Pasti Gus Dur punya maksud tertentu dibalik statement nya bahwa 
nenek moyangnya asli Tionghoa.
Kalau kita cermati sekali lagi , sangatlah sulit mengklaim seseorang 
adalah keturunan dari Putri Campa yang hidup pada abad 14, dimana
belum ada pencatatan silsilah , apalagi sudah ratusan tahun.

Pada kenyataannya para keturunan tionghoa yang hidup di Indonesia hanya bisa 
mengurutkan nenek moyangnya sampai 4 generasi terdahulu ,alias 200an tahun , 
dan itu sudah termasuk baik .Selebihnya adalah " konon kabarnya "

Soal nama juga meragukan kalau tidak boleh dibilang salah.
Nama Tionghoa terdiri dari nama keluarga ( she ) dan 2 kata lagi , dimana kata 
pertama setelah she selalu sama untuk orang bersaudara kandung.Contoh Tan Hok 
Liang , kalau punya adik lelaki mungkin jadi Tan Hok Gie dan seterusnya. ( coba 
cermati nama moyang Gus Dur yang beda nama tengahnya ) Malah yang satu pakai 
nama tengah " a " . Sebutan "a" adalah panggilan , bukan nama. Misal Hok Liang 
dipanggil A Liang sedang Hok Gie dipanggil A Gie .

Tetapi dibalik itu semua kita bisa menangkap maksud positif dari Gus Dur.

Salam 

ch



-- On Mon, 1/12/09, BJD. Gayatri <bgayatr...@yahoo.co.uk> wrote:
From: BJD. Gayatri <bgayatr...@yahoo.co.uk>
Subject: Re: Bls: [ac-i] Gus Dur: "Nenek moyang saya orang tionghoa asli,...
To: artculture-indonesia@yahoogroups.com
Date: Monday, January 12, 2009, 11:29 PM










    
            Menjawab Iani dan Dadang punya komentar....
 
Saya kira,
justru itulah Gus Dur di jaman dia berkuasa, perlu mengemukakan bahwa dirinya 
adalah peranakan atau keturunan Cina,
untuk menghapuskan dikotomi yang telah dibuat di masa Orde Baru yang
selain represif juga menebarkan paham Jawanisasi kemana-mana,
yang justru berbahaya dan secara psikologi sosial "sakit".
 
dan kita bangsa Indonesia sudah perlu menyadari bahwa
kita ini, sebagai bangsa/ras, adalah percampuran dari beberapa ras yang ada
sehingga perlu meniadakan istilah pribumi dan non-pribumi
dan hidup dalam alam kebhinekaan itu
 
Tabik
Gayatri


--- On Tue, 13/1/09, dadang christanto <dadang_christanto@ yahoo.com> wrote:

Date: Tuesday, 13 January, 2009, 7:52 AM




Hehehe...
Tanya sama Orde Baru, mereka yang paling tahu, 
karena bisa membedakan mana yang Pribumi dan Nonpribmi.

dc

--- On Tue, 13/1/09, iani arahmaiani <arahmai...@gmail. com> wrote:

> From: iani arahmaiani <arahmai...@gmail. com>
> Received: Tuesday, 13 January, 2009, 12:49 AM

> Mungkin cerita itu betul adanya - tapi kalau diumumkan
> kepublik tentu
> ada arti dan maksudnya. Saya kira begitulah cara penguasa
> di Jawa atau
> mungkin dimanapun untuk melegitimasi posisi kuasa. Tapi
> yang paling
> penting adalah kualitas manusianya - dan tidak selalu
> keturunan putri
> atau pangeran atau ratu dan raja itu pandai dan bagus
> perangainya -
> tapi kadang2 ya ada.
> 
> Salam
> Arahmaiani
> 
> On 1/12/09, BJD. Gayatri <bgayatr...@yahoo. co.uk>
> wrote:
> >
> > Keturunan negrito asli mungkin sudah bercampur juga.
> > Namun, setidaknya kita masih bisa melihat kepada
> saudara kita di Papua.
> > Dimana sebagian, menurut beberapa buku, menyebrang
> hingga ke Australia.
> > Sementara untuk yang di
 Maluku dan NTT, misalnya,
> semakin kentara
> > percampuran antar-bangsa/ ras tersebut.
> > Tabik
> > Gayatri
> >
> > --- On Sat, 10/1/09, flu...@rad.net. id
> <flu...@rad.net. id> wrote:

> > Date: Saturday, 10 January, 2009, 9:28 PM
> >
> >
> > Terima kasih Bung Rushdy. Saya kira soal keturunan
> Cina ini bukanlah sesuatu
> > yang luar biasa. Kalau penduduk Indonesia di test
> DNAnya, saya yakin banyak
> > yang mempunyai darah keturunan Cina, India, Arab,
> Belanda, Portugis,
> > Inggeris dll., selain proto-Melayu. Sebab sejak jaman
> dahulu kala, daerah
> > Nusantara adalah tempat persinggahan dan persentuhan
> berbagai macam ras dan
> > etnik. Penduduk "asli" Nusantara tergolong
> ras negrito yang berkulit hitam
> > dan rambut keriting. Boleh dibilang keturunannya yang
> masih asli sudah
> > hampir tidak ada lagi.
> > Salam,
> > Firman
> >
.




      
      

    
    
        
         
        
        








        


        
        


      

Kirim email ke