesaw...@yahoo.com>
  Terkirim: Sen, 15 Februari, 2010 18:39:16
  Judul: Re: Bls: [Keuangan] Akbar: Satu Lagi, Donatur SBY-Boediono Diduga 
Terima Dana Century --Maaf

  Saya senang dg tulisan Anda dibawah Mas, mungkin karena saya sepaham. Semua 
yg kita saksikan, bahkan kita baca dimillis ini, adalah konsewensi sistem 
demokrasi yg kita pilih.

  Jeleknya antara lain, pengambilan keputusan menjadi panjang dan berliku, 
pemimpin lebih banyak beriklan daripada bekerja dst. Bagusnya, semua serba 
terbuka, semua boleh menilai.

  Toh sistem demokrasi adalah pilihan natural jika kita ingin menerapkan 
ekonomi pasar (apapun kemudian istilahnya termasuk ekonomi Pancasila atau Neo 
Lib etc).

  Makanya mari bersabar dg proses yg kita lalui sebagai bangsa. Silahkan pilih, 
jadi penonton dan komentator yang baik (kemudian tinggal salurkan suara 5 tahun 
sekali) atau jadi pemain (politikus), dengan segala konsekwensinya.

  Oka 
  Powered by Telkomsel BlackBerry®
  ________________________________

  From: prastowo prastowo <sesaw...@yahoo.com> 
  Date: Tue, 16 Feb 2010 09:56:00 +0800 (SGT)
  To: <AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com>
  Subject: Bls: [Keuangan] Akbar: Satu Lagi, Donatur SBY-Boediono Diduga Terima 
Dana Century --Maaf

  Hehe..Mas
  Ryan saya tidak esmosi lho apalagi marah. Tapi kalau ada kesan itu, mohon maaf
  ya. Juga kepada mas Eko Prasetiyo, jika kata-kata saya tidak berkenan mohon
  dimaafkan. Lha anak bukan, bini kagak, ntar kalau saya marahi bisa berabe J
  Tapi
  begini, saya hanya ingin meluruskan dikotomi yang simplistis.
  Pro
  bail out = pro penyelamatan ekonomi negara
  Kontra
  bail out = pro Pansus yang cari-cari kesalahan dan perkara itu
  Seolah-olah tidak ada alternatif lain pada
  kedua posisi itu, misalnya:
  1. Pro bail out tak serta merta
  beralasan bahwa ini penting untuk keselamatan ekonomi negara. Pakar hukum yang
  setuju bahkan sekedar melihat legalitasnya, dan saya kira secara legal-formal
  bail out ini sah karena saat itu didasarkan pada landasan hukum positif yang
  sah.
  2. Kontra bail out, tak serta merta
  anti-bail out. Saya kesampingkan sikap politisi karena itu berada di luar
  pemahaman dan sikap saya. Banyak juga ekonom yang menolak bail out secara
  teoritik tapi sekaligus bisa memahami kebijakan itu diambil. Ada juga pakar
  hukum yang menyoal ini karena secara normatif prosesnya tidak benar.

  Nah, jika demikian sikap a priori
  dan penyimpulan ‘ex ante’ pastilah tidak tepat.
  1. Pansus pasti keliru karena ini
  serba politik dan penuh intrik. Bisa jadi ya dan bisa jadi tidak, wong kita
  belum tahu kesimpulannya apa. Jika kesimpulannya ‘brengsek’ dan tak sesuai
  fakta yang mengemuka, tanpa dihujat saja mereka akan habis. Saya kira mereka
  pun terjebak dalam melodrama yg mereka ciptakan sendiri, buahnya ya semoga 
rakyat
  yang beruntung, ada ‘blessing in disguise’.
  2. Ibu Sri dan Pak Budiono pasti
  benar, karena beliau ini orang-orang yang bersih, profesional, dan 
berprestasi.
  Saya kira tak ada yang menyangsikan, tetapi ini tidak ada kaitannya dengan
  kebijakan bail out yang diambil.
  Maka saya kira tetap ada hal-hal
  baik:
  1. Bangsa ini sedang berada dan
  belajar merawat tegangan antara teknokratisme vs kontrol demokratik. Kita 
harus
  bedakan mana yg secara sistem benar dengan apa yang terjadi untuk menilai
  kinerja Pansus. Dengan sidang yang terbuka rasanya rakyat yg diuntungkan 
karena
  jika parlemen pd akhirnya ‘bermain’, rakyatlah yang akan menghukum. Boleh jadi
  whistleblower revolusi justru Senayan, karena kemuakan rakyat pada wakilnya.
  2. Rekomendasi Pansus kita awasi,
  dan jalan masih berliku. Secara hukum yg akan menyelesaikan adalah KPK,
  termasuk kepolisian dan kejaksaan. Ada kewenangan lain di luar soal kebijakan,
  yakni ada tidaknya kerugian pada keuangan negara akibat kebijakan ini. Ini 
yang
  juga kita nantikan.
  Kadang kita gamang dan lelah
  mengikuti cara berpikir ‘orang’ politik, tapi sebaliknya, jangan-jangan orang
  non-ekonomi juga tak mudah paham dan maklum akan cara berpikir ‘orang’ 
ekonomi.
  Maka perlu pendekatan multidisiplin, untuk duduk sama rendah berdiri sama
  tinggi. Dan itulah tugas pemimpin, bagaimana ia mengorganisir semua perbedaan
  ini dalam kontestasi yang membawa maslahat, tidak malah ikut-ikutan menjadi
  artis sinetron.
  Singkat kata, ujung semua ini
  adalah krisis kepemimpinan di semua lini, utamanya di pucuk bangsa ini ketika
  kita butuh sekali orang yang bervisi dan berani menjadi pandu bagi arah anak
  bangsa ini menuju. Menyoal mengapa kok tuduhan ke pasangan tertentu, semoga
  Anda bisa memahami dari yang tersirat. Tapi semoga kita juga tak mengulang
  kesalahan, menghukum yang tak bersalah. 

  jabat erat,

  pras

  ____________ _________ _________ __
  Dari: Ryan Fitriyanto <fitriya...@ahlikeua ngan-indonesia. com>
  Kepada: AhliKeuangan- Indonesia@ yahoogroups. com
  Terkirim: Jum, 12 Februari, 2010 03:19:03
  Judul: Re: Bls: Bls: [Keuangan] Akbar: Satu Lagi, Donatur SBY-Boediono Diduga 
Terima Dana Century

  Sabar mas Pras,

  Saya rasa mas Eko gak bermaksud nanya ke mas Pras, cuma karena kebetulan
  email yang direply adalah email mas Pras, jadinya kesannya kayak gitu,

  Bukan begitu mas Eko?

  Salam

  ryan

  2010/2/12 prastowo prastowo <sesaw...@yahoo. com>

  >
  >
  > Ya tanya ke Akbar Faisal dong, kok tanya ke saya atau warga milis, kecuali
  > anggota Pansus ada yg jadi anggota milis ini?
  >
  > salam
  >
  >________________________________
  > Dari: Eko Prasetiyo <ekoprasetiyo@ gmail.com <ekoprasetiyo% 40gmail.com> >
  > Kepada: AhliKeuangan- Indonesia@ yahoogroups. com<AhliKeuangan- Indonesia% 
40yahoogroups. com>
  > Terkirim: Jum, 12 Februari, 2010 00:11:28
  > Judul: Re: Bls: [Keuangan] Akbar: Satu Lagi, Donatur SBY-Boediono Diduga
  > Terima Dana Century
  >
  > kenapa fokusnya ke sby-budiono? ?
  > kenapa ga dana kampanye mega-prabowo & jk-win jg diperiksa??
  >
  > O
  >

  [Non-text portions of this message have been removed]

  Terhubung langsung dengan banyak teman di blog dan situs pribadi Anda? Buat 
Pingbox terbaru Anda sekarang! http://id.messenger .yahoo.com/ pingbox/

  [Non-text portions of this message have been removed]

  ________________________________
  Lebih Bersih, Lebih Baik, Lebih Cepat - Rasakan Yahoo! Mail baru yang Lebih 
Cepat hari ini!

  Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya sekarang! 
http://id.mail.yahoo.com

  [Non-text portions of this message have been removed]



  

  __________ Information from ESET Smart Security, version of virus signature 
database 4869 (20100215) __________

  The message was checked by ESET Smart Security.

  http://www.eset.com


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke