Semeton semuanya

 

Kita sebagai orang Bali yang juga orang Indonesia jangan berfikir sempit
dong...

Kalau Pariwisata di Lombok menggeliat dan menjadi makin bagus, tentu ini
bukan saingan untuk Bali..segmentasi pariwisata Lombok dan Bali kan
berbeda...

Bali lebih menekankan pada wisata budaya, mungkin Lombok pada bidang
lain...lagipula kalau Lombok berkembang, secara Nasional Indonesia tetap
untung...
Justru dengan berkembangnya Lombok maka beban kependudukan di Bali akan
berkurang, arus migrasi orang-orang Lombok, NTB, NTT datang ke Bali akan
berkurang karena telah diserap oleh Lombok...

Lombok bukan saingan untuk Bali, mari maju bersama-sama..

Lagi pula bayangkan efek lingkungan dan sosial bagi bali kalau Bali
berkembang terlalu pesat tanpa ada control tentang kependudukan (tanpa
ada pembatasan jumlah pendatang yang masuk Bali) maka Bali akan mulai
krisis beraneka ragam: erosi buday, kekurangan air bersih, tanah-tanah
menjadi makin mahal tidak bisa dibeli bahkan oleh orang-orang bali
sendiri, krisis sosial (makin banyak kejahatan) di Bali oleh kaum
pendatang dsb...

 

Suksme

GNA 

 

-----Original Message-----
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf
Of Putra Semarapura
Sent: Friday, May 23, 2008 6:46 AM
To: bali@lp3b.or.id
Subject: [bali] Lombok Bakal Disulap seperti Bali

 


Mengutip artikel dari link nusabali, Issue mega proyek pariwisata di
lombok yang akan menyaingi pariwisata di bali di kemudian hari, Issue
landasan pacu bandara di bali yang masih 3000 meter dan menurut pihak
Angkasa Pura I Pusat runway Bandara Ngurah Rai tidak akan diperpanjang
sebelum tahun 2025, sepertinya menarik untuk di angkat dijadikan bagian
dari program kampanye para kandidate gubernur bali yang sedang bertarung
untuk memperebutkan pengaruh rakyat bali. Bagaimanapun juga Pariwisata
dan Airport merupakan stimulus (pemicu) dari lapangan pekerjaan
masyarakat bali.

calon gubernur Winasa yang sejak menjadi bupati jembrana sudah
memperjuangkan pembangunan airport baru di bali di daerah jembrana
sebagai jawaban dari permasalahan bandara ngurah rai bali yang sudah
krodit dan runway nya pendek. Solusi serta keberanian Winasa
kemungkinan akan mendapatkan dukungan suara significant dari para pelaku
pariwisata di bali pada umumnya. sayangnya, karena keinginan calon
gubernur Winasa membangun airport baru di bali barat mungkin akan
mendapatkan hambatan dari para penduduk bali selatan khususnya pelaku
wisata di denpasar yang sudah bertahun-tahun menikmati rejeki pariwisata
dari keberadaan bandara ngurah rai di denpasar.  calon gubernur bali
lainnya seperti Mangku Made Pastika ataupun Cokorda Budi Suryawan
mungkin perlu ikut mengangkat issue ini jika ingin mendapatkan dukungan
pelaku pariwisata, salah satunya dengan memperjuangkan percepatan
perpanjangan runway bandara ngurah rai yang sudah ada dari 3000 meter
menjadi 4500 meter, minimal seperti panjang runway airport baru di pulau
lombok yang 4500 meter. 

http://www.nusabali.com/opendoc.php?page=0&id=20598&date=2008-05-22%2021
:34:57

Bali sebagai kawasan wisata internasional bakal mendapat saingan berat
dari daerah tetangga di masa datang. Ini menyusul rencana pengembangan
megaproyek pariwisata Lombok, yang bakal disulap seperti BTDC Nusa Dua,
Bali. Pihak BTDC (Bali Tourism Development Corporation) selaku
pengembang pariwisata Bali juga membenarkan rencana proyek tersebut. 

Megaproyek kawasan wisata elit di Lombok, NTB ini digarap investor
pengembang properti dari Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), yakni Emaar
Properties. Rencananya, pihak Emaar Properties akan memulai megaproyek
ini tahun 2008. Megaproyek lokasi wisata megah Nusa Dua ala Lombok ini
diperkirakan bakal menelan biaya 600 juta dolar AS atau sekitar Rp 5,446
triliun.

Sementara itu, Direktur Utama (Dirut) BTDC, I Made Mandra memperkirakan
kawasan pariwisata mega di Lombok itu sudah bisa dinikmati tamu, 3 tahun
mendatang. Kawasan peristirahatan nan mewah itu nantinya akan diisi
vila, dan hotel berbintang lima ke atas. Sedangkan pangsa pasar utamanya
adalah wisatawan Timur Tengah. Diharapkan, dengan selesainya pembangunan
dan pengoperasian Bandara Internasional di Penujak, Lombok Tengah,
wisatawan dari Timur Tengah bisa langsung terbang dari negaranya ke
Lombok. Apalagi, jarak bandara internasional ke lokasi wiasata mewah
yakni Pantai Kuta dan Tanjung di Lombok itu hanya sekitar 16 km.
Ditambahkan Mandra, luas lahan yang akan dikembangkan jadi kawasan
wisata elite di Lombok seluas 1.175 hektare. Jadi, luasnya 4 kali kali
luas kawasan BTDC Nusa Dua, Bali.

Satu kendala bagi Bali untuk menggaet wisatawan manca negara dalam
jangka panjang jika tak ingin disalip 'tetanganya' itu, adalah masalah
bandara. Sekadar perbandingan, Bandara Internasional Penujak (Lombok)
akan dibangun dengan panjang runway (landas pacu) 4.500 meter. Sedangkan
Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban, yang jadi kebanggaan Bali, hanya
punya runway 3.000 meter. Dengan kondisi seperti ini, tidak mungkin bagi
Bandara Ngurah Rai melayani pesawat berbadan besar sepertu Air Bus.
Sebaliknya, Bandara Internasional Penujak bisa melayani pesawat berbadan
besar yang mengangkut lebih dari 500 penumpang. Kondisi ini sudah lama
dikeluhkan kalangan pelaku pariwisata di Bali. Wacana untuk pengembangan
Bandara Internasional Ngurah Rai pun sudah digaungkan sejak 3 tahun
silam, ketika isu pembangunan Bandara Internasional Penujuk mulai
merebak pada 2005. Setahun lalu, Wapres Jusuf Kalla sudah
menginstruksikan agar runway Bandara Ngurah Rai diperpanjang menjadi
4.000 meter dari semula 3.000 meter. Namun, sesuai rencana pengembangan
yang dijalankan pihak Angkasa Pura I Pusat, runway Bandara Ngurah Rai
tidak akan diperpanjang sebelum tahun 2025. Dengan dibangunnya bandara
internasional di Lombok Tengah, sebagian wisman kemungkinan akan
langsung mendarat di Lombok, tanpa singgah ke Bali. Apalagi, di wilayah
NTB banyak kawasan wisata menarik. Dari sana, turis bisa melihat Bali,
termasuk keberadaan Pura Narmada.

Kalau 10 persen saja wisman yang mendarat di Lombok tidak meneruskan
perjalanan ke Bali, berarti pemasukan Bali akan hilang sekitar 170 juta
dolar AS per tahun. Asumsinya, sebagaimana pernah diungkapkan Menbudpar
Jero Wacik beberapa waktu lalu, sekitar 1,7 juta turis asing per tahun
diharapkan datang ke Bali. Hitung-hitungan bisnis, turis asing yang
masuk ke Bal rata-rata memberi pemasukan 1.000 dolar AS per orang, dari
belanja, penginapan, dan lainnya

modal paling mendasar bagi Bali jika ingin bersaing dengan Lombok, tentu
saja, harus mengembangkan Bandara Internasional Ngurah Rai yang sekarang
sudah krodit. Perluasan bandara, kata dia, menjadi satu keharusan,
sehingga pesawat pesawat berbadan besar bisa mendarat di Bali. Selama
ini, pesawat besar besar dari Eropa lebih banyak singgah di Singapura.
Maklum, runway (landasan pacu) Bandara Ngurah Rai hanya sepanjang 3.000
meter, itu pun cuma satu runway. Padahal, untuk bisa melayani pedawat
besar seperti Air Bus, Bandara Ngurah Rai minimal harus punya landasan
pacu sepanjang 3.600 meter.

 

________________________________

Gesendet von Yahoo! Mail
<http://us.rd.yahoo.com/mailuk/taglines/isp/control/*http:/us.rd.yahoo.c
om/evt=52427/*http:/de.overview.mail.yahoo.com> . 
Dem pfiffigeren Posteingang.

Kirim email ke