Salut pak...
Artikelnya bagus
Mari kita tingkatkan persatuan
dan NGAYAH sama2 untuk
Bali khususnya dan Indonesia Umumnya !!!
Salam sukses.

*Smart Business Global BALI <http://www.sbgbali.com> , Terapi Air Aktif
bantu Penyembuhan <http://www.oxy.sbgbali.com> ,
Daeler Pulsa Indonesia <http://www.pulsa.sbgbali.com> ,
Broadband<http://www.broadband.sbgbali.com>, Domain
Hosting <http://www.domainhosting.sbgbali.com> ,
Lovina Online <http://www.lovina.sbgbali.com> , Jatiluwih
Online<http://www.jatiluwih.sbgbali.com>
 *
Telkomsel : 081236344686 , 081338278398
Indosat : 08563706775 , Xl : 081999051962
My profiles: Facebook <http://www.facebook.com/sbgbali>
Facebook<http://www.facebook.com/liabali>
Facebook <http://www.facebook.com/stokist.singaraja>
Twitter<http://twitter.com/sbgbali>
Flickr <http://www.flickr.com/photos/sbgbali> Yahoo
Answers<http://pulse.yahoo.com/_LHNSWM24AVCDHWCT2UGEFGP42Q>
XING <https://www.xing.com/profile/ArixLiani_Ketut>
Plurk<http://www.plurk.com/sbgbali>
Blogger <http://www.oxy-oslim.blogspot.com>
Google<http://groups.google.com/group/oxy-sbgbali/>
Ning <http://www.forumprobali.ning.com> WordPress<http://liabali.wordpress.com>
WordPress <http://sbgbali.com/blog/> Delicious<http://delicius.com/sbgbali/>
Friendster <http://www.friendster.com/sbgbali>
TypePad<http://profile.typepad.com/oxyoslim>
StumbleUpon <http://www.stumbleupon.com/stumbler/sbgbali12/>
Contact me: [image: Google Talk/] sbgb...@gmail.com [image: Skype/]
sbgbali [image:
MSN/] sbgb...@live.com [image: Y! messenger/] sbgb...@yahoo.com [image: Y!
messenger/] liab...@ymail.com
Signature powered by
<http://www.wisestamp.com/email-install?utm_source=extension&utm_medium=email&utm_campaign=footer>
WiseStamp<http://www.wisestamp.com/email-install?utm_source=extension&utm_medium=email&utm_campaign=footer>



2010/11/7 Gde Wisnaya Wisna <gdewisn...@gmail.com>

> *BALI MENYIMPAN BANYAK BEBAN*
>
> Oleh : Gde Wisnaya Wisna
>
> Seorang ahli psikoanalisa dari Jerman yang sangat terkenal dan hidup antara
> tahun 1856 s/d 1939 yaitu Sigmon Freud, pernah mengatakan bahwa manusia
> hidup memiliki 2 naluri, yaitu naluri kehidupan dan naluri kematian. Naluri
> kehidupan merupakan dorongan spontan dari dalam diri manusia untuk hidup dan
> tumbuh, termasuk keinginan untuk mempertahankan kehidupan. Sementara naluri
> kematian adalah dorongan spontan dari dalam diri manusia berkaitan dengan
> keinginan mengakhiri kehidupannya menuju kematian, dan juga keinginan
> menghancurkan pihak lain. Kedua naluri ini berdampingan dan tidak bisa
> dipisahkan satu dengan lainnya. Baik naluri untuk bertahan hidup maupun
> naluri untuk menghancurkan eksis bersama dalam satu pribadi manusia yang
> utuh..
>
>     Dalam konteks yang disampaikan oleh Sigmon Freud tersebut, Bali
> nampaknya harus mawas diri dalam melangkah ke masa depan. Berbagai peristiwa
> yang terjadi belakangan ini seperti penggugatan Perda RTRW Bali oleh
> sekelompok masyarakat Bali sendiri, pencurian pretima , kerusakan lingkungan
> dan konflik adat sangat membuat miris hati kita. Sejauh ini Bali dikenal
> dengan sebutan banyak nama yang indah-indah, seperti Pulau Dewata, Pulau
> Seribu Pura, Pulau Sorga, Pulau Kahyangan dan lain-lain. Tentu orang luar
> yang mengagumi Bali yang memberikan nama tersebut. Tahun 2009 Bali juga
> menjadi pulau tujuan wisata terbaik di asia pasifik. Tapi kecendrungan
> perkembangan Bali ternyata menjauh dari makna nama-nama tersebut.
>
>
>
> *Terganggunya Parhyangan *
>
>     Tanpa disadari, naluri orang Bali untuk menghancurkan dirinya sendiri
> kini sedang bekerja dengan laju yang mengkhawatirkan.Tiga pilar kehidupan
> orang Bali, yaitu *parhyangan, palemahan dan pawongan*, sedang mengalami
> ujian berat. Di bidang *Parhyangan*, misalkan soal radius kesucian pura
> yang sedang digugat di Mahkamah Agung oleh semeton Bali. Pura adalah tempat
> suci orang Hindu di Bali dalam melaksana upacara dan upakara agama. Karena
> kesuciannya yang perlu dilindungi, perda RTRW Bali telah mengatur agar jarak
> 5 km dari Pura tidak dibangun fasilitas pariwisata, yang mungkin mencemari
> kesucian Pura. Aturan ini rupanya tidak disenangi oleh investor. Dan melalui
> tangan-tangan orang Bali sendiri, yaitu sebagian dari masyarakat Pecatu,
> investor ingin agar MA menganulir ketentuan tersebut. Jika MA mengabulkan,
> maka sudah bisa dibayangkan, bahwa tidak akan ada sejengkal tanah Bali yang
> disisakan oleh investor. Masih soal yang berkaitan dengan bidang parhyangan,
> kedamaian kehidupan agama di Bali juga diguncang melalui pencurian
> benda-benda sakral di Pura, yaitu pretima-pretima yang merupakan perlambang
> dari Betara-Betari, yang disungsung dan dipuja umat Hindu di Bali. Yang
> mengejutkan, pencurinya adalah orang Bali, sementara penadahnya orang asing.
> Tidak tanggung-tanggung, sebanyak 150 pretima yang ditemukan di salah satu
> Villa milik seorang warga Negara Prancis.
>
>
>
> *Kehancuran Palemahan*
>
>     Destruksi *palemahan* Bali semakin hari akan semakin sulit dibendung
> bila tidak dikawal dengan waspada. Tentu memori kita masih menyimpan dengan
> baik, bagaimana kasus Loloan Yeh Poh di Kuta Utara cukup menggemparkan di
> tahun 2007 yang lalu. Investor sudah memiliki HGB menyender campuan
> sungai/loloan yang dianggap suci oleh masyarakat. Investor menginginkan
> Loloan tersebut menjadi resort wisata. Padahal ada SK Bupati Badung yang
> melarang membangun resort wisata di daerah loloan. Masyarakat di 8 desa adat
> disana protes. Setiap sudut palemahan Bali bagi investor ibarat gadis
> cantik. Apalagi kalau sudah menyangkut gunung, sungai maupun danau. Begitu
> juga halnya dengan danau Buyan yang sangat diminati oleh investor. Padahal
> danau Buyan adalah kawasan Suci yang menjadi sumber mata air utama bagi
> masyarakat. Kemudian, sampai saat kini masih tetap ada yang mencoba
> melanjutkan upaya eksplorasi panas bumi di daerah hulu Bali, yaitu Bedugul.
> Benar-benar, nasib palemahan Bali kian mengkhawatirkan karena wilayah
> hutannya juga sudah sangat berkurang. Ada sekitar 18,4 % hutan Bali dalam
> keadaan kritis akibat penebangan liar oleh orang Bali yang tidak terkendali,
> selain sebanyak 264 hektar hutan juga dibakar oleh orang Bali. Sampah
> plastic maupun sampah beracun juga mulai mengancam palemahan Bali dan sampai
> sekarang perda yang akan mengaturnya belum selesai dibuat oleh DPRD.
> Palemahan Bali yang kecil ini sebentar lagi tidak akan mampu memberikan daya
> dukung bagi kehidupan mahluk hidup, karena setiap jengkal tanah sudah
> dikapling.
>
>
>
> *Konflik Meluas*
>
>     Bidang *pawongan* tidak kalah gawatnya. Konflik adat yang banyak
> bermunculan dalam 2 pekan ini menyajikan drama sosial dalam episode yang
> menyedihkan. Lihatlah konflik di Cemagi Badung. Kemudian konflik di Gianyar
> antara dusun Ketandan dan dusun Tegalingah. Dan yang paling menyedot
> perhatian, konflik sengketa tanah di desa Lemukih antara masyarakat desa
> adat dengan pemegang sertifikat tanah. Perang batu antara pihak yang
> bertikai dan bahkan saling membakar rumah maupun membunuh telah terjadi
> dalam konflik-konflik tersebut. Pun tidak hanya dalam setiap konflik adat
> saja terjadi kekerasan. Beberapa bulan lalu juga terjadi korban akibat
> konflik antar pemuda saat terjadi gerak jalan agustusan di Buleleng.
> Jelaslah, sudah mulai punah konsep hidup orang Bali yang begitu luhung
> dinyatakan dalam pepatah “*paras paros sarpanaya selunglung sebayantaka*”.
> Keseimbangan dan keselarasan hubungan antar manusia begitu mudah tergelincir
> menjadi konflik. Sesama orang Bali lantas bisa saling menghancurkan.
> Gambaran buram masalah sosial dan kemasyarakatan Bali makin dilengkapi
> dengan perilaku generasi mudanya yang suka mabuk-mabukan dan mengkonsumsi
> miras oplosan. Kita sering membaca, makin banyak saja korban mati anak-anak
> muda karena menenggak minuman keras yang dioplos.
>
>
>
> *Mengawal Transformasi Sosial*
>
>     Bali sedang mengalami suatu proses transformasi sosial. Transformasi
> sosial diartikan sebagai perubahan yang menyangkut berbagai aspek kehidupan,
> seperti tata nilai, pranata sosial, wawasan, cara berpikir, atau kebiasaan
> yang telah lama terjadi di masyarakat dan sebagainya. Perubahan nilai-nilai
> yang dibawa dalam proses transformasi ini memberikan ekses negatif
> sebagaimana berdampak pada hal-hal yang telah dijelaskan diatas. Perlu
> pengawalan dalam proses transformasi tersebut, sehingga dapat berlangsung
> dengan harmonis. Siapakah yang bertugas mengawal ? Tidak lain adalah para
> pemimpin formal maupun non-formal mulai dari tingkatan paling bawah sampai
> paling atas. Segala sesuatu akan bersumber dari pemimpinnya, termasuk
> berbagai kebijakan yang dikeluarkan. *Leadership* yang mampu mengelola
> proses transformasi sosial yang akan menyelamatkan Bali dari naluri kematian
> dan penghancuran.(***)
>
>
>
>
> --
> Gde Wisnaya Wisna
> Jl.Dewi Sartika Utara 32A
> Singaraja-Bali
>
>

Kirim email ke