Wa alaikum salam warohmatullah

InsyaALLAH itu menjadi tugas kita yang sudah paham memberitahu kepada yang
belum paham dengan hikmah.  
InsyaALLAH kalau semua orang mulai saling memberitahu dengan hikmah akan ada
kepahaman pada masyarakat.

Jazakallah Khair


-----Original Message-----
From: assunnah@yahoogroups.com [mailto:assun...@yahoogroups.com] On Behalf
Of Dr.Salamun Sastra
Sent: Monday, 22 February, 2010 1:51 AM
To: assunnah@yahoogroups.com
Subject: RE: [assunnah] Gelar Lc ?

Assalamualaikum

Saya sangat, sangat , sangat setuju dengan penjelasan sdr Danang.
Bahkan para sarjana Indonesia masih belum paham bedanya Professor dan
Doktor/PhD.

Bahkan para Professor sendiri secara tidak malu melebihkan profesornya
tersebut. Umumnya masyarakat tidak faham bahwa Profesor itu pangkat bukan
gelar !!!!

Masyarakat Indonesia tidak faham bahwa Profesor itu pangkat tertinggi
sebagai pendidik, dan berhubungan derngan skala gaji !!!!

Seorang Profesor hendaknya seorang Doktor; di Indonesia masih ada S1 yang
dipromosi menjadi Profesor !!!!Masya Allah, bagaimana ia dapat berdiskusi
dengan kesarjanaan yang hanya S1 itu.

Analogi di militer adalah kalau lulusan SMA menjadi jenderal, maka ia akan
berfikir dengan pundak bukan dengan otak !!!

Maaf, di Amerika Serikat tidak mungkin ini terjadi.

Ada suatu trend bahwa dibelakang suatu gelar dikaitkan tempat ia mendapat
gelar tersebut; maaf saja karena Perguruan Tinggi itu berbeda-beda
kualitasnya.

Sebagai contoh, saya sekarang berada di Sudan, saya sangat prihatin dengan
dengan para mahasiswa Indonesia yang mengambil pendidikan S2 apalagi S3
untuk bidang "ilmu" tertentu, karena prosesnya yang meragukan !!!!

Menjadi sarjana itu  suatu proses baik untuk otak , maupun perilaku, maaf,
baca doa saja keliru banget. kalau dibetulkan lalu bukannya mengkaji sebagai
ilmiawan tetapi malah bersikap defensif, bahkan melawan.

Di kawasan British, semua gelar kesarjanaan harus dikeluarkan, bukan
disembunyikan, lalu dibelakangnya ditulis tempat gelar tersebut diperoleh.

Di Indonesia, dokter spesialis dianggap S2, sangat keliru !!! Dokter
Spesialis itu skill/ketrampilan, bukan ilmu/Science !!

Di Belanda, di satu universitas tempat saya riset, jadi Doktor dulu baru
jadi spesialis. 

Demikian sedikit keterangan dari saya.

Wassalam

DR Dr Salamun Sastra SpM 

To: assunnah@yahoogroups.com
From: danang...@yahoo.com
Date: Fri, 19 Feb 2010 23:13:16 +0000
Subject: [assunnah] Gelar Lc ?

Assalamu'alaikum akhi, afwan berhubungan dengan email ke milist
as-sunnah, sbb:

Hadirilah
Tabligh Akbar Perangkap-Perangkap Setan

Bersama Ustadz Abu ....., Lc hafizhahullah
Insya Allah pada Jum'at, 26 Februari 2010 (HARI LIBUR NASIONAL)

Pukul : 08.30 s/d 10.30 WIB
Tempat : Masjid Nurul Irfan (Alumni), Kampus A Universitas Negeri
Jakarta (UNJ),

Sependek pengetahuan saya, beliau adalah lulusan IAIN
Bandung, jadi sepertinya tidak ada gelar Lc untuk para lulusannya.
Afwan, hal ini saya rasa penting untuk mendudukkan sesuatu tepat pada
porsinya. Gelar Lc umumnya diberikan oleh universitas Islam yang
menggunakan bahasa Arab sebagai pengantarnya. Di Indonesia, para ikhwan
jika mendengar ustadznya ada gelar ''Lc'' nya akan menduga ustadznya
adalah alumni LIPIA jakarta, atau UNIV Madinah KSA, atau Al-Azhar Mesir,
Ummul Qura Mekkah, King Su'ud Riyadh, dan semacamnya.

Afwan, dulu sekitar 7 tahun-an yang lalu, saya melihat pamflet salah
satu ustadz kita yang diberikan imbuhan murid Syaikh 'Abdullah bin Baaz,
padahal cuma beberapa kali ikut ''muhadharah'' (kajian umum) dengan
beliau. Ada juga yang diberi label murid Syaikh Shalih Fauzan, Syaikh
Muhammad al-'Utsaimin, padahal belum tentu benar.

Syaikh 'Ali Hasan dalam beberapa kitabnya menyebut bahwa gurunya
adalah termasuk Syaikh Muhammad al-'Utsaimin dan Syaikh Ibnu Baaz, namun
tidak pernah diberikan label kepada beliau sebagai murid kedua ulama
besar tersebut. Pengakuan seseorang bahwa ulama tersebut adalah gurunya,
tidak serta-merta menjadikan ia diakui sebagai murid dari ulama
tersebut.

Misal, saya menyebut Ustadz Fulan sebagai gurunya, namun tidak
serta-merta beliau mengakui saya sebagai muridnya, meskipun saya sudah
menyertai beliau hampir sepuluh tahun, misalnya.

Maaf ya, jika agak berkepanjangan.

Akhukum fillaah,

danang
==di bogor==

Kirim email ke