Dilema seorang ikhwa di dunia kerja Dilema ini mungkin menjadi rekaman berulang yang banyak dialami para aktivis dakwah, kisah yang menjadi semacam kepastian yang akan dialami oleh para aktivis dakwah ketika mereka memutuskan untuk memasuki dunia kerja profesional.
Memang, inilah dunia kita sekarang ini wahai saudaraku, dunia yang lingkungan masyarakatnya masih menjauh dari nilai-nilai islam. Di satu sisi, penghasilan merupakan hal yang wajib untuk diusahakan oleh para ikhwan, terlebih lagi bagi kita yang sudah berkeluarga, terlebih lagi yang sudah mempunyai momongan. Sedang, menjaga kehormatan diri dan agama di lingkungan masyarakat kerja skr ini sungguh telah menjadi pekerjaan yang teramat sulit, memerlukan semangat jihad yang tinggi. Bagi ikhwan yg kerja di lingkungan islami yang nyunnah atau yang nyalafi tentunya hal ini bukanlah hal yang terlalu merisaukan, tapi bagi ikhwah yang terjun di lingkungan kerja professional yang bergelut dgn berbagai macam orang dan latar belakang maka pergesekan adalah hal yang musti terjadi. Kadang Gesekan itu terasa terlalu keras sehingga seorang ikhwan merasa dirinya terancam (keselamatan agamnya) dan akhirnya dengan teratur dia "menyngkir" dari tempat kerja-nya dgn harapan (lebih tepat keyakinan kuat dalam dirinya) akan mendapat pekerjaaan yang lebih aman bagi keselamatan diri dan agamanya. Dan, nyatanya yang terlihat. Lingkungan pekerjaan skr ini mayoritas kondisinya hampir sama dan merata, asing dengan seseorang yang mencoba berpegang teguh dengan islam. Sehingga ,kadang seseorang yang berusaha berpegang dengan islam dengan baik seringkali merasa tidak nyaman apabila berinteraksi dengan lingkungan kerja yang seperti ini. Dan bukanlah hal yang mustahil apabila seorang ikhwan mengundurkan diri dari tempat kerja yang lama kemudian berharap mendapat kerja yang lebih baik terpaksa harus menelan kekecewaan karena tempat keja pengganti pun ndak jauh beda dari pekerjaan yang ditinggalkan sbelumnya. Akhirnya, apabila dia punya keyakinan yang lebih kuat diapun mengundurkan diri dari tmpat kerja kedua, dengan teratur dan berharap mendapat tempat kerja ketiga yang lebih baik. Masih terekam dengan jelas nasehat ustad Abu Ihsan skitar 2 tahun lalu ketika beliau memberi ceramah mesjid kampus ITS surabaya. Solusinya ya bisnis ya akhi! Tapi bagi kita yang mau memulai menapak ke dunia bisnis atau yang sudah pernah mecicipinya akan punya bayangan. Maka kita menyadari, memulai bukanlah lebih mudah daripada menyempurnakan yang sudah ada. Begitu juga dengan memulai bisnis. Jadi, bagaimana kira-kira kita (baik terpaksa atau tidak) sekarang ini yang bekerja sebagai pegawai dalam suatu perusahaan menempatkan diri sebaik-baiknya dengan tetep mencoba berpegang teguh dengan agama ini? Mungkin di kalangan ikhwah fillah ada yang bisa memberikan pandangannya,...karena banyak ikhwan yang ana lihat menghadapi mslah seperti ini sangat lah bermanfaat nasehatmu saudaraku fillah. Akhukum filllah Abu Harits Website anda: http://www.assunnah.or.id & http://www.almanhaj.or.id Website audio: http://assunnah.mine.nu Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED] Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/assunnah/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/