Sejarah
Kerajaan Champa 
Pada abad ke-2 menurut perhitungan orang-orang Kristen, Kerajaan Champa berdiri 
di wilayah yang modern, Danang. Kerajaan Champa didirikan oleh orang-orang Cham 
yang secara etnis tidak mempunyai hubungan dengan orang-orang Vietnam, tapi 
mereka kemungkinan bermigrasi dari area yang sekarang merupakan wilayah milik 
Indonesia. Ketika kerajaan Funan sebelah selatan Champa dipengaruhi oleh Cina, 
kerajaan Champa selama 1600 tahun dalam sejarah mendapatkan akibat dari Raja 
Cina. 
Akibat dari hal itu, Champa harus mengimbangi kekuatan di antara dua negara 
tetangganya dalam hal jumlah penduduknya dan pola militer : Vietnam di utara 
dan Khmer (Kamboja) di selatan. Seperti Funan, kerajaan Champa menerapkan 
kekuatan perdagangan pelayaran laut yang berlaku hanya di wilayah yang kecil. 
Di tahun 1471, tentara Vietnam Le Dynasty menaklukan kerajaan Champa. Sekitar 
60.000 orang tentara Champa terbunuh, dan sekitar 60.000 orang lainnya diculik 
untuk dijadikan budak. Kerajaan Champa diperkecil wilayahnya, yang sekarang 
dikenal dengan nama Nha Trang. 
Pada tahun 1720 terjadi serangan baru dari tentara Vietnam yang mengancam 
kerajaan Champa. Seluruh bangsa Cham beremigrasi ke arah barat daya, ke wilayah 
utara danau Tonle Sap yang sekarang merupakan Kamboja. 
Selama masa kekuasaan Khmer Merah di Kamboja, terjadi teror dari tahun 1975 
sampai tahun 1979. Sekitar 100.000 dari 250.000 orang Cham terbunuh.

--- Pada Rab, 14/1/09, nana tedja <nanate...@gmail.com> menulis:

Dari: nana tedja <nanate...@gmail.com>
Topik: Re: Bls: [ac-i] Gus Dur: "Nenek moyang saya orang tionghoa asli,...
Kepada: artculture-indonesia@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 14 Januari, 2009, 5:50 AM







Wah ini lucu dan saya cukup tertarik deh. Sebenarnya sama aja kok mau keturunan 
apa aja. Semua juga manusia, ga ada beda. Kalau dipikir- pikir pasti ga ada 
yang percaya kalau saya keturunan Cina. Kakek buyut saya dari ibu, orang cina 
asli, kami manggilnya Bah Lengur, dan itu masih generasi ke 4 dari saya kalau 
dihitung, berarti masih sangat dekat kan? dan sayangnya kulit putih mandeg 
nurun sampai ibu saya tok, jadi total kulit saya gelap gulita. Begitu juga 
dengan anak- anak saya tidak ada yang berkulit putih padahal saya menikah 
dengan orang Cina. Jadi gen itu belum tentu terlihat diluaran, contohnya di 
kulit aja yang paling sederhana. Nah, kalau dipikir- pikir lagi, nama keluarga 
kami juga tidak ada yang menunjukkan nama Cina. Jadi kalau diatas tadi ada yang 
nyinggung- nyinggung tentang dilihat dari DNA ya tetep ga akan bisa om. 
Emangnya DNA ada tulisan made in Cina? Tapi lagi- lagi saya salut kok ama Gus 
Dur, dengan Reformasi- nya itu ada
 pembauran yang membawa kepada sesuatu yang positif....
Cheers, Nana Tedja


2009/1/13 chris dharmawan <chris_dharma2001@ yahoo.com>










Pasti Gus Dur punya maksud tertentu dibalik statement nya bahwa 
nenek moyangnya asli Tionghoa.
Kalau kita cermati sekali lagi , sangatlah sulit mengklaim seseorang 
adalah keturunan dari Putri Campa yang hidup pada abad 14, dimana
belum ada pencatatan silsilah , apalagi sudah ratusan tahun.

Pada kenyataannya para keturunan tionghoa yang hidup di Indonesia hanya bisa 
mengurutkan nenek moyangnya sampai 4 generasi terdahulu ,alias 200an tahun , 
dan itu sudah termasuk baik .Selebihnya adalah " konon kabarnya "

Soal nama juga meragukan kalau tidak boleh dibilang salah.
Nama Tionghoa terdiri dari nama keluarga ( she ) dan 2 kata lagi , dimana kata 
pertama setelah she selalu sama untuk orang bersaudara kandung.Contoh Tan Hok 
Liang , kalau punya adik lelaki mungkin jadi Tan Hok Gie dan seterusnya. ( coba 
cermati nama moyang Gus Dur yang beda nama tengahnya ) Malah yang satu pakai 
nama tengah " a " . Sebutan "a" adalah panggilan , bukan nama. Misal Hok Liang 
dipanggil A Liang sedang Hok Gie dipanggil A Gie .

Tetapi dibalik itu semua kita bisa menangkap maksud positif dari Gus Dur.

Salam 

ch



-- On Mon, 1/12/09, BJD. Gayatri <bgayatr...@yahoo. co.uk> wrote:

From: BJD. Gayatri <bgayatr...@yahoo. co.uk> 

Subject: Re: Bls: [ac-i] Gus Dur: "Nenek moyang saya orang tionghoa asli,...

To: artculture-indonesi a...@yahoogroups. com
Date: Monday, January 12, 2009, 11:29 PM









Menjawab Iani dan Dadang punya komentar....
 
Saya kira,
justru itulah Gus Dur di jaman dia berkuasa, perlu mengemukakan bahwa dirinya 
adalah peranakan atau keturunan Cina,
untuk menghapuskan dikotomi yang telah dibuat di masa Orde Baru yang
selain represif juga menebarkan paham Jawanisasi kemana-mana,
yang justru berbahaya dan secara psikologi sosial "sakit".
 
dan kita bangsa Indonesia sudah perlu menyadari bahwa
kita ini, sebagai bangsa/ras, adalah percampuran dari beberapa ras yang ada
sehingga perlu meniadakan istilah pribumi dan non-pribumi
dan hidup dalam alam kebhinekaan itu
 
Tabik
Gayatri


--- On Tue, 13/1/09, dadang christanto <dadang_christanto@ yahoo.com> wrote:

Date: Tuesday, 13 January, 2009, 7:52 AM




Hehehe...
Tanya sama Orde Baru, mereka yang paling tahu, 
karena bisa membedakan mana yang Pribumi dan Nonpribmi.

dc

--- On Tue, 13/1/09, iani arahmaiani <arahmai...@gmail. com> wrote:

> From: iani arahmaiani <arahmai...@gmail. com>
> Received: Tuesday, 13 January, 2009, 12:49 AM

> Mungkin cerita itu betul adanya - tapi kalau diumumkan
> kepublik tentu
> ada arti dan maksudnya. Saya kira begitulah cara penguasa
> di Jawa atau
> mungkin dimanapun untuk melegitimasi posisi kuasa. Tapi
> yang paling
> penting adalah kualitas manusianya - dan tidak selalu
> keturunan putri
> atau pangeran atau ratu dan raja itu pandai dan bagus
> perangainya -
> tapi kadang2 ya ada.
> 
> Salam
> Arahmaiani
> 
> On 1/12/09, BJD. Gayatri <bgayatr...@yahoo. co.uk> 

> wrote:
> >
> > Keturunan negrito asli mungkin sudah bercampur juga.
> > Namun, setidaknya kita masih bisa melihat kepada
> saudara kita di Papua.
> > Dimana sebagian, menurut beberapa buku, menyebrang
> hingga ke Australia.
> > Sementara untuk yang di Maluku dan NTT, misalnya,
> semakin kentara
> > percampuran antar-bangsa/ ras tersebut.
> > Tabik
> > Gayatri
> >
> > --- On Sat, 10/1/09, flu...@rad.net. id
> <flu...@rad.net. id> wrote:




> > Date: Saturday, 10 January, 2009, 9:28 PM
> >
> >
> > Terima kasih Bung Rushdy. Saya kira soal keturunan
> Cina ini bukanlah sesuatu
> > yang luar biasa. Kalau penduduk Indonesia di test
> DNAnya, saya yakin banyak
> > yang mempunyai darah keturunan Cina, India, Arab,
> Belanda, Portugis,
> > Inggeris dll., selain proto-Melayu. Sebab sejak jaman
> dahulu kala, daerah
> > Nusantara adalah tempat persinggahan dan persentuhan
> berbagai macam ras dan
> > etnik. Penduduk "asli" Nusantara tergolong
> ras negrito yang berkulit hitam
> > dan rambut keriting. Boleh dibilang keturunannya yang
> masih asli sudah
> > hampir tidak ada lagi.
> > Salam,
> > Firman
> >
.





 














      Firefox 3: Lebih Cepat, Lebih Aman, Dapat Disesuaikan dan 
Gratis.http://downloads.yahoo.com/id/firefox

Kirim email ke