From: rami.th...@yahoo.co.id
Date: Sun, 7 Apr 2013 18:09:35 -0700 





Bismillaah...
Saya telah memberikan nama anak saya dengan nama "Mikail"  (nama Malaikat). 
Kemudian saya dapatkan pada sebuah buku kalau nama-nama malikat termasuk nama 
yang dilarang untuk diberikan kepada anak. Tolong penjelesannya mengenai ini. 
Syukron. 
>>>>>>>>>>>>>>>>
 
URUTAN NAMA-NAMA TERBAIK

Disunnahkan memilih nama terbaik, demikian dinyatakan oleh Imam Nawawi 
rahimahullah [1]. Dengan urutan-urutannya, seperti dipaparkan Syaikh Bakr Abu 
Zaid rahimahullah, secara ringkas sebagai berikut. 

Pertama. Dianjurkan penamaan dengan dua nama berikut, yaitu: 'Abdur-Rahmân dan 
'Abdullah. Keduanya merupakan nama yang paling dicintai Allah Subhanahu wa 
Ta’ala. Karena mengandung makna 'ubudiyah yang merupakan sifat hakiki manusia. 

Ibnu Umar Radhiyallahu anhuma meriwayatkan, bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi 
wa sallam bersabda: 

إِنَّ أَحَبَّ الْأَسْمَاءِ إِلَى اللَّهِ عَبْدُ اللَّهِ وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ

Nama-nama yang paling disukai oleh Allah ialah 'Abdullah dan Abdur-Rahmân. [HR 
Muslim 2132, dan lainnya] 

Kedua. Dianjurkan menggunakan nama ta'bid (penisbatan kata ‘abdan) kepada 
nama-nama Allah Subhanahu wa Ta’ala yang lain, seperti 'Abdul-'Aziz, 
'Abdul-Mâlik, 'Abdul-Ghafuur, 'Abdul-Kariim, dan lain-lain. Kata 'abdun 
(hamba), wajib dikaitkan dengan nama Allah Subhanahu wa Ta’ala . Karena itu, 
nama-nama semisal 'Abdur-Rasuul, 'Abdul-Ka'bah, 'Abdu 'Ali, semua initerlarang 
(haram). Ibnu Hazm rahimahullah telah mengutip ijma' para ulama tentang 
pengharamannya.[2] 

Ketiga. Nama-nama para nabi dan rasul Allah. Sebab mereka itu merupakan 
tokoh-tokoh terkemuka umat manusa. Mereka memiliki moralitas yang amat tinggi 
dan amalan yang bersih. Penamaan dengan nama-nama para nabi dan rasul akan 
membuat sifat-sifat dan perilaku baik mereka senantiasa terkenang. 
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: 

وُلِدَ لِي اللَّيْلَةَ غُلَامٌ فَسَمَّيْتُهُ بِاسْمِ أَبِي إِبْرَاهِيمَ 

Malam ini telah lahir anakku. Aku menamainya dengan nama ayahku, Ibrâhîm. [HR 
Muslim]

Dari Yuusuf bin 'Abdillah bin Salaam, ia berkata: "Nabi memberiku nama dengan 
nama Yuusuf". [HR. al-Bukhâri dalam al-Adabul-Mufrad, dan at-Tirmidzi dalam 
asy-Syamâ`il. Al-Hâfizh Ibnu Hajar berkata: "Sanadnya shahîh".]. 

Dan nama nabi yang paling utama, tentu nama-nama Rasulullah Muhammad bin 
Abdillah Shallalahu ‘alaihi wa sallam . 

Keempat. Nama-nama dari orang-orang shâlih. 
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda tentang orang-orang 
terdahulu: "Mereka itu memberi nama (anak-anaknya) dengan nama-nama nabi-nabi 
dan orang-orang shâlih sebelumnya". [HR. Muslim]

Dalam konteks ini, para sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah 
para pelaku utama sebagai kaum yang shâlih.
 
PETUNJUK DARI NAMA YANG BAIK
Syaikh Bakr Abu Zaid rahimahullah menyatakan, tingkat keagamaan dan ketaatan 
seorang ayah dapat pula ditelisik dari nama-nama anak-anaknya. Pemilihan nama 
yang baik (sesuai dengan syariat) ini menandakan besarnya pengaruh dan 
keterikatan seorang ayah dengan petunjuk Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa 
sallam . Pemilihan nama yang baik dan indah, juga menunjukkan lurusnya akal 
sang ayah dari segala pengaruh yang bisa membelokkannya dari upaya berbuat baik 
kepada anak. 

Oleh karena itu, seorang ayah dituntut untuk memilihkan nama bagi buah hatinya 
sesuai dengan ketentuan-ketentuan syariat dan mengacu pada bahasa Arab, supaya 
tidak berbuat jinâyah (jahat, tindakan jelek) kepada anak-anak lantaran 
memilihkan nama yang buruk.
 
DAMPAK BURUK BAGI UMAT ISLAM 
Meski hanya sebuah nama, namun nama-nama itu sangat jelas berpengaruh bagi umat 
Islam itu sendiri. Ketika nama-nama orang-orang kafir mendominasi, ini berarti 
lebih mengutamakan nama-nama orang-orang yang tidak beriman. Yang secara tidak 
langsung, itu menjadi pertanda kelemahan dan rasa rendah diri. Realita ini 
dapat diketahui dari kebiasaan tabiat manusia, ia akan takjub kepada 
orang-orang yang berhasil memegang tongkat kemenangan. Akibat yang kemudian 
timbul, ialah jati diri sebagai seorang muslim akhirnya bisa pudar. Padahal, 
seorang yang beriman dituntut untuk bangga dengan keimanan dan keislamannya di 
hadapan orang kafir. Dengan demikian, apabila kaum Muslimin lebih memilih 
nama-nama orang-orang kafir, maka sesungguhnya, sadar atau tidak telah 
mengelu-elukan dan menyanjung mereka.

Selengkapnya baca di 
http://almanhaj.or.id/content/3341/slash/0/jauhi-nama-nama-orang-kafir-bagi-buah-hati-anda/
 
Wallahu Ta'ala A'lam
 



                                          

Kirim email ke